Helping people to help themselves

Demak58

Saturday, June 27, 2015

Pekerjaan Sosial dengan HIV dan Aids


H I V
Human Immunodeficiency Virus
          Virus yang menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia
          Virus yang menyerang sel T4 (CD4) di dalam tubuh manusia
Aquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
  Gejala-gejala penyakit yang timbul karena menurunnya kekebalan tubuh
HIV terutama ditemukan di:
           Darah
           Cairan Vagina
           Air Mani (bukan pada sperma)
           Air Susu Ibu
Penularan terjadi melalui kontak dengan cairan tsb yang mengandung HIV
HIV tidak ditemukan di keringat, air kencing, tinja, air ludah
 ASESMEN
 BIOPSIKOSOSIAL SPRI ODHA
  1. Permasalahan yang dihadapi seseorang pada umumnya berkaitan dengan aspek-aspek Biopsikososial spiritual.
  2. Apabila terdapat aspek yang tidak dapat berfungsi dalam diri seseorang, maka akan terjadi masalah yang kemudian akan menyebabkan yang bersangkutan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik
  3. Assessment biopsikososial spiritual dilakukan untuk mengetahui permasalahan psikososial klien yaitu klien dalam interaksinya dengan lingkungan sosialnya.  Asesmen tersebut berkaitan dengan aspek-aspek yaitu: fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual.
  4. Proses asesmen merupakan hal mendasar dalam praktek pekerjaan sosial
  5. Asesmen melibatkan usaha bersama antara pekerja sosial dengan klien
   Proses asesmen terdiri dari 5 langkah (Meyer):
    1. Exploration (menggali informasi)
    2. Inferential thinking (Review data)
    3. Evaluation (Evaluasi)
    4. Problem Definition (Perumusan masalah)
    5. Intervention Planning  (Perencanaan intervensi)

ASPEK BIOLOGIK
  1. Demografi  (Usia, ras & sukubangsa, jenis kelamin)
  2. Penilaian fisik:
  1. Kondisi  fisik: rapi, bersih, tidak rapi, terlihat tua, terlihat muda, pantas dsb.
  2. Aktivitas motorik; normal, lambat, hiperaktif, gelisah, gemetar,  dsb
  3. Cara berjalan; normal, bungkuk, janggal, sempoyongan, dsb
  4. Postur; normal, kaku, lemas/lemah, dsb
  5. Cara berbicara; normal, gagap, spontan, tertekan, emosional, membosankan, lambat, lembut, menggerutu, ragu-ragu, keras, mengancam, cepat, mencerca, dsb
  1. Sejarah medis/kejiwaan/syaraf
  2. Pengobatan yang di terima selama ini
  3. Riwayat genetika keluarga
ASPEK PSIKOLOGIK
  1. Sikap: kooperatif,  pemalu, tidak kooperatif, marah, serius, lepas, negatif, jujur, tenang, cepat marah, defensif, curiga, bermusuhan, sopan, tunduk/patuh, tegang, sensitif, provokatif, acuh tak acuh, ……………dsb
  2. Afeksi: marah, benci, rindu, senang, sedih, bahagia, Sangat gembira, tertekan, khawatir …………..dsb
  3. Kognitif: proses pemikiran tepat, kacau, ngoceh, blocking, penuh ide, tidak acuh, membingungkan, obsesif, rasa bersalah, bunuh diri, paranoid, delusi-delusi, sadar, linglung, gelap, apatis, orientasi (normal atau kurang baik), memori (normal atau kurang baik), Atensi/konsentrasi (normal atau terganggu), Pertimbangan (baik, cukup, kurang) ………………….dsb
  4. Persepsi: halusinasi, pendengaran, visual, tidak ada
ASPEK SOSIAL
  1. Database Sosial:
  1. Keluarga
  2. Teman (significant others)
  3. Isu-isu sosial yang dihadapi
  4. Pendidikan
  5. Pekerjaan
  6. Pemenuhan kebutuhan dasar (sandang, pangan, Perumahan)
  7. Pendapatan
  8. Akses kepala pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan
  9. Masalah hukum
ASPEK SPIRITUAL
  1. Identitas keagamaan (Islam, Kristen, Hindu, Budha dll)
  2. Identitas/nilai spiritual
      ( Taat beribadah, kuat iman, jujur, cinta kasih, goyah, dll).
3.   Faktor/elemen spiritual terkait dengan masalah (takdir Tuhan, kutukan Tuhan, penghapus dosa dll).
TUJUAN ASESMEN BIOPSIKOSOSIAL SPRI TERHADAP ODHA
  1. Memudahkan identifikasi masalah, identifikasi fakta secara tepat, dan pemecahan masalah
  2. Melihat sisi kekuatan ODHA (daya tahan, tahan banting, percaya diri, harapan, mobilisasi kemampuan)
  3. Menentukan pelayanan kepada ODHA secara tepat, positif dan bermanfaat
Aktivitas asesmen Biopsikososial Spri ODHA
  1. Pemahaman ODHA berdasarkan fakta yang dimiliki ODHA yang bersangkutan. Bagaimana menguatkan mental ODHA dalam menghadapi pergumulan dengan diri sendiri, keluarga dan masyarakat
  2. Mempercayai ODHA, agar memiliki optimisme menjalani hidup
  3. Menemukan kebutuhan apa yang diinginkan ODHA. Misal: kasih sayang, diperlakukan sebagai manusia.
  4. Mengarahkan asesmen pada kekuatan pribadi dan lingkungan ODHA. Meyakini seorang ODHA juga memiliki daya tahan, kemampuan, iman, dapat membedakan mana yang baik dan buruk, bahkan mempunyai cita-cita dimasa depan.

Masalah-Masalah yang dialami Penyandang Masalah HIV/AIDS
(ODHA dan OHIDHA)
       Stigmatisasi = sikap merendahkan (mendiskreditkan) seseorang atau kelompok yang memiliki atribut sehingga dapat menyebabkan pandangan masyarakat yang buruk pada seseorang atau kelompok tertentu.
       Terjadi karena suatu karakteristik fisik seperti gejala yang dapat dilihat pada suatu penyakit atau sikap yang cenderung menghakimi pada perilaku suatu kelompok seperti kaum gay, pekerja seks, dan drug user
       Stigma = Cap Buruk seseorang dimata orang lain. HIV/AIDS sebagai “ Penyakit penjaja seks”, “penyakit junkies”, penyakit orang kulit hitam”, “penyakit orang asing”, “penyakit gay”, “penyakit kutukan tuhan”.
       Pemberian cap buruk dapat terjadi pada diri sendiri ODHA, karena rasa malu dalam menghadapi anggapan dan reaksi buruk dari orang lain
       Akibat cap buruk = ODHA dan OHIDHA mengalami stres, depresi, memburukkan keadaan diri sendiri, dan menimbulkan rasa tidak berharga.
DISKRIMINASI
           Berupa Penolakan Pengusiran yang dilakukan oleh Keluarga, orang tua, tetangga, warga masyarakat, teman, sekolah, tempat kerja, rumah sakit, puskesmas dll.
Mitos mitos yang mucul mengenai HIV aids
       AIDS adalah penyakit kaum gay, pekerja seks, pengguna NAPZA, dan orang bule
       HIV hanya menular melalui perilaku seks menyimpang
       AIDS merupakan kutukan Tuhan
       AIDS dapat ditularkan melalui kontak seksual biasa
       Tidak ada harapan bagi seseorang yang terkena HIV/AIDS
       Jika saya tidak positif HIV, penyakit itu tidak berbahaya bagi saya
       HIV/AIDS menyebar terutama karena pilihan moral yang buruk

TERBATAS DAN KURANGNYA:
  1. Akses pengobatan
  2. Akses terhadap  kelompok dukungan
  3. Akses kepada  sistem sumber yang diperlukan
  4. Peran konselor, manajer kasus (pekerja sosial)
Kompetensi yang diperlukan oleh Pekerja Sosial dalam penanganan masalah HIV/AIDS
       Teori dan model intervensi: perubahan perilaku, kebijakan, advokasi, pemberdayaan, konseling
       Keterampilan dan praktek: konseling, manajer kasus, dukungan, outreach, enabling, problem solver
       Pengembangan jaringan dan kemitraan
       Pengembangan kurikulum
       Pengembangan layanan VCT, konseling, laboratorium sosial, kelompok dukungan, biro konsultasi ODHA dan OHIDHA
MODEL INTERVENSI PENCEGAHAN DAN PERUBAHAN PERILAKU
Tingkat indivudu
       Intervensi layanan VCT (konseling dan testing HIV) : Konselor dan pekerja sosial
     1. Konseling sebelum pemeriksaan
     2. Konseling setelah pemeriksaan
- Konseling Klien AIDS
- Konseling Klien  HIV-Positif
- Konseling Klien HIV- Negatif

       Konseling pencegahan secara individu
       Layanan hotline telefon
       Konseling pengurangan resiko HIV bagi pasangan (HIV risk-reduction counseling for couples)
          Tingkat kelompok
       Intervensi kelompok kecil (peer group)
       Intervensi pengurangan dampak HIV pada kelompok
       Intervensi Kelompok Inovatif
       Kelompok dukungan sosial
Tingkat masyarakat
       Model-model pengaruh sosial (Training refusal skills, public commitment, countering advertising, normative education, use teen leaders)
       Program berbasis sekolah
       Program penjangkauan
       Pemasaran sosial
       Intervensi media
       Mobilisasi sosial
       Aksi sosial
Peranan pekerja sosial
       Manajer Kasus
       Pendamping
       Mediator
       Broker
       Advokat
       Liaison
       Konselor
       Enabler











Share:

0 comments:

Post a Comment

ulya rahman

fabiayyi ala irobbikuma tukadziban

BTemplates.com

Powered by Blogger.

ulya rahman ,anak rantau dari kota demak