STRESS
A. KONSEPSI-KONSEPSI MENGENAI STRES
Stress sbg stimulus
Menurut konsepsi ini stres merupakan stimulus yang ada dalam lingkungan (environment). Individu mengalami stres bila dirinya menjadi bagian dari lingkungan tersebut. Dalam konsep ini stres merupakan variable bebas sedangkan individu merupakan variabel terikat.
2. Stres sebagai respons
Konsepsi kedua mengenai stres menyatakan bahwa stress merupakan respon atau reaksi individu terhadap stressor. Dalam konteks ini stress merupakan variable tergantung (dependen variable) sedangkan stressor merupakan variable bebas atau independent variable.
Pengertian stres yang mengacu pada konsepsi stres merupakan respon diantaranya dikemukakan oleh E.P. Gintings. Menurut Gintings (1999 : 5-6), stress ialah reaksi tubuh manusia kepada setiap tuntutan yang dialami oleh seseorang dalam hal sebagai berikut:
Keletihan dan kelelahan akibat kehidupan.
Suatu keadaan yang dinyatakan oleh suatu sindroma khusus dari peristiwa biologis.
Mobilisasi pembelaan tubuh yang memungkinkan adaptasi terhadap peristiwa kekerasan atau ancaman.
Tergangguangan mekanisme keseimbangan dalam diri seseorang yaitu keseimbangan dalam dan keseimbangan luar yang bersifat fisik, sosial, mental, dan spiritual oleh karena perubahan mendadak yang sifatnya tidak menyenangkan maupun menyenangkan.
Mengecilnya potensi seseorang karena adanya luka-luka perasaan, beban berat, dan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam diri seseorang.
Respon individu terhadap stressor memiliki dua konponen, yaitu : komponen psikologis, misalnya terkejut, cemas, malu, panik, nerveus, dst. dan komponen fisiologis, misalnya denyut nadi menjadi lebih cepat, perut mual, mulut kering, banyak keluar keringat dst. respon-repons psikologis dan fisiologis terhadap stressor disebut strain atau ketegangan.
3. Stres Sebagai Interaksi antara Individu dengan Lingkungan
Interaksi antara manusia dan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut sebagai hubungan transaksional. Di dalam proses hubungan ini termasuk juga proses penyesuaian. (Bart Smet, 1994 : 111).
Dalam konteks stres sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan, stres tidak dipandang sebagai stimulus maupun sebagai respon saja, tetapi juga suatu proses di mana individu juga merupakan pengantara (agent) yang aktif, yang dapat mempengaruhi stressor melalui strategi perilaku kognitif dan emosional.
Menurut Bart Smet (1994 : 130-131), reaksi terhadap stres bervariasi antara orang satudengan yang lain dan dari waktu ke waktu pada orang yang sama, karena pengaruh variabel-varibel sebagai berikut.
a. Kondisi individu, seperti : umur, tahap perkembangan, jenis kelamin, temperamen, inteligensi, tingkat pendidikan, kondisi fisik, dst.
b.Karakteristik kepribadian, seperti : introvert atau ekstrovert, stabilitas emosi secara umum, ketabahan,, dst.
c. Variabel sosial-kognitif, seperti ; dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial, dst.
d.Hubungan dengan lingkungan sosial, dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial, dst.
e.Strategi coping.
4.Stres Sebagai Hubungan antara Individu dengan Stressor
Stres bukan hanya dapat terjadi karena faktor-faktor yang ada di lingkungan. Bahwa stressor juga bisa berupa faktor-faktor yang ada dalam diri individu, misalnya penyakit jasmani yang dideritanya, konflik internal, dst. Oleh sebab itu lebih tepat bila stres dipandang sebagai hubungan antara individu dengan stressor, baik stressor internal maupun eksternal.
Konsep tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh W.F. Maramis (1980 : 65-69), mengenai sumber stress. Menurut Maramis, stress dapat terjadi karena frustrasi, konflik, tekanan, dan krisis.
a.Frustrasi merupakan terganggunya keseimbangan psikis karena tujuan gagal dicapai.
b.konflik adalah terganggunya keseimbangan karena individu bingung menghadapi beberapa kebutuhan atau tujuan yang harus dipilih salah satu.
c.Tekanan merupakan sesuatu yang mendesak untuk dilakukan oleh individu.
d.Krisis merupakan situasi yang terjadi secara tiba-tiba dan yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan.
B. DEFINISI STRESS
1.Stress is our physiological and psychological response to situations that threaten or challenge us and that require some kind of adjustment.
2.Stress: the human reaction to events in our environment
Eustress: Good stress (getting into college, getting engaged, winning the lottery)
Distress: Stress from a bad source (difficult work environment, overwhelming sights and sound, threat of personal injury)
COPING TERHADAP STRESS
Coping adalah usaha untuk mengatasi emosi yang umumnya negatif, yang terjadi akibat stres.
Daftar Pustaka
Davison (et al) (2006) Psikologi Abnormal (Alih bahasa: Noermalasari Fajar) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Gintings, E.P. (1999) Mengantisipasi Stres dan Penanggulangannya. Yogyakarta: Andi
Maramis, W.F. (2000) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
Yulia Singgih D. Gunarsa. (2000) Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
0 comments:
Post a Comment