Helping people to help themselves

Demak58

Friday, June 26, 2015

Metode dalam pekerjaan sosial Group Work, Case work, dan COCD



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
            Dalam praktik pekerjaan sosial dikenal berbagai metode-metode. Metode-metode tersebut berupa metode pokok dan metode bantu. Menurut Holil Soelaiman metode pokok dibedakan atas:
  1. Social case work method
  2. Social group work method
  3. Community organization/community development.
Sedangkan metode bantu dalam praktik pekerjaan sosial menurut Holil adalah
  1. Social administration
  2. Social research
  3. Social action,
Namun dalam makalah ini, penulis akan membahas secara lebih luas tentang social group work dan social administration.

B.       Tujuan
                        Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini agar informasi yang telah dipaparkan dapat bermanfaat sebagai penambah pengetahuan kita tentang metode Group Work dan Social Welfare Administration. Secara spesifik tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.      Mengetahui lebih dalam tentang metode pokok Group Work.
2.      Mengetahui apa itu metode bantu social welfare administration.

C.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah meliputi:
1.         Apa pengertian, ciri-ciri, tujuan, tipe serta bagaimana tahapan dalam proses pertolongan menggunakan metode Group Work?
2.         Apa pengertian, karakteristik, prinsip, dan fungsi administrasi kesejahteraan sosial?
3.         Bagaimana tindakan administrator dalam proses administrasi kesejahteraan sosial (Social Welfare Administration)?



BAB II
PEMBAHASAN

A.          GROUP WORK
Pengertian Pekerjaan Sosial Kelompok
Social Group Work sebagai suatu pelayanan kepada kelompok dimana tujuan utamanya untuk membantu anggota kelompok memperbaiki penyesuaian sosial mereka (social adjusment), dan tujuan keduanya untuk membantu kelompok mencapa tujuan-tujuan yang disepakati oleh masyarakat. (The National Association of Social Work, 1947).
Robert W. Klenk dan Robert M. Ryan (1974) lebih ringkas dalam mengartikan Social Group Work sebagai salah satu metoda pekerjaan sosial untuk memperbaiki dan meningkatkan fungsi sosial individu melalui pengalaman–pengalaman dalam kelompok yang disusun secara sadar dan bertujuan.
HB Trecker (1972) berpendapat bahwa Social Group Work adalah suatu metoda dimana individu-individu yang terikat dalam dalam suatu kelompok dibantu oleh pekerja sosial, dibimbing mengikuti kegiatan kelompok, sehingga individu-individu tersebut dapat bergaul dengan sesama anggota kelompok secara baik, dan dapat mengambil manfaat dari pengalaman-pengalaman pergaulan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan untuk mencapai kemajuan atau perkembangan pribadi, kelompok dan masyarakat.

Ciri-ciri Kelompok sebagai Sasaran Pekerjaan Sosial Kelompok
          Ciri-ciri kelompok yang dibimbing atau dibina oleh pekerja sosial kelompok adalah :
1.      Kelompok kecil (small group) bukan organisasi, apalagi masyarakat. Kelompok kecil biasanya berukuran lima sampai tujuh orang, atau enam sampai delapan orang.
2.      Kelompok Sosial (social group), bukan kelompok statistik (kelompok menurut jenis kelamin, usia, dan lain-lain) dan bukan pula kumpulan (kerumunan).
3.      Kelompok yang terorganisasi (organized group), bukan kelompok yang terorganisasi (unorganized group). Maksudnya adalah setelah kelompok dibentuk, kemudian diorganisasikan.
4.      Kelompok yang sengaja dibentuk (invontulary group), bukan kelompok yang terbentuk secara alamiah (voluntary group). Artinya keluarga dan kelompok sebaya bukan sasaran pekerjaan sosial kelompok.

Tujuan Pekerjaan Sosial dengan Kelompok
          Rex A. Skidmore dan Milton E. Thackeray (1991) merumuskan tujuan Pekerjaan Sosial dengan kelompok sebagai berikut :
1.      Membantu anggota-anggota kelompok untuk belajar berpartisipasi secara aktif didalam kehidupan kelompok sebagai pengalaman untuk menyumbangkan perasaan bertanggungjawab sebagai warga negara yang aktif dan untuk meningkatkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial.
2.      Meningkatkan kemampuan anggota-anggota kelompok, mewujudkan potensi-potensi individual dan memperkaya mutu kehidupan anggota.
3.      Memberi kesempatan bagi pertumbuhan secara wajar dan perluasan kemampuan anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan fungsi sosialnya secara efektif.
4.      Mencegah terjadinya masalah-masalah sosial dari anggota kelompok.
5.      Memberikan pelayanan-pelayanan atau pengalaman-pengalaman yang bersifat korektif (penyembuhan) bagi anggota-anggota kelompok yang mengalami masalah.

Tipe-Tipe Kelompok dalam Pekerjaan Sosial dengan Kelompok
            Tipe-tipe kelompok yang dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah dalam pekerjaan sosial dengan kelompok antara lain :
1.      Social Conversation (Kelompok Percakapan Sosial)
Bertujuan untuk menguji dan menentukan seberapa dalam suatu hubungan dapat dikembangkan diantara orang-orang yang belum saling mengenal dengan baik.
2.      Recreation Groups (Kelompok-kelompok Rekreasi)
Tujuan kelompok ini adalah kegiatan-kegiatan yang memberikan kesenangan. Kegiatan-kegiatanya sering bersifat spontan, tidak harus ada pemimpin, tempat dan pealatan tidak perlu banyak, akomodasi bersifat paraktis.
3.      Recreation Skill Groups (Kelompok-kelompok Rekreasi Keterampilan)
Tujuan kelompok ini adalah untuk meningkatkan keterampilan dan memberikan kesenangan. Kelompok ini memerlukan penasehat, pelatih dan instruktur, serta lebih berreorientasi pada aturan permanan.
4.      Educational Groups (Kelompok Pendidikan)
Fokus kelompok ini adalah untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan mempelajari keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks.
5.      Problem Solving Decission Making (Kelompok Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan)
Dalam kelompok ini pihak pemberi dan penerima pelayanan-pelayanan sosial dapat secara bersama-sama terlibat dalam kegiatan. Penerima pelayanan yang masih potensial dapat membentuk kelompok untuk menemukan pendekatan-pendekatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
6.      Self Help Groups (Kelompok Bantu Diri)
Adalah suatu kelompok kecil yang tersusun untuk saling membantu dan untuk mencapai tujuan khusus serta bersifat sukarela (Katz dan Bender).
a.       Kelompok yang berfokus perhatian pada pemecahan masalah.
b.      Kelompok yang berfokus pada advokasi sosial.
c.       Kelompok yang berfokus untuk menciptakan pola hidup alternatif.
d.      Kelompok orang-orang yang merasa dirinya tersisih.
e.       Kelompok gabungan dari masalah-masalah di atas.
7.      Socialization Groups (Kelompok Sosialisasi)
Tujuan kelompok ini adalah untuk mengembangkan atau mengubah sikap-sikap dan perilaku-perilaku anggota kelompok agar lebih dapat diterima secara sosial. Fokus lainnya adalah pengembangan keterampilan sosial, meningkatkan kepercayaan diri, dan merencanakan masa depan.
8.      Therapeutic Groups (Kelompok Penyembuhan)
Umumnya kelompok ini terdiri dari orang-orang yang memiliki masalah emosional yang berat. Pemimpin kelompok ini memerlukan keterampilan/keahlian dalam persepsi, pengetahuan tentang perilaku manusia, dinamika kelompok, kemampuan melakukan konseling kelompok, dan mampu menggunakan kelompok untuk mengubah perilaku.
9.      Sensitivity Groups (Kelompok Melatih Kepekaan)
Tujuan dari kelompok ini adalah memperbaiki masalah kesadaran antar pribadi. Inti kegiatan kelompok ini adalah melakukan percakapan yang mendalam dan jujur tentang alasan berperilaku dalam kelompok. Encounter Group memiliki intensitas pertemuan lebih tinggi karena sering melakukan pertemuan selama beberapa jam dalam beberapa hari. Untuk mencapai perubahan biasanya menggunakan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Unfreezing (pencairan), 2. Change (perubahan), 3. Refreezing (pembekuan kembali)

Tahap Pra Kelompok
Salah satu tugas pekerja sosial sebelum membentuk kelompok adalah mengkonseptualisasikan tujuan-tujuan kelompok yang erat kaitannya dengan komposisi kelompok. Sehingga pekerja sosial harus selektif dalam memilih anggota kelompok.
a.       Mengkonseptualisasikan tujuan kelompok adalah menentukan alasan khusus yang mendasari terbentuknya kelompok. Tujuan kelompok sangat dipengaruhi oleh persepsi antara pekerja sosial dengan anggota kelompok, misal tentang jumlah atau komposisi kelompok, program kelompok, intervensi pekerja sosial, jumlah pertemuan yang dierencanakan serta pemilihan pekerja sosial kelompok.
b.      Assessment kebutuhan kelompok adalah salah satu cara dalam menentukan tujuan kelompok dapat terbentuk dengan baik. Kebutuhannya seperti ketertarikan menjadi anggota kelompok, bidang/materi yang ingin dibahas dalam kelompok, pengalaman menjadi anggota kelompok, dan pola perilku dalam kelompok yang pernah diikuti sebelumnya.Hambatan yang biasa dihadapi adalah sedikitnya anggota yang menunjukkan minat dalam kelompok meskipun tujuan kelompok telah terbentuk. Yang menjadi tugas pekerja sosial dalam menyatukan kebutuhan setiap orang untuk menjadi kebutuhan kelompok.
c.       Komposisi Kelompok
1.Tujuan dan Komposisi kelompok
Cara-cara menentukan komposisi kelompok agar dapat menentukan tujuan dengan maksimal adalah:
a.mengurangi perilaku anomie
b.    menampilkan peranan
c.meningkatkan kontrol social
d.   menampilkan peran alternatif

2.    Etnik dan Gender
Prinsip umum yang harus diingat adalah komposisi dalam kelompok tidak boleh terdapat anggota yang memiliki etnik atau jenis kelamin yang minoritas (harus seimbang).

3.    Kohesivitas dan Komposisi kelompok
Kohesivitas kelompok yaitu menjaga keberadaan kelompok dengan hadir dalam setiap pertemuan, turut serta dalam kegiatan, dan dapat melaksanakan tugas-tugasnya.
Pekerja sosial harus menyadari bahwa tiap-taiap anggota kelompok memiliki cara yang berberda dalam mengatasi masalah.

4.    Penyimpangan dan komposisi kelompok
Salah satu cara untuk meminimalisir penyimpangan yang dilakukan oleh anggota kelompok karena komposisi kelompok adalah berusaha untuk mendaftarkan anggota lainnya yang memiliki kesamaan dengan orang tersebut atau yang berada di tengah-tengah kemudian menciptakan persatuan dari beberapa karakteristik anggota.

5.    Program Kegiatan dan Komposisi Kelompok
Dalam berbagai situasi kelompok, aktivitas utama yang digunakan adalah diskusi kelompok, dan pendekatan verbal serta kognitif yang dimaksudkan utuk penyembuhan

6.    Seleksi calon anggota kelompok
                        Dua tahap seleksi calon anggota kelompok yaitu:
·   Dengan melihat bahwa pengalaman kelompok merupakan hal yang tepat bagi semua anggota.
·   Menyusun kelompok yang anggotanya cocok untuk dimasukkan ke dalam satu kelompok yang sudah direncanakan.
d.            Mempersiapkan kelompok
Tugas dari pekerja sosial adalah memilih calon anggota kelompok, menentukan ukuran, opotimal kelompok, dan menyiapkan tempat bagi kegiatan-kegiatan kelompok dan menentukan tipe kelompok.

Memulai Suatu kelompok
a.       Proses pembentukan kelompok
Pada pertemuan awal kelompok, khususnya pada saat para anggota kelompok belum saling mengenal satu sama lain, hanya sedikit saling pertukaran pribadi, reaksi-reaksi intim maupun berbagi berbagai pengalaman. Disini lebih nampak bahwa para anggota berinteraksi satu sama lain di dalam cara-cara yang berdasarkan atribut-atribut atau pengalaman-pengalaman yang sangat dangkal. Biasanya para anggota akan berkomentar tentang berbagai kesamaan dan perbedaan tempat dimana dia tinggal, dan mereka akan berbicara khususnya dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan di dalam hal dan minat tertentu.
b.      Keputusan-keputusan tentang tujuan kelompok
Penentuan tujuan kelompok adalah hal yang sederhana jika kelompok terbentuk berkenaan dengan issue yang sangat khusus. Anggota-anggota dalam keadaan ini memasuki kelompok untuk mempelajari keterampilan-keterampilan sosial khusus atau teknik-teknik berdisiplin. Namun sebaliknya, apabila anggota-anggota mempunyai alasan tambahan lainnya, alternatif atau bahkan alasan-alasan tersembunyi untuk bergabung dengan kelompok bisa menjadi salah satu penghambat penentuan tujuan kelompok.
c.       Assesmen di dalam kelompok
Anggota-anggota kelompok akan menemukan perlunya berbagai macam informasi. Aktivitas tersebut sangat membantu dalam penentuan tujuan kelompok secara rinci sebagaimana anggota-anggota kelompok menyusun masalah yang menjadi perhatian mereka secara individual maupun kelompok.
Assesmen tentang masalah-masalah perilaku individual anggota terbentuk dari kelompok yang telah dirancang untuk mencapai tujuan treatmen individual yang khusus, anggota kelompok akan mencapai data berkenaan dengan sebab-sebab maupun solusi-solusi terhadap masalah-masalah perilaku individual.
Pekerja sosial dapat menggunakan atau menggerakkan anggota-anggota kelompok didalam proses assesmen dalam beberapa cara. Pertama, para anggota dapat dilatih untuk saling berpartisipasi didalam assesmen dari setiap anggota. Kedua, menunjukkan secara langsung bahwa perilaku antar pribadi anggota di dalam kelompok (seperti partisipasi dalam assesmen tersebut), tidak tersedia melalui cara membantu individual. Para anggota berkemungkinan untuk saling bertanya satu sama lain dan bertukar informasi tentang masalah mereka. Karena ada beberapa kesamaan antar anggota, maka anggota lain akan mudah memaham situasi masalah yang dihadapi dibandingka dengan pekerja sosial.
Dua contoh kerangka kerja yang berhasil diajarkan kepada para anggota kelompok treatmen adalah assesmen tingkah laku dan analisis transaksional. Satu bentuk assesmen perilaku yang dapat diterapkan mencakup apa yang dijelaskan kepada anggota bahwa perilaku disebabkan antesedennya dan konsekuensi-konsekuensinya.
2 ( dua ) tipe anteseden dan konsekuensi adalah overt dan convert. Overt adalah anteseden dan konsekuensi yang terjadi didalam lingkungan. Sedangkan Convert terjadi didalam pikiran dan perasaan individual.
Penggunaan kelompok untuk tujuan assesmen dapat ditingkatkan dengan menggunakan cara:
Pertama, metode bermain peran dimana anggota dapat memerankan peran sesuai situasi lingkungan di dalam kelompok. Sedangkan anggota yang lain dapat mengamati atau berkomentar dengan menggunakan berbagai data  yang tersedia.
Kedua, menggunakan berbagai aktivitas. Melalui berbagai media para anggota dapat mengekspresikan perasaan dan memperlihatkan respon terhadap berbagi situasi.
Ketiga, cara yang terakhir adalah “fishbowl”, anggota dituntut untuk memberikan umpan balik terhadap kelompok lain. Cara ini bermanfaat bagi anggota agar dapat memahami berbagai perilaku.
d.      Penentuan Norma
Salah satu usaha pekerja sosial adalah berusaha menanamkan norma yang berasal dari nilai-nilai pekerjaan sosial di dalam kelompok, yakni norma yang spesifik yang menunjukkan tentang bagaimana berperilaku di antara anggota. Glassman dan Kates menggambarkan secara mendasar deskripsi tentang norma tersebut.
1.      Penetapan nilai dan norma yang berkaitan dengan harga diri dengan membuat pernyataan tentang berharganya kontribusi setiap anggota terhadap pekerjaan dan arah kelompok. Pekerja sosial juga harus menjelaskan fakta latar belakang dan budaya anggota-anggota kelompok yang berbeda-beda.
2.      Penetapan nilai dan norma tentang tanggungjawab yang harus dilaksanakan anggota terhadap anggota lainnya.pekerja sosial membantu dengan menggali perasaan-perasaan mereka dan memadukan dengan kriteria kepedulian.
3.      Nilai berikutnya adalah hak untuk diterima apa adanya (tanpa syarat). Maka dari itu hak untuk terdapat didalam berbagai pengalaman adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Definisi tentang keanggotaan harus berdasarkan pada kebutuhan-kebutuhan individual dan tidak semata-mata berdasarkan batas-batas secara stereotype.
4.      Nilai yang ditetapkan atas determinasi diri mempunyai beberapa implikasi terhadap norma-norma kelompok. Norma-norma ini berkaitan dengan issue determinasi dari kelompok sebagai keseluruhan. Pekerja sosial akan membantu kelompok menguji kekuatan issue yang bersangkutpaut dengan bagaimana keputusan-keputusan dibuat di dalam kelompok yang merusak kelompok itu sendiri dan individu-individu anggotanya.
5.      Glassman dan Kates yang menyatakan nilai bahwa “pekerja sosial bertanggung jawab terhadap kelompok”. Norma ini diimplementasikan melalui cara memperkuat anggota untuk mengajukan pertanyaan tentang tindakan pekerja sosial pada intervensi yang teratur (periodik).
6.      Sejumlah nilai lainnya adalah hak untuk bebas berbicara dan berekspresi, percaya bahwa perbedaan memperkaya pengetahuan, kebebasan memilih berkenaan dengan pengaruh perubahan.
e.       Reaksi emosional dalam pembentukan kelompok
Masalah emosional yang muncul dalam permulaan kelompok adalah konflik antara tertarik terhadap kelompok dengan kecemasan tentang kelompok yang dialami secara bersamaan.
f.       Relasi pekerja sosial dengan anggota kelompok
Perasaan anggota kelompok menempatkan pekerja sosial pada posisi sentral, karena anggapan mereka tetang keahlian dan tanggung jawab pekerja sosial terhadap kelompok.
g.      Relasi antar anggota kelompok
Perasaan anggota satu sama lain terutama yang positif merupakan alasan utama anggota kelompok untuk kembali pada kelompoknya. Struktur kelompok selama pembentukan.
h.      Struktur kelompok selama pembuatan
Tugas pekerja sosial adalah memungkinkan kelompok untuk memiliki jenis strukturyang kondusif yang berisi pola-pola relasi antar anggota.
i.        Tujuan-tujuan individu dalam kelompok
Kejelasan tujuan mendatangkan tindakan untuk mencapai tujuan dan kejelasan maksud tindakan membantu menjamin perumusannya.
j.        Kontrak Group Work
Kesepakatan yang tidak seformal seperti tipe tertulis dan verbal, tetapi diakui secara operatif oleh para anggota kelompok dan pekerja sosial.
k.      Masalah-masalah dalam fase awal kelompok
Setiap anggota baru dalam kelompok pasti merasa saling curiga dan was-was terhadap anggota yang lain karena masih belum mengenal satu sama lain. Dengan situasi seperti itu, sangat berpotensi munculnya masalah. Maka pekerja sosial bertugas untuk menyatukan fikiran dan keyakinan setiap anggota kelompok dengan program-program yang mampu membuat setiap anggota menjadi merasa lebih nyaman. Maka dari itu sebagai pekerja sosial harus rileks dan tenang dalam bekerja saat menangani kelompok yang baru saja dibentuk.

Mengakhiri kelompok
            Di dalam kelompok yang sudah mulai erat kebersamaan antar anggota, sangat sulit untuk mengakhirinya. Biasanya anggota kelompok meminta untuk memperpanjang pertemuan. Namun waktu yang telah ditentukan merupakan salah satu bagian yang sangat mempengaruhi keefektifan dan keberhasilan dari tujuan awal dibentuknya kelompok. Pekerja sosial bertugas mengurangi perasaan sedih dan kekecewaan anggota-anggota kelompok karena kegiatan dalam kelompok telah berakhir. Hal itu dapat digunakan pekerja sosial sebagai alat untuk memotivasi anggota kelompok agar selalu berusaha untuk hidup lebih baik dari yang sebelumnya.
            Tugas-tugas pekerja sosial yakni :
1.      Mengevaluasi kelompok didalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
2.      Memahami dan mengatasi perasaan-perasaan anggota kelompok tentang terminasi.
3.      Memelihara perubahan-perubahan berarti yang dihasilkan dari pengalaman kelompok.
4.      Menggunakan keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan pengetahuan yang diperoleh melalui kelompok di dalam berbagai keadaan.
5.      Mencari dan menggunakan pelayanan baru apabila memadai.



B.   SOCIAL ADMINISTRATION
Pengertian Administrasi
Administrasi berasal dari bahasa latin yaitu Ad+ministrate yang artinya melayani, membantu atau memenuhi. Administrasi bila dimaksudkan sebagai kata kerja dapat diartikan memberikan pelayanan dalam usaha memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan.
Administrasi yang kita maksudkan dan yang akan kita bahas adalah administrasi secara luas, dimana di dalamnya terkandung pula administrasi dalam arti yang sempit atau tata usaha
Di bawah ini akan kita berikan beberapa contoh pengertian administrasi yang dirumuskan oleh beberapa pakar administrasi, antara lain:
1.      Menurut Leonard D. White
Administrasi adalah suatu proses yang biasanya terdapat pada semua usaha kelompok baik usaha Negara, pemerintah dan swasta sipil atau militer secara besar-besaran atau secara kecil-kecilan.
2.      Menurut John Piffner dan Robert N.Presthus
Administrasi adalah suatu kegiatan atau proses kegiatan terutama mengenai cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3.      Menurut The Liong Gie
Administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan kegiatan dalam setiap usaha kerja sama dengan kelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
4.      Menurut Sondang P. Siagian
Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
v  Fungsi Pokok Administrasi yaitu:
1.      Perencanaan atau planning
Menurut Hadari Nawawi dalam bukunya Administrasi Pendidikan, bahwa perencanaan pada dasarnya berarti persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi:
a.       Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai
b.      Meneliti masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan
c.       Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan
d.      Menentukan tahap atau rangkaian kegiatan
e.       Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan
2.      Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu
kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Di
dalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas-tugas,
wewenang dan tanggung jawab secara terperinci menurut bidang-bidang
dan bagian-bagian, sehingga terciptalah adanya hubungan-hubungan kerjasama yang harmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
                        Proses pengorganisasian mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
a.               Dengan adanya pengorganisasian maka setiap unit akan selalu                                       merasa dalam wadah yang sama, yakni organisasi
b.               Antara unit yang satu dengan yang lain dapat diketahui dengan                                     jelas batas-batas wewenang dan tanggungjawabnya
c.               Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui jalur hubungan                                kerja, baik yang sifatnya vertikal maupun horizontal.
3.     Bimbingan atau pengarahan (direction)
Apabila suatu organisasi sudah terbentuk dan berfungsi, setiap
personal sudah melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan wewenang
dan tangung jawab masing-masing, maka diperlukan tindakan pemberian
bimbingan dan pengarahan sebagai salah satu kegiatan administratif.
Bimbingan dan pengarahan harus dilakukan secara continue agar seluruh
kegiatan selalu terarah pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Bimbingan (direction) berarti memelihara, menjaga dan
memajukan organisasi melalui setiap personel, baik secara struktural
maupun fungsional agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha
mencapai tujuan. Dalam realitasnya wujud bimbingan dapat berupa:
1.      Memberikan dan menjelaskan perintah
2.      Memberi petunjuk pelaksanaan suatu kegiatan
3.      Memberi kesempatan meningkatkan kemampuan, keterampilan, agar lebih efektif dalam melaksanakan berbagai kegiatan
4.      Memberi kesempatan untuk dapat ikut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk memajukan organisasi
5.      Memberikan koreksi agar setiap personel melakukan tugas-tugasnya secara efisien
Sedangkan yang dimaksud dengan pengarahan adalah suatu usaha untuk memberikan penjelasan, petunjuk atau pertimbangan dan bimbingan terhadap orang-orang yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar. Pelaksanaan itu dapat berupa:
1.      Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas
2.      Urutan prioritas penyelesaian
3.      Prosedur kerja
4.      Sarana dan sumber yang dapat dimanfaatkan
5.      Pihak-pihak yang terkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak langsung
6.      Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas tersebut
4.     koordinasi (coordination)
koordinasi ialah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dan orang-orang, bahan dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah ditentukan. Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:
a)      dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan menyatu sehingga memperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis dan saling menunjang
b)      dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpang siur antara bidang-bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan, penginformasian serta tindakan yang ditinjau dari segi arah.

Proses Administrasi
1.      Penentuan Tujuan
Penentuan tujuan adalah langkah kegiatan atau proses administrasi yang pertama. Penentuan tujuan dapat digolongkan dalam garis besarnya terdiri dari tujuan akhir yang bersifat sangat luas dan abstrak (never ending goals) atau tujuan yang tidak ada akhirnya untuk dapat dicapai, dan untuk dapat mencapai tujuan akhir diperlukan beberapa tujuan-tujuan antara dan dalam rangka mencapai tujuan antara tersebut terjadi proses administrasi.
Tujuan pokok dan tujuan antara dapat dikemukakan sebagai berikut:
a)      Tujuan akhir (Never ending goals)
Tujuan yang tidak akan pernah dapat dicapai sepenuhnya, karena sifatnya yang sangat luas, abstrak dan relatif.
b)      Tujuan jangka panjang
Merupakan bagian dan penjabaran secara lebih kongkrit daripada tujuan akhir. Dalam rangka melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan menggunakan kurun waktu 25-30 tahun.
c)      Tujuan jangka menengah/sedang
Merupakan bagian dan penjabaran secara lebih kongkrit lagi daripada tujuan jangka panjang. Dalam rangka melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan jangka menengah dengan menggunakan kurun waktu 10-15 tahun.
d)     Tujuan jangka pendek
Merupakan penjabaran lebih kongkrit lagi dari tujuan jangka menengah/sedang. Pencapaian tujuan jangka pendek akan dapat mendekatkan pencapaian tujuan jangka sedang. Menggunakan kurun waktu 1-5 tahun agar tujuan dapat tercapai.
e)      Tujuan-tujuan yang umum dan spesifik
Merupakan bagian dan penjabaran yang lebih kongkrit lagi dari tujuan jangka pendek. Pencapaian tujuan yang khusus dan spesifik adalah untuk mencapai tujuan jangka pendek, pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang khususdan spesifik dengan kurun waktu 1 tahun.
2.      Perumusan misi yang hendak diemban
Misi merupakan sasaran pokok yang harus menjadi tanggungjawab organisasi untuk dicapai, untuk mencapai tujuan akhir misi ini juga dapat disebut sebagai pola dasar daripada kegiatan yang hendak dilaksanakan.
3.      Perumusan kebijaksanaan
Maksud perumusan kebijaksanaan adalah untuk melaksanakan misi yang telah ditentukan. Kebijaksanaan merupakan pedoman kerja yang bersifat umum dan menyeluruh, yang menentukan arah dan batasan-batasan bagi pelaksanaan tugas-tugas tertentu dimasa yang akan datang.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang kebijaksanaan, sebagai berikut:
·         Kebijaksanaan mengungkapkan maksud-maksud management untuk masa yang akan datang.
·         Kebijaksanaan merupakan petunjuk-petunjuk yang sangat luas, komprehensif, luwes, dinamis, dan dalam pelaksanaannya perlu dijabarkan lebih lanjut.
·         Kebijaksanaan tidak memberikan keputusan-keputusan, tetapi hanya memberikan ruang lingkup bagi keputusan yang akan diambil oleh para pelaksana.
·         Kebijaksanaan merupakan suatu rencana yang menyeluruh bagi semua bagian dan mengikat semua unit dalam organisasi.
·         Perumusan kebijaksaan memerlukan waktu yang banyak dengan memperhatikan banyak faktor dan kemungkinan baik yang telah ada, maupun yang masih perlu diadakan untuk merumuskan kebijaksanaan yang baik yang perlu diperhatikan :
a.       Kebijaksanaan yang baik cenderung bersifat luas.
b.      Kebijaksanaan harus konsisten, tidak menyimpang dari misi yang telah ditentukan.
c.       Dua kebijaksanaan yang ditentukan tidak boleh saling bertentangan.
d.      Menurut urgensi, kebijaksanaan dapat dirumuskan bagi setiap bidang yang dianggap penting.
e.       Kebijaksaan sehat, mencerminkan dan akan membina sifat khas dari suatu organisasi dan kebijaksanaan yang efektif dan berhasil akan mencerminkan kepribadian/ciri khas organisasi.
f.       Kebijaksanaan yang baik adalah sekaligus baik untuk waktu kini, perkembangan keadaan, zaman, menghendaki perubahan kebijaksanaan sesuai situasi dan kondisi yang baru.

Pengertian administrasi Sosial
            Administrasi sosial merupakan studi tentang pengaturan sosial dan kebijakan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sosial terutama sistem kesejahteraan negara. Administrasi sosial akademik biasanya mengadopsi, pemecahan masalah praktis, pendekatan reformasi, yang sering dikritik sebagai empiris, preskriptif, dan sempit, pendekatan teoritis informasi bagi kesejahteraan sekarang lebih umum. Namun, karena proses mentransfer tanggung jawab untuk kesejahteraan publik dari negara ke sektor swasta, sektor publik direksi dan manajer semakin menggantikan administrator, dan dalam konteks ini administrasi sosial terdengar agak tanggal.
Ada beberapa pengertian administrasi sosial atau administrasi kesejahteraan sosial menurut para ahli:
a.       John C. Kidneigh (1950)
Administrasi kesejahteraan sosial adalah proses mentransformasikan kebijakan sosial ke dalam pelayanan-pelayanan sosial melalui dua cara:
1.    Mentranformasikan kebijakan ke dalam pelayanan sosial yang kongkrit,
2.    Menggunakan pengalaman dalam merekomendasikan perubahan kebijakan.
b.      Arthur Dunham
Administrasi kesejahteraan sosial sebagai proses pemberian dukungan dan fasilitas terhadap kegiatan yang diperlukan dalam pemberian pelayanan secara langsung oleh suatu lembaga sosial. Kegiatan administrasi dimulai dari penentuan fungsi dan kebijakan serta kepemimpinan eksekutif sampai pada pekerjaan-pekerjaan rutin.
c.       Rex A. Skidmore
Administrasi kesejahteraan sosial merupakan suatu tindakan staf yang menggunakan proses-proses sosial untuk menstransformasikan kebijakan sosial lembaga ke dalam pemberian pelayanan sosial.
d.      Kodney
Administrasi kesejahteraan sosial adalah suatu proses untuk memobilisasi sumber-sumber lembaga, manusia dan materi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
e.       Harleigh Trecker
Administrasi kesjahteraan sosial sebagai suatu proses bekerja dengan orang-orang dengan cara mengarahkan dan menghubungkan energi mereka, sehingga mereka mampu menggunakan atau memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan pelayanan dan program pelayanan yang dibutuhkan masyarakat.
Seperti  yang telah dibahas di atas bahwa ilmu administrasi secara luas mempelajari tentang proses penyelenggaraan dan pelaksanaan usaha kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan tersebut dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu tujuan untuk memenuhi kebutuhan organisasi bersama dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pribadi.
Proses administrasi yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang menyangkut berbagai bidang, dapat mempengaruhi penggunaan berbagai istilah administrasi, misalnya:
1.      Tujuan yang menyangkut bidang usaha negara atau umum suatu proses penyelenggaraan dan pelaksanaan usaha kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bidang usaha negara, dapat digunakan istilah “Administrasi negara”. Kerja sama sekelompok orang dapat berupa aparatur negara, organisasi, instansi, badan, lembaga negara atau pemerintah. Tujuannya yaitu kesejahteraan umum.
2.      Tujuan yang menyangkut tujuan bidang perusahaan atau bisnis.
Suatu proses penyelenggaraan dan pelaksanaan usaha kerjasama sekelompok orang (buruh, karyawan perusahaan untuk mencapai tujuan bidang perusahaan atau bisnisdapat digunakan istilah “Administrasi perusahaan”. Tujuan disini adalah memperoleh keuntungan materi  yaang sebesar-besarnya.
3.      Tujuan yang menyangkut bidang pertolongan atau kesejahteraan sosial. Suatu proses penyelenggaraan dan pelaksanaan usaha kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang menyangkut bidang pertolongan atau kesejahteraan sosial dapat digunakan istilah “Administrasi kesejahteraan sosial”. Sekelompok orang disini maksunya karyawan, pengurus pekerja sosial dan masyarakat.
Tujuan disini berupa pemberian pertolongan atau pelayanan sosial kepada penyandang masalah sosial sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar daalam kehidupan masyarakat.
Jadi berdasarkan definisi atau pengertian administrasi  kesejahteraan sosial atau pekerjaan sosial diatas, suatu usaha kerja sama sekelompok orang dapat dikatakan administrasi kesejahteraan sosial apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.       Adanya proses penyelenggaraan dan pelaksanaan usaha kerja sama sekelompok orang.
b.      Adanya usaha kerja sama sekelompok orang yang terorganisir dan terkoordinir dengan baik.
c.       Pelaksana usaha kerja sama diilhami oleh nilai-nilai pekerjaan sosial.
d.      Adanya sumber fasilitas, daana atau biaya.
e.       Adanya tujuan memberikan pertolongan atau pelayanan sosial kepada masyarakat yang menyandang masalah sosial, sehingga dapat menjalankan fungsi sosialnya secara wajar.

Karakteristik Administrasi Kesejahteraan Sosial
*         Administrasi yang dilaksanakan di lembaga-lembaga pelayanan sosial ditujukan     membantu memenuhi kebutuhan masyarakat.
*         Pelayanan-pelayanan yang diberikan lembaga sosial diklasifikasikan tiga kategori, yaitu:
   1) perbaikan keberfungsian sosial yang terganggu,  
   2) penyediaan sumber-sumber sosial dan individual bagi keberfungsian       sosial yang efektif,
       3) pencegahan ketidakberfungsian sosial.
    *         Lembaga-lembaga sosial secara khusus berbentuk suatu badan/lembaga yang  umumnya   mewakili kepentingan masyarakat.
*         Terdapat ukuran, skup, struktur dan jenis program dari organisasi badan/lembaga   sosial.
*         Administrasi memiliki tanggung jawab untuk mengkaitkan kegiatan internal           lembaga dengan masyarakat.
*         Terdapat keperluan yang terus menerus untuk membuat pilihan tentang sumber-     sumber.
*         Lembaga sosial perlu menghindari penggunaan jumlah yang tidak proporsional  dari sumber-sumber yang dimiliki. Tanggung jawab utama untuk menghasilkan,   memelihara dan melindungi fungsi-fungsi lembaga secara optimal berada pada    tanggung jawab eksekutif.
*         Pelayanan yg ditampilkan oleh lembaga sosial memiliki unsur pekerjaan sosial yang semakin besar.

Prinsip-prinsip Dasar Administrasi Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan Sosial
            Prinsip administrasi pekerjaan sosial adalah pernyataan umum yang digunakan oleh administrator ketika melaksanakan pekerjaannya. Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan gagasan terpisah, tetapi saling terkait dan merupakan sebuah falsafah administrasi.
Prinsip dasar administrasi kesejahteraan/pekerjaan sosial antara lain:
1.      Prinsip nilai-nilai pekerjaan sosial.
Administrator dan setiap orang pada lembaga pelayanan sosial bertanggung jawab menyediakan pelayanan yang diterima dan diarahkan oleh profesi pekerjaan sosial. Intinya adanya keyakinan akan harkat dan martabat klien untuks berpartisipasi.
2.      Prinsip kebutuhan masyarakat dan klien.
Kebutuhan masyarakat dan individu selalu menjadi dasar bagi keberadaan program-program dan lembaga pelayanan sosial. Memenuhi kebutuhan masyarakat dan individu merupakan tanggung jawab utamanya.
3.      Prinsip tujuan lembaga.
Tujuan dari lembaga harus dirumuskan, dinyatakan, dipahami dan digunakan secara jelas.
4.      Prinsip setting budaya.
Budaya masyarakat harus dipahami sepanjang mempengaruhi cara mengekspresikan kebutuhan mereka. Adminsitrator harus memiliki pengetahuan tentang budaya masyarakat.
5.      Prinsip relasi yang bertujuan.
Relasi yang berdasarkan penerimaan, kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab bersama, dan partisipasi adalah dasar administrasi pekerjaan sosial yang demokratis.
6.      Prinsip totalitas lembaga.
Lembaga harus dipahami dalam totalitas dan keseluruhan.
7.      Prinsip tanggung jawab profesional.
Administrator bertanggung jawab menyediakan pelayanan profesional yang berkualitas berdasarkan pada standar praktik profesional.
8.      Prinsip partisipasi.
Kontribusi yang memadai dari anggota diupayakan dan digunakan oleh adminsitrator dengan mencoba melibatkan orang dalam pembuatan keputusan lembaga dan pemecahan masalah.
9.      Prinsip komunikasi.
Administrator bertanggung jawab untuk menciptakan jalur komunikasi yang menjamin bahwa komunikasi dilakukan secara terbuka dan digunakan sampai tingkat yang paling penuh.
10.  Prinsip kepemimpinan.
Administrator harus melaksanakan tanggung jawab pokok untuk kepemimpinan lembaga dalam hal pencapaian tujuan dan penyediaan pelayanan profesional.
11.  Prinsip perencanaan.
Administrator harus melaksanakan kepemimpinan dalam proses perencanaan yang memungkinkan sebagai individu-individu merencanakan pekerjaan dalam kaitannya dengan tugas lembaga secara keseluruhan.
12.  Prinsip organisasi.
Pekerjaan dari banyak orang harus diatur dan disusun secara terorganisir, sehingga tanggung jawab dan hubungan kerja dapat ditetapkan secara jelas.
13.  Prinsip pendelegasian.
Pendelegasian kekuasaan dan tanggung jawab terhadap petugas profesional lain penting karena tidak seorang eksekutifpun mampu menampilkan semua tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan.
14.  Prinsip koordinasi.
Pekerjaan yang didelegasikan kepada orang banyak harus dikoordinasikan secara tepat, sehingga memberikan kontribusi terhadap misi yang akan dicapai.
15.  Prinsip penggunaan sumber.
Sumber uang, fasilitas dan personil harus dilindungi, dipelihara dan digunakan secara hati-hati guna menjaga kepercayaan dari masyarakat.
16.  Prinsip perubahan.
Administrator bertanggung jawab mengarahkan terjadinya perubahan yang diperlukan dan diputuskan secara demokratis.
17.  Prinsip evaluasi.
Evaluasi proses dan hasil.
18.  Prinsip pertumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan anggota organisasi perlu ditingkatkan oleh administrator dengan memberikan tugas-tugas menantang, supervisi yang bijaksana dan kesempatan belajar.
Pentingnya prinsip bagi administrator pekerjaan sosial yakni untuk:
a.       Mengarahkan dalam bertindak dan berperilaku secara profesional.
b.      Mengarahkan dalam membuat pilihan-pilihan dan keputusan tidak hanya dalam arti teknis, tetapi lebih didasari oleh keyakinan yang kuat tentang pekerjaan sosial, nilai-nilai yang mendasarinya dan tujuan yang akan dicapai di masyarakat.
c.       Administrasi pekerjaan sosial diarahkan oleh prinsip bekerja secara terencana dan konsisten.
d.      Ketika dihadapkan pada situasi dimana terjadi pertentangan nilai, administrator membuat keputusan didasarkan apa yang terbaik bagi klien.
e.       Berguna untuk menganalisis masalah, penentuan tujuan, pemilihan metoda, pelimpahan tanggung jawab, dan evaluasi hasil.

Fungsi Administrasi Kesejahteraan Sosial
            Administrasi kesejahteraan sosial sebagai proses terdiri dari serangkaian kegiatan. Rangkaian kegiatan tersebut antara lain:
1.      Perumusan dan penentuan tujuan pelayanan kesejahteraan sosial.
2.      Pengorganisasian usaha pertolongan kesejahteraan sosial.
3.      Managemen usaha pertolongan kesejahteraan sosial.
4.      Komunikasi sosial.
5.      Tata usaha.
6.      Pengumpulan sumber.
7.      Partisipasi masyarakat.


Tindakan Administrator Pekerjaan Sosial
1.      Menerima (accepting).
Seorang administrator pekerjaan sosial menerima staf, klien, personil profesional, dan masyarakat apa adanya. Dia harus menghargai setiap orang sebagai individu yang unik dengan kelebihan dan keterbatasan, setiap orang berusaha menjadi yang terbaik.
2.      Memperhatikan (caring).
Menebarkan kehangatan dan memberi anggota rasa memiliki. Tunjukkan tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan tindakan.
3.      Menciptakan (creating).
Harus kreatif, gemar menjadi pionir/pembuat kebijakan yang inovatif yang akan memperbaiki pelayanan lembaga dan staf.
4.      Menciptakan demokrasi (democratizing).
Menghargai pendapat dan nilai-nilai staf. Dia menyadari setiap anggota dapat memberikan kontribusinya untuk kemajuan lembaga. Dia bukan sorang diktator/otokratis.
5.      Memberikan persetujuan (approving).
Memahami bahwa setiap orang (staf/klien) mengharapkan persetujuan/pengakuan. Dia memberi pujian dan pengharagaan kepada anggota/staf kalau memang layak secara tertulis atau langsung.
6.      Mempercayai ( trusting).
Mempunyai kepercayaan yang implisit kepada stafnya. Dia menghargai pandangan/gagasan dari anggota, walaupun mungkin ada perbedaan antara gagasan dengan apa yang mereka lakukan.
7.      Memelihara keseimbangan personal/pribadi.
Hidup dalam lingkungan yang baik, mempunyai perhatian terhadap kesehatan fisik dan mental dan berusaha untuk bersikap rilek. Berusaha menyimpan frustrasi dan masalahnya sehingga tidak dilampiaskan kepada stafnya. Dia suka berkreasi dan melakukan hal yang menyenangkan dan mampu mendapatkan energi yang baru


BAB III
PENUTUP

A.                       Kesimpulan
                        Social group work sebagai salah satu metode bantu dalam praktik pekerjaan sosial merupakan suatu pelayanan terhadap kelompok yang bertujuan untuk membantu        mengembalikan anggota ke dalam keadaan berfungsi sosial dengan cara mengambil         manfaat dari pengalaman-pengalaman dalam kelompok yang disusun secara sadar dan          bertujuan. Adapun tahapan dalam social group work antara lain:
a.       Tahap pra kelompok,
b.      Tahap memulai suatu kelompok, dan
c.       Tahap mengakhiri suatu kelompok.
Tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar anggota kelompok satu dengan  yang lain dapat membuka diri dan berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya.
               Sedangkan administrasi kesejahteraan sosial sebagai tindakan dari staf/anggota yang memanfaatkan atau mentranformasikan kebijakan-kebijakan sosial ke dalam pelayanan-pelayanan sosial. Ini dilakukan oleh para eksekutif. Proses yg paling banyak digunakan, yaitu:
1.      Perencanaan (planning),
2.      Pengorganisasian (organizing),
3.      Bimbingan (direction),
4.      Pengarahan (commanding),
5.      Koordinasi (coordination),





B.            Saran
                        Social group work dan social welfare administration merupakan metode yang digunakan dalam praktek pertolongan pekerjaan sosial. Kedua metode tersebut sama-sama penting dalam menjalankan perananya. Penggunaan metode-metode tersebut tergantung pada kasus atau permasalahan kalayan yang bersangkutan. Kemampuan dari pekerja sosialpun menentukan apakah penggunaan metode-metode tersebut dapat berhasil atau tidak dalam memecahkan permasalahan kalayan. Hendaknya penggunaan metode social group work dan social welfare administration harus selalu berdampingan dengan metode-metode lain.

Share:

1 comment:

ulya rahman

fabiayyi ala irobbikuma tukadziban

BTemplates.com

Powered by Blogger.

ulya rahman ,anak rantau dari kota demak