Helping people to help themselves

Demak58

Friday, June 26, 2015

Community Development ,,Community Crganization (COCD)



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar belakang
Pengembangan masyarakat menjadi semacam spirit atas sebuah paradigma pembangunan yang tidak lagi delivered di mana direncanakan oleh “atas” atau bahkan mengikuti pola “Barat”, tetapi sebagai sebuah pembangunan yang berwarna people centered. Dengan berkembangnya gagasan-gagasan dalam teori dependensia (hubungan ketergantungan, ada pihak dominant dan pihak dependen) yang ingin secara lebih mandiri dan kontekstual melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lebih dari itu, prinsip bottom-up menjadi sebuah kata yang sangat menjanjikan atas dasar kegagalan berbagai Negara dalam mensejahterakan rakyatnya.
Dan sebagaimana asal katanya, yakni pengembangan masyarakat, pengembangan masyarakat terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Pola pemberdayaan masyarakat bukan merupakan kegiatan yang sifatnya top-down intervention yang tidak menjunjung tinggi aspirasi dan potensi masyarakat untuk melakukan kegiatan swadaya, karena yang paling dibutuhkan masyarakat lapisan bawah terutama yang tinggal di desa adalah pola pemberdayaan yang sifatnya bottom-up intervention yang menghargai dan mengakui bahwa masyarakat lapisan bawah memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta mampu melakukan usaha-usaha produktif dengan prinsip swadaya dan kebersamaan.
1.2.            Tujuan
·         Agar mahasiswa memahami tentang sejarah dan konsep pengembangan masyarakat
·         Untuk mengetahui unsur-unsur dan kerangka pengembangan masyarakat
·         Untuk memahami tentang pendekatan-pendekatan mengenai pengembangan masyarakat dalam pekerjaan sosial
·         Agar mahasiswadapat mengetahui tentang definisi dan tujuan mengenai pengembangan masyarakat dalam pekerjaan sosial.




1.3.            Rumusan masalah
·         Bagaimana sejarah dan konsep pengembangan masyarakat ?
·         Bagaimana gambaran unsur-unsur dan kerangka pengembangan masyarakat ?
·         Jenis pendekatan apa yang digunakan dalam pengembangan masyarakat ?
·         Apa saja definisi dan tujuan pengembangan masyarakat dalam pekerjaan sosial ?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Sejarah lahirnya teori pengembangan masyarakat

Sebagai sebuah wacana dalam ilmu sosial pada umumnya dan studi pembangunan pada khususnya, pengembangan masyarakat menempati arti tersendiri. Hal ini didasarkan atas debat kontemporer mengenai proses pembangunan sejak dipertanyakannya perspektif modernisasi dalam pembangunan yang sarat akan bias kepentingan Negara “maju”. Pengembangan masyarakat menjadi semacam spirit atas sebuah paradigma pembangunan yang tidak lagi delivered di mana direncanakan oleh “atas” atau bahkan mengikuti pola “Barat”, tetapi sebagai sebuah pembangunan yang berwarna people centered. Dengan berkembangnya gagasan-gagasan dalam teori dependensia (hubungan ketergantungan, ada pihak dominant dan pihak dependen) yang ingin secara lebih mandiri dan kontekstual melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lebih dari itu, prinsip bottom-up menjadi sebuah kata yang sangat menjanjikan atas dasar kegagalan berbagai Negara dalam mensejahterakan rakyatnya.
Para ekonomi lebih menyemangati arah tersebut menjadi sebuah gerakan populis, kepada rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Dalam kaitannya dengan upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan taraf hidup (ekonomi) masyarakat, wacana paradigmatik dalam ilmu ekonomi pun juga berkembang. Dan mereka menyadari sepenuhnya bahwa meniadakan hubungan antar kajian ekonomi dan nilai-nilai moral humanis adalah suatu kekeliruan besar dan tidak bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan manusia dan alam semesta.

2.2  Konsep Pengembangan Masyarakat

Menurut David C. Korten (Moeljarto, 1987:44) konsep pembangunan masyarakat pada hakekatnya memiliki beberapa aspek sebagai berikut :
1.      Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dibuat ditingkat lokal.
2.      Fokus utama adalah memperkuat kemampuan masyarakat miskin dalam mengawasi dan mengerahkan asset-asset untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan potensi daerah mereka sendiri.
3.      Memiliki toleransi terhadap perbedaan dan mengakui arti penting pilihan nilai individu dan pembuatan keputusan yang telah terdistribusi.
4.      Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan sosial dilakukan proses belajar sosial di mana individu berinteraksi satu sama lain menembus batas-batas organisatoris dan dituntun oleh kesadaran kritis individual.
5.      Budaya kelembagaan ditandai dengan adanya organisasi yang mengatur diri sendiri (adanya unit-unit lokal) yang mengelola dirinya sendiri.
Jaringan koalisi dan komunikasi pelaku (aktor) lokal dan unit-unit local yang mengelola diri sendiri, mencakup kelompok penerima manfaat lokal, organisasi pelayanan daerah, pemerintah daerah, bank-bank pedesaan dan lain-lain akan menjadikan basis tindakan-tindakan lokal yang diserahkan untuk memperkuat pengawasan lokal yang mempunyai dasar luas atas sumber-sumber dan kemampuan lokal untuk mengelola sumber daya mereka. Perkembangan pada masyarakat diaktualisasikan dengan adanya konsep, dan mengikuti perubahan zaman.
Perkembangan masyarakat Indonesia Menurut Selo Soemardjan :
1.      Masyarakat sederhana
Masyarakat ini dalam perkembangannya relatif lambat, karena ciri – ciri masyarakat sederhana sebagai berikut :
·         Hubungan kekeluargaan masih erat.
·          Organisasi dalam hal tradisi masih diwariskan secara turun temurun.
·         Percaya terhadap hal yang ghaib ( Animisme ).
·         Belum ada lembaga khusus ( pendidikan ).
·         Angka buta huruf masih tinggi.
·         Hukum mudah dipahami, karena masih bersifat konvensional ( tak tertulis ).
·         Kegiatan ekonomi masih berorientasi atas pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari saja.
·         Kegiatan ekonomi yang masih memerlukan banyak tenaga.
2.      Masyarakat Madya
Dalam proses perkembangannya, masyarakat ini lebih cepat dari pada masyarakat sederhana. Ciri – cirinya sebagai berikut :
·         Kekeluargaan masih erat, tapi melihat untung dan rugi.
·         Adat istiadat masih berlaku, tetapi menerima informasi dan teknologi dari luar.
·         Timbulnya pemikiran yang rasional.
·         Terdapat lembaga pendidikan
·         Adanya hukum tertulis.
·         Ekonomi bersaing besar.
·         Gotong royong masih berlaku untuk pembangunan fasilitas umum.
3.      Masyarakat Pra Modern.
Mengakui kemajuan karena memiliki inisiatif untuk menerima teknologi dan informasi. Ciri – Ciri :
·         Hubungan antar masyarakat berdasarkan kepentingan pribadi.
·         Masyarakat percaya pada ilmu pengetahuan.
·         Sarana dan prasarana sudah terpenuhi.
·         Masyarakat terdiri dari beberapa macam profesi / pekerjaan.
·         Tingkat pendidikan relatif rata.
·         Ada hukum perdata dan pidana.
·         Ekonomi yang berorientasi pada pasar.
4.      Masyarakat Tradisional.
Ciri – ciri:
·         Berbentuk komunitas kecil.
·         Pranata sosial berdasarