Helping people to help themselves

Demak58

Friday, June 26, 2015

Teori Peksos " Teori Sistem "


BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang dan Perkembangan Teori Sistem

Teori sistem memiliki pengaruh yang penting dalam pekerjaan sosial sejak tahun 1970 dan telah menjadi hal yang kontroversi dalam jangka waktu yang panjang. Secara konvensional teori sistem dibedakan dalam dua bagian sebagai berikut :

1.    Teori Sistem General

2.    Teori Sistem Ekologis

Ada beberapa percobaan untuk membedakan dari teori sistem sosial yang berdasarkan analisis sosiologis terhadap sistem dalam masyarakat ( De Hayos Dan Jensen, 1985 ). Mancoste (1981) menyatakan bahwa awal terpenting dari suatu teori sistem dalam sosiologi bertumpu pada teori Darwin oleh Herbert Spencer Siporin berpendapat bahwa penelitian peninjauan sosial pada akhir abad 19, teori informasi, sekolah ekologis Cicago sosiologis pada tahun 1930-an. Hearn (1958 – 1969 ), teori sistem dalam pekerjaan sosial pengaruh terbesar adalah terjemahan penerapan sistem dalam praktek.

Teori sistem dipetakan oleh George Ritzer pada paradigma fakta sosial, dimana penggunaan teori ini dikhususkan pada masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan nilai-nilai, institusi atau pranata sosial yang mengatur dan menyelenggarakan eksistensi kehidupan masyarakat.

Teori sistem memfokuskan pada aspek-aspek relasi antara orang-orang dan lingkungan mereka. Teori ini mengungkapkan fakta bahwa individu secara konstan berinteraksi dengan individu lain. Ketika seorang bertindak sesuai dengan sistem, maka seseorang tersebut mempengaruhi perubahan dalam sistem, sebaliknya mungkin mempengaruhi individu. Perspektif sistem penting untuk pekerja sosial karena mereka menekankan fokus sosial, sebagai lawan dari konseling, psikoterapi atau banyak profesi lain, yang menekankan pada kelayan. Namun, dalam pendekatan mereka terhadap isu-isu sosial terutama pekerja sosial dengan individu cocok dengan tatanan sosial yang ada, sehingga mereka reformis terutama terkait dalam kelayan individu. Perhatian pekerjaan sosial adalah dengan keadilan sosial masyarakat atau perubahan sosial serta kerja interpersonal. Perspektif sistem mewakili pandangan ini, melihat pekerjaan sosial sebagai pekerja yang peduli dengan tatanan sosial yang berkembang lebih efektif, ketimbang mempromosikan perubahan sosial yang radikal.

Intervensi sistem sangat dekat digariskan dengan ethos pekerja sosial yang mencakup kepercayaan bahwa faktor seperti kemiskinan, racism, sexism atau gelandangan mempengaruhi individu secara psikologis.

Sebagai contoh, misalnya masalah hukum adat yang mempengaruhi segi kehidupan ekonomi masyarakat atau nelayan tradisional, atau lebih kongkrit lagi misalnya jika kita ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari nilai-nilai dalam hukum adat “nedosa” terhadap persepsi masyarakat tentang perkawinan dalam masyarakat adat Sangihe, sehingga dengan adanya fenomena dalam satu aspek akan mempengaruhi aspek-aspek lain dalam kehidupan masyarakat. Masih banyak permasalahan sosial, politik, ekonomi, pendidikan yang dapat dikaji dengan menggunakan teori sistem. Dalam hal ini, metode menjadi sangat penting relevansinya dalam mengungkap tingkat hubungan. Sebagaimana pendapat Ritzer, metode yang digunakan dalam bedahan teori sistem adalah metode kuisioner. Metode ini tergolong dalam jenis penelitian kuantitatif.

Orang yang paling giat mengembangkan teori sistem adalah Niklas Luhman dan Kenneth Bailey, keduanya hidup pada abad 20. Sebelum kedua ilmuan di atas, pakar lain yang membicarakan sistem adalah Walter Buckley (1967) melalui karyanya “Sociology and Modern Systems Theory”.


1.2 Tujuan

Adapun penjelasan dari latar belakang dan perkembangan teori sistem memberikan sedikit gambaran tentang teori sistem yang akan dipaparkan pada bab pembahasan. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memperdalam pembahasan dan mengetahui lebih lanjut tentang teori sistem untuk pekerjaan sosial.

Dari tujuan tersebut, maka bisa diambil gambaran tentang difinisi teori sistem berdasar para ahli, konsep, ciri – ciri, macam dan jenis, manfaat serta bagaimana pengaplikasiannya dalam menyelesaikan suatu masalah sosial.


1.3 Rumusan Masalah

Tujuan yang telah kami paparkan sebelumnya memberikan batasan – batasan masalah yang akan kami bahas lebih lanjut pada bab pembahasan.


 Secara rinci kami akan membahas bagian – bagian dari teori sistem :

1.      Definisi dari teori sistem menurut beberapa ahli.

2.      Konsep teori sistem.

3.      Ciri – ciri dari teori sistem.

4.      Macam dan jenis teori sistem.

5.      Manfaat dari teori sistem.



BAB II

PEMBAHASAN


2.1    Definisi Teori, Sistem dan Teori Sistem

1.    Teori yaitu dalil (ilmu pasti), ajaran atau paham tentang sesuatu berdasarkan kekuatan akal (ratio), patokan dasar atau garis-garis dasar sains dan ilmu pengetahuan serta pedoman praktek.

2.    Sistem adalah pengertian yang paling banyak dipakai dalam ilmu politik dan hubungan internasional pada saat ini. Sistem dapat dijelaskan sebagai kerangka teoritis untuk mengumpulkan data mengenai fenomena politik, kesatu integrasi saling berhubungan berdasarkan serangkaian hipotesa variabel politik, misalnya sistem internasional yang melibatkan pemerintah dunia dan serangkaian hubungan diantara variabel politik dalam sebuah sistem internasional misalnya sistem bipolar.

3.    Sistem dapat diartikan sebagai kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur/elemen. Unsur, komponen atau bagian yang banyak ini satu sama lain berada dalam keterkaitan yang mengikat dan fungsional. Masing-masing kohesif satu sama lain, sehingga ketotalitasan unit terjaga utuh eksistensinya.

4.    Sistem menurut Carl. D. Friedrich (dalam buku “Man and his Government”)

Apabila beberapa bagian yang berlainan dan berbeda satu sama lain membentuk suatu kesatuan, melaksanakan hubungan fungsional yang tetap satu sama lain serta mewujudkan bagian-bagian itu saling tergantung. Sehingga kerusakan suatu bagian mengakibatkan kerusakan keseluruhan.

5.    Teori sistem menurut Michael Rush dan Philip Althoff (1988:19)

Rush dan Althoff  menyatakan bahwa gejala sosial merupakan bagian dari politik tingkah laku yang konsisten, internal dan reguler dan dapat dilihat dan dibedakan. Kita dapat menyebutnya sebagai sistem sosial, sistem politik dan sejumlah sub-sub sistem yang saling bergantung seperti ekonomi dan politik.

6.    Teori sistem menurut David Easton (1984;395)

Adalah suatu model yang menjelaskan hubungan tertentu antara sub-sub sistem dengan sistem sebagai suatu unit yang (yang bisa saja berupa suatu masyarakat, serikat, buruh, organisasi pemerintah).

Menurut S.P Varma (1990:298), definisi di atas dapat dikelompokkan ke dalam tiga komponen yaitu : (1) alokasi nilai-nilai, (2) alokasi sebagai kewenangan, dan (3) alokasi-alokasi otoritatif sebagai suatu yang mengikat masyarakat secara keseluruhan.

7.    Teori sistem menurut Kneer (dalam Hardiman, 2008)

Teori sistem merupakan sebuah teori yang mencoba menjelaskan tentang keteraturan. Kata sistem berasal dari bahasa Yunani “to systeme” yang berarti susunan. Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan dalam arti kesatuan yang lebih daripada sekedar jumlah bagian-bagiannya, suatu jumlah unsur-unsur dan juga hubungan diantara mereka satu sama lain.

8.    Teori sistem menurut Fisher

Adalah seperangkat prinsip yang terorganisasikan secara longgar dan sangat abstrak, yang berfungsi mengarahkan pikiran kita namun terikat pada berbagai penafsiran.

Teori sistem merujuk pada serangkaian pernyataan mengenai hubungan diantara variabel dependen dan independen yang diasumsikan berinteraksi satu sama lain. Artinya perubahan dalam satu atau lebih dari satu variabel bersamaan atau disusul dengan perubahan variabel lain atau kombinasi variabel.          

Anatol Rapoport menyatakan, “satu kesatuan yang berfungsi sebagai satu kesatuan karena bagian-bagian yang saling bergantung dan sebuah metode yang bertujuan menemukan bagaimana sistem ini menyebabkan sistem yang lebih luas yang disebut sistem teori umum”.

Inti dari pemahaman teori sistem adalah “setiap bagian berpengaruh pada keseluruhan” atau sesuatu tidak dapat ada tanpa kehadiran yang lain. Ketika organisasi dipandang sebagai sebuah sistem sosial, maka seluruh aspek harus diperhatikan atau dianggap penting.


2.2   Konsep Teori Sistem

Anderson et al. (1999) menekankan bahwa teori sistem mengintegrasikan kontinum atomistik-holistik. Artinya, mengharuskan kita untuk berpikir tentang unsur-unsur sosial dan pribadi dalam setiap situasisosial serta, dan pada saat yang sama, melihat bagaimana elemen-elemen berinteraksi satu sama lain untuk mengintegrasikan ke dalam seluruh bagian dari sistem.

Gagasan sistem dalam pekerjaan sosial memiliki dasar dalam teori sistem umum oleh Van Bertalanfly ( 1971 ) ini merupakan teori biologis yang tujuannya adalah semua organisasi yang merupakan sebuah sistem, terdiri dari sub – sub sistem dan bagian dari super sistem. Teori ini diaplikasiakan dalam sistem sosial seperti Grup, keluarga dan masyarakat dan juga sistem biologis.

Maksud dari konsep teori sistem sebagai berikut ;

1.    sistem adalah kesatuan dengan batas fisik dan mental di mana penukaran energi melalui batas tersebut.

2.    sistem tertutup dan tidak ada penukaran tempat yang melewati batas.

3.    sistem terbuka di mana energi menyeberangi batas dengan dapat menembus.

Scott menyatakan bahwa “satu-satunya cara yang bermakna untuk mempelajari organisasi adalah sebagai suatu sistem”. Ia mengemukakan bahwa bagian-bagian penting organisasi sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap individu dalam organisasi. Struktur formal, pola interaksi informal, pola ststus dan peranan menimbulkan pengharapan-pengharapan.

Konsep sistem berfokus pada pengaturan bagian-bagian, hubungan antara bagian-bagian dan dinamika hubungan tersebut yang menumbuhkan kesatuan.

Teori sistem mengenal dua konsep krusial yaitu:

1.    Entropi

Adalah kecenderungan sistem menggunakan energi mereka sendiri untuk disimpan.

2.    Negentropi

Kecenderungan sistem pada struktur yang lebih besar.

Sistem dalam suatu masyarakat yang tertutup cenderung entropis, sementara sistem pada masyarakat yang terbuka cenderung negentropis.

   Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem yang luas maupun dengan subsistem yang tercakup di dalamnya. Contohnya dalam interaksi antar keluarga disebut sebagai sistem, anak merupakan subsistem dan masyarakat merupakan suprasistem. Selain kaitannya secara vertikal juga dapat dilihat hubungannya secara horizontal suatu sistem dengan berbagai sistem yang sederajat. Dalam pandangan Talcott Parsons, masyarakat dan suatu organisme hidup di dalam suatu sistem yang terbuka yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Sistem kehidupan ini dapat membentuk sistem dan interaksi pertukaran antar sistem itu dengan lingkungannya. Sistem kehidupan ini dapat membentuk sistem dan interaksi pertukaran antar sistem itu dengan lingkungannya.

Dalam cakupan pengertian sistem termuat adanya berbagai komponen (unsur), berbagai kegiatan (menunjuk fungsi dari setiap komponen), adanya saling hubungan serta ketergantungan antar komponen, adanya keterpaduan (kesatuan organis = integrasi) antar komponen, adanya keluasan sistem (ada kawasan di dalam sistem dan di luar sistem), dan gerak dinamis semua fungsi dari semua kompo­nen tersebut mengarah (berorientasi = berkiblat) ke pencapaian tuju­an sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu. Bertolak dari identifiakasi sistem tersebut, akan disajikan beberapa batasan sistem untuk diarifi seperlunya, batasan sistem tersebut, adalah:

1.      Sistem adalah komposisi (susunan yang serasi) dari fungsi komponennya.

2.      Sistem adalah rangkaian komponen yang saling berkaitan dan berfungsi ke arah tercapainya tujuan sistem yang telah ditetapkan lebih dahulu. (Warijan, dkk., 1984: 1)

3.      Sistem adalah pengkoordinasian (pengorganisasian) seluruh komponen serta kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu.

4.      A system is an organized or complex whole; an assemblage or combination of  things or parts forming a complex or unitary whole. (Johnson, Kast, dan Rosenzweig, 1973: 4).

Pengertian dan ciri-ciri sistem atau pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisis (misalnya: sistem tata surya), dapat dihubungkan dengan analisis biotis (misalnya: jaring-jaring ekologis, koordinasi tubuh manusia) dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya: kehidupan ekonomis, gejala pendidikan, pola nilai hidup). Analisis sistem sosial relatif lebih rumit dibanding analisis sistem fisis dan sistem biotis, sistem sosial pada umumnya dan khususnya sistem pendidikan bersifat terbuka, yaitu suatu sistem yang mudah dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar sistemnya (rentan terhadap pengaruh luar), misalnya: sistem penanganan masalah PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) mudah dipengaruhi oleh situasi masya­rakatnya (supra sistemnya). Karakter sistem penanganan masalah PPKS yang bersifat terbuka ini menuntut konsekuensi penyelenggaraan penanganan masalah PPKS yang kritis (dalam mawas diri) dan kreatif (dalam mencari alternatif pengembangan yang positif) secara berkesinambungan.

Pokok-pokok teori sistem Luhmann didasari oleh teori sistem sosial yang dibangun oleh Talcott Parsons. Meskipun begitu bukan berarti teori sistem Luhmann membebek pada teori sistem Parsons. Teori sistem Luhmann memiliki pola pemikirannya sendiri :

1.      Autopeiesis

Adalah satu ciri khas dari teori sistem Luhmann. Autopeiesis berasal dari bahasa Yunani  yaitu (Auto=sendiri) dan (Poiein=membuat).

Jadi Autopoiesis diartikan sebagai mengorganisasikan diri sendiri, maksudnya suatu sistem sosial bersifat mengorganisasi diri sendiri. Sistem sosial menghasilkan dan mempertahankan dirinya dengan menciptakan komponen-komponennya sendiri. Inilah salah satu alasan mengapa sistem sosial tidak ambruk ketika terjadi konflik atau perubahan, karena pada saat fungsi – fungsi yang ada di dalam sistem terganggu fungsi-fungsi tersebut akan digantikan dari dalam sistem itu sendiri sehingga keberadaan sistem sosial tetap terjaga.

Autopoiesis tidak berarti bahwa sistem bersifat tertutup dari lingkungan di luarnya. Karena sistem adalah reduksi dari kompleksitas, dimana yang kompleks itu adalah lingkungan di luar sistem, oleh karena itu maka akan selalu terjadi interaksi antara sistem dengan lingkungannya. Dengan demikian sistem akan selalu terbuka terhadap lingkungan luarnya dan tertutup pada saat yang sama.

2.      Kontigensi

Sistem menciptakan dirinya sendiri dengan cara mendiferensiasikan diri dari lingkungannya melalui reduksi kompleksitas. Sistem bersifat autopoiesis dan autopoiesis ini dimungkinkan karena adanya kontigensi.

Sistem sosial dapat memiliki kemampuan yang sinergis, maksudnya mereka dapat menciptakan energi mereka sendiri untuk memperbaiki mereka sendiri. Pincus dan Manahan (1973) menawar pendekatan dengan ide sistem aplikasi eksplisit. Prinsip ini menegaskan bagaimana orang mempertahankan system lingkungan sosial mereka dengan segera untuk memuaskan hidup mereka.

Tiga sistem pertolongan :

1.    informal atau sistem alamiah

2.    sistem formal kelompok

3.    sistem sosial, rumah sakit atau sekolah.

Orang dengan masalah tidak dapat menggunakan sistem pertolongan, karena :

1.    tidak ada atau belum terbentuk sistem dalam kehidupan mereka.

2.    sumber penting atau menjadi tepat pada masalah mereka.

3.    orang tidak boleh mengetahui tentang / berharap menggunakannya.

4.    sistem kebijakan baru dapat menciptakan masalah baru untuk digunakan.

5.    sistem dapat menimbulkan konflik.

Pincus Manahan mendefinisikan empat sistem dasar pekerjaan sosial

Sistem
   

Deskripsi
   

Informasi lebih lanjut

Sistem agen perubahan
   

Pekerjaan sosial dan organisasi dalam suatu pekerjaan.
   


Sistem klien
   

Orang atau kelompok, keluarga masyarakat mencari pertolongan dan dalam pekerjaan menggunakan agen sistem perumahan.
   

Klien setuju dan menerima pertolongan dengan

menggunakan dirinya sendiri, potensi klien harus digunakan oleh pekerja sosial.

Sistem sasaran/target
   

Orang pada sistem perubahan berusaha mengadakan perubahan dalam mencapai tujuan.
   

Klien dan sistem target dan kegiatan mungkin atau tidak mungkin sama.

Sistem kegiatan
   

Orang dengan agen sistem perubahan bekerja untuk mencapaitujuan.
   

Klien, target dan kegiatan mungkin atau tidak mungkin sama.


2.3  Ciri-ciri Sistem

A.       Menurut Bertalanffy, Russel L. Ackoff, Kenneth Boulding, menyimpulkan bahwa ciri-ciri sistem meliputi hal-hal sebagai berikut:

1.    Keterintegrasian (integration)

2.    Keteraturan (regulation)

3.    Keutuhan (wholeness)

4.    Keterorganisasian (organization)

5.    Keterlekatan komponen satu sama lain (coherence)

6.    Keterhubungan komponen satu sama lain (connectedness)

7.    Kebergantungan komponen satu sam lain (interdepedence)

Setiap pembahasan tentang sistem selalu menyangkut tentang interdepedensi, interdepedensi menunjukkan saling kebergantungan diantara komponen-komponen atau bagian-bagian dalam suatu sistem. Pemahaman atas konsep interdepedensi ini merupakan bagian integral dari pendefinisian sistem dan teori sistem, yakni


1.      Nonsumativas

Nonsumativas menunjuk bahwa suatu sistem tidak sekedar jumlah dari bagian-bagiannya. Ketika komponen tersebut saling berhubungan satu sama laindalam sebuah interdepedensi, sistem tersebut memperoleh suatu identitas yang terpisah dari masing-masing komponen. Unsur, struktur, fungsi, dan evolusi

Strukur menunjukkan hubungan antar komponen dalam sustu sistem. Struktur mencerminkan keteraturan. Tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dianggap sebagai bagian dari unsur fungsionalsuatu sistem. evolusi yakni berubah atau tidak berubahnya suatu sistem yang akan mempengaruhi struktur dan fungsi dalam suatu sistem.

2.      Keterbukaan

Organisasi adalah sistem sosial, sehingga memungkinkan organisasi untuk berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga memperoleh energi dan informasi.

3.      Hierarki

Suatu sistem mungkin merupakan supra sistem bagi sistem-sisten yang lain didalamnya atau merupakan subsistem bagi sistem yang lebih besar. Arus informasi yang melintasi batas-batas suatu sistem dapat mempengaruhi perilaku struktur fungsional sistem tersebut.


B.       Menurut David Easton ciri-ciri sistem yaitu:

1.      Sistem mempunyai batas yang di dalamnya ada saling hubungan fungsional yang terutama dilandasi oleh beberapa bentuk komunikasai.

2.      Sistem terbagi ke dalam sub-sub sistem yang satu sama lain saling melakukan pertukaran (seperti antara desa dengan Pemerintah daerah atau Pemerintah daerah dengan Pemerintah pusat).

3.      Sistem bisa membuat kode, yaitu menerima informasi, mempelajari dan menerjemahkan masukan (input) kedalam beberapa jenis keluaran (output).


C.       Ciri-ciri yang lain yaitu:

1.      Adanya tujuan

Tujuan sistem telah menjadi tolok ukur pemilihan komponen serta kegiatan dalam proses kerja sistem. Tujuan sistem adalah pusat orientasi dalam suatu sistem.

2.      Adanya Komponen sistem

Jika suatu sistem adalah sebuah mesin, maka setiap bagiannya adalah komponen dari mesin (sistem). Demikian pula halnya dengan pengajaran di sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya, baik manusia maupun nonmanusia dan kegiatan-kegiatan lain yang terjadi di dalamnya merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistim memiliki komponen.

3.      Adanya fungsi yang menjamin dinamika dan kesatuan kerja sistem

Misal penyelenggaraan pengajaran di sekolah merupakan suatu sistem, maka setiap komponen yang mempunyai fungsi tertentu pasti menyumbang secara sepantasnya dalam rangka mencapai tujuan dan semua fungsi tersebut perlu dikoordinasikan secara terpadu agar proses pengajaran berlangsung secara efektif dan efisien.

4.      Adanya interaksi antar komponen

Antar komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi dan saling ketergantungan.

5.      Adanya transformasi dan sekaligus umpan balik

Fungsi dari setiap komponen merupakan bagian tak terpisahkan dari keseluruhan fungsi sistem. Dalam sistem pengajaran yang berinti pada interaksi personal, peran dari komponen-komponen (selain guru dan siswa) adalah untuk meningkatkan nilai inter­aksi personal tersebut demi keberhasilan belajar siswa. Transfor­masi yang terjadi dalam interaksi guru-siswa secara lebih teknis merupakan transaksi pesan-pesan (pemahaman -> penginte­grasian -> pengembangan diri).


2.4  Macam dan Jenis Sistem

Fisher membedakan sistem menjadi dua, yaitu :

Sistem tertutup
   

Sistem terbuka

Menetapkan batas sehingga tidak ada atau tidak memerlukan  interaksi dengan lingkungannya
   

Membuka diri terhadap lingkungannya

Struktur, fungsi dan perilaku sistem relatif stabil
   

Struktur, fungsi dan perilaku sistem mudah berubah (dinamis)


Sistem terbuka yaitu sistem yang menerima masukan (input) dari lingkungannya. Input tersebut dapat berupa aspirasi, kepentingan atau tuntutan maupun dukungan (support). Misal sebuah perusahaan tidak saja mementingkan atau memperhitungkan lingkungan internalnya tetapi juga harus memikirkan lingkungan eksternalnya.

Perusahaan yang memilih sistem yang tertutup cenderung menutup diri dari perkembangan di sekitarnya. Mereka membuat batas-batas yang tegas di antara lingkungannya. Sebuah organisasi akan tetap bisa hidup apabila mampu menselaraskan organisasinya dengan tuntutan yang terus berkembang, namun bila organisasi tidak merasa mampu mengimbangi perkembangan sekitarnya lebih merasa aman dengan kondisi sistem mereka yang tertutup, dalam rangka menjaga kelangsungan hidupnya.

Tiga jenis sistem menurut Buckley :

1.        Sistem sosial budaya

Dalam sistem ini kesalingterkaitan lebih didasarkan pada pertukaran informasi. Dalam memahami sistem sosial dikenal ada dua pendekatan yakni pendekatan sibernetis dan pendekatan ekuilibrium. Umpan balik merupakan aspek esensial dari pendekatan sibernetis. Friksi, pertumbuhan, evolusi dan perubahan sosial dapat dipelajari dengan pendekatan sistem sibernetis. Sedangkan keseimbangan fungsi merupakan esensi dasar pendekatan ekuibilibrium.

2.        Sistem mekanis

Keterkaitan antar bagian didasarkan pada transfer energi.

3.        Sistem organis

Sedangkan dalam sistem organis keterkaitan antar bagian lebih didasarkan pada pertukaran informasi daripada pertukaran energi.


2.5  Manfaat Teori Sistem

Menurut Buckley, ada beberapa manfaat teori sistem, diantaranya:

·      Dapat diterapkan pada ilmu perilaku dan ilmu sosial.

·      Memiliki beragam level yang dapat diterapkan pada semua skala terbesar sampai skala terkecil atau yang paling objektif sampai yang paling subjektif.

·      Membahas berbagai hubungan antar aspek sosial, tidak parsial.

·      Keseluruhan aspek dipandang dalam konteks proses khususnya terkait dengan jaringan informasi dan komunikasi.

·      Bersifat integratif.


2.6 Jaringan Kerja dan Sistem Tanggungan Sosial

Teori-teori sistem adalah analisis dari jaringan kerja dalam sistem dukungan sosial. Hal ini berfokus dengan ; dukungan formal dan informal. Perseorangan dan bantuan sosial mencari untuk menanamkan pada klien yang mampu terlibat dengan jaringan kerja jadi menawarkan sumber penghasilan kepada yang lainnya saat sedang membantu diri mereka sendiri. Dalam hal ini peranan pekerja sosial adalah sebagai penengah antara orang-orang, lebih dari pada berkonsentrasi pada hubungan dengan klien dan beberapa orang lain.

Pekerjaan Coalan (1974 Caplan dan Kililea 1976) dalam bidang kesehatan mental menggunakan sistem dukungan bagi orang yang keluar dari kekerasan dan sbeuah sumber penting bagi gagasan ini dan sangat berpengaruh pada sebuah pembelajaran oleh Colins dan Pancoast (1976)

Spech (1986) menunjukkan dukungan sosial itu menggunakan jarak antara hubungan sosial dan organisasi sedang jaringan kerja ditujukan pada kumpulan orang-orang yang berhubungan.

Allan (1983) menyarankan bahwa sebuah pelayanan yang mendukung untuk menghidupkan jaringan kerja sosial adalah tepat, tetapi mencoba untuk menggantikan ketetapan formal dengan perlindungan informal atau mengganti pola yang ada dari perlindungan informal atau menggantikannya dari perlindungan informal kemungkinan tidak akan sukses . hal ini dikemukakan oleh Cecil et al (1987 ) dalam pembelajaran di Irlandia Utara.

Sistem-sistem dan teori ekologis, dengan usaha-usahanya pada pengstrukturan dan istilah tekniknya, merupakan suatu gaya yang berbeda pada teori dan latihan kerja sosial tradisional yang menekankan pada paham perseorangan dan psikologi. Kedua hal itu terdapat di antara pemahaman sosial yang luas yang berdasarkan pada teori pekerjaan sosial, keuntungan-keuntungan dari pendekatan sistem adalah :

a.    Tekanan yang lebih besar dalam merubah lingkungan daripada pendekatan secara psikologi.

b.    Hal ini saling berpengaruh, berkonsentrasi pada akibat dari satu orang ke orang lain, lebih dari pada dalam pikiran dan perasaan internal.

c.    Menandakan para pekerja sosial pada kemungkinan cara alternatif dalam menerima obyek yang sama dan mengurangi resiko yang muncul dari perbedaan kebiasaan dan organisasional yang menggunakannya teori psikologi yang berkonsentrasi pada kenormalan dan penyimpangan / cenderung untuk menciptakan (Leighninger,1987).

d.   Gabungan dari Goldstein, 1973 dan Pncus Manahan, 1973 termasuk bekerja dengan perseorangan, kelompok dan komunitas dan tidak menekankan metode partikuler di manapun dari intervensi, serta menggambarkan beberapa hal dalam level apapun agar semua system intervensi dapat mengerti yang berpengaruh dan menjelaskan secara khusus.

e.    Hal ini menghindari secara garis lurus, menetapkan keterangan sebab akibat dari kebiasaan atau fenomena sosial karena adanya berbagai ketegasan dan keseimbangan untuk menunjukkan seberapa banyak energi yang mengalir dan mengakibatkan sistem – sistem dalam keanekaragaman jarak dari cara – cara yang berbeda. pola – pola dari hubungan dan bagaimana batas – batas terbagi atau bidang pemisah dengan yang lainnya merupakan gagasan yang penting.


2.7 Konsep “the person-in-environment”

Dari bagan yang telah dikemukakan Zastrow pada bukunya Introduction to Social Work and Social Welfare, dapat diambil sedikit kesimpulan bahwa banyak sekali aspek yang harus dihadapi seseorang dalam hidup. Dalam waktu yang bersamaan pula harus memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup serta fungsi – fungsi sosialnya di dalam masyarakat. Padahal, setiap aspek memiliki regulasi atau aturan masing – masing dan memiliki tujuan yang relatif tidak sama.

Setiap orang dipaksakan untuk memenuhi semua tujuan dari sistem – sistem yang mempengaruhi kehidupannya. Jika ada salah satu tujuan dari sistem – sistem tersebut tidak terpenuhi, maka akan terjadi ketidakseimbangan. Dari ketidakseimbangan tersebut dapat menimbulkan goncangan – goncangan dan masalah sosial.

Dari bagan tersebut juga menunjukkan bahwa antara sistem di sekitar individu dengan individu mengalami kontak langsung berupa take and give. Jika tugas dan tujuan dari sistem terlaksana, maka akan terjadi keseimbangan dan terjaganya saling keterkaitan antarsistem.

Individu sendiri mendapat keuntungan berupa keseimbangan hidup dan terpenuhinya tugas – tugas dalam bermasyarakat. Sehinga keberfungsian sosial individu tidak mengalami gangguan dan sistem yang ada tetap berjalan semestinya.

Perspektif sistem tersebut dapat membantu pekerja sosial melihat permasalahan sosial secara lebih cermat dalam membantu menyelesaikan permasalahan kelayan. Namun perspektif / teori sistem hanya mampu memberikan cara pandang dalam menganalisis suatu masalah sosial, bukan seperangkat senjata untuk melakukan intervensi pekerjaan sosial.

Perspektif / teori sistem tidak dapat ditelan mentah – mentah dan kemudian dipaksakan untuk dijadikan suatu metode penyelesaian masalah dalam pekerjaan sosial. Sehingga pekerja sosial memang harus berkompeten karena harus mampu memadukan teori – teori dan metode – metode dalam menyelesaikan suatu permasalahan sosial.

Namun semua permasalahan tidak timbul dari kelayan. Bisa jadi sistem yang ada memang sudah rusak atau bahkan mungkin hilang. Misalnya jika sistem pekerjaan di sekitar kelayan tidak mengalami perkembangan atau bahkan mendekati kehancuran, maka sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup kelayan. Karena sistem pekerjaan sangat berpengaruh dalam hal pendapatan ( upah / gaji ) untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam permasalahan ini pekerja sosial menggunakan perspektif sistem untuk melihat inti permasalahan secara lebih detil. Setelah inti permasalahan ditemukan, maka dibutuhkan suatu metode atau cara untuk memperbaiki sistem yang rusak dan sistem – sistem disekitarnya yang berkaitan langsung dengan sistem yang rusak.


2.8 Contoh Skema Penerapan Sistem dalam Praktik Pekerja Sosial



   




   


Dari bagan di atas dapat disimpulkan bahwa masalah akan selalu datang dalam kehidupan manusia. Maka dari itu, manusia sebagai makhluk sosial sudah sewajarnya membantu menyelesaikan masalah sosial manusia yang lain. Pekerja sosial berusaha menggali dan meningkatkan potensi kelayan, merubah dan menciptakan hubungan baru di antara kelayan dengan sistem kemasyarakatan dan sistem sumber. Kemauan atau niat dari kelayan juga sangat mempengaruhi proses penyelesaian masalah.

Hal – hal yang mempengaruhi dari luar adalah sistem sumber yang siap dikaitkan oleh pekerja sosial dengan kelayan. Sedangkan lingkungan dan kebijakan publik juga sangat mempengaruhi proses penyelesaian masalah karena masalah timbul tidak hanya muncul dari kelayan, namun bisa jadi dari lingkungan. Kebijakan publik juga berpengaruh karena banyak masalah yang muncul disebabkan kebijakan tersebut kurang ideal, sehingga individu, atau kelompok (kelayan) mendapat masalah sebagai korban kebijakan.

Setelah masalah yang kelayan hadapi terpecahkan, maka tugas pekerja sosial mengevaluasi dan memantau kelayan. Selalu memotivasi agar kelayan tetap semangat dalam menghadapi masalah yang suatu saat akan muncul kembali. Pekerja sosial juga berperan sebagai penguat sistem antara kelayan dengan lingkungan, masyarakat serta sistem sumber yang ada.


BAB III

PENUTUP


3.1     Simpulan

Pada dasarnya sistem adalah sekumpulan unit-unit yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain terbentuk karena adanya suatu tujuan yang sama. Teori sistem memfokuskan pada aspek-aspek relasi antara orang-orang dan lingkungan mereka. Teori ini mengungkapkan fakta bahwa individu secara konstan berinteraksi dengan individu lain. Ketika seorang bertindak sesuai dengan sistem, maka seseorang tersebut mempengaruhi perubahan dalam sistem, sebaliknya mungkin mempengaruhi individu.

Teori sistem merujuk pada serangkaian pernyataan mengenai hubungan diantara variabel dependen dan independen yang diasumsikan berinteraksi satu sama lain. Artinya perubahan dalam satu atau lebih dari satu variabel bersamaan atau disusul dengan perubahan variabel lain atau kombinasi variabel.          

Inti dari pemahaman teori sistem adalah “setiap bagian berpengaruh pada keseluruhan” atau sesuatu tidak dapat ada tanpa kehadiran yang lain. Ketika organisasi dipandang sebagai sebuah sistem sosial, maka seluruh aspek harus diperhatikan atau dianggap penting.

Intervensi sistem sangat dekat digariskan dengan ethos pekerja sosial yang mencakup kepercayaan bahwa faktor seperti kemiskinan, racism, sexism atau gelandangan mempengaruhi individu secara psikologis.

Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem yang luas maupun dengan subsistem yang tercakup di dalamnya. Namun perspektif / teori ini hanya mampu memberikan cara pandang pekerja sosial dalam menghadapi masalah sosial. Sehingga masih belum mampu jika digunakan sebagai senjata utama pekerja sosial dalam menghadapi permasalahan sosial yang dihadapi kelayan (individu, kelompok, masyarakat dan organisasi).


3.2 Saran

Dari paparan tentang teori sistem tersebut, masih banyak kekurangan dari teori sistem dan ekologi. Perspektif / teori sistem juga masih belum memiliki penjelasan metodologis yang ilmiah dan abash, karena baru bias memberikan cara pandang tetapi belum dapat memberikan seperangkat senjata bagi intervensi pekerjaan sosial.

Pekerja sosial terkadang dipaksa untuk bekerja dari informasi yang terbatas dan karena itu tidak dapat melakukan penilaian yang akurat dari semua sistem / variabel yang mempengaruhi kelayan. Pekerja sosial mungkin terbatas dalam pekerjaan mereka dengan kelayan karena waktu atau sumber daya manusia. Pekerja sosial mungkin menemukan diri mereka bekerja dengan sistem yang tidak akan memungkinkan mereka untuk campur tangan.

Dalam melakukan suatu pendekatan di lingkungan, pekerja sosial dapat menilai sistem yang terlibat dalam kehidupan kelayan dan benar-benar kehilangan apa yang seharusnya menjadi fokus pekerjaan bersama-sama.

Dari segalanya yang telah dijelaskan di atas, agar teori sistem tersebut dapat berjalan dan dapat bermanfaat untuk proses pertolongan bagi para PMKS, Pekerja Sosial hendaknya lebih mengembangkan teori sistem ke dalam perspektif yang lebih luas karena masalah sosial dari waktu ke waktu selalu berkembang di dalam kehidupan bermasyarakat.
Share:

0 comments:

Post a Comment

ulya rahman

fabiayyi ala irobbikuma tukadziban

BTemplates.com

Powered by Blogger.

ulya rahman ,anak rantau dari kota demak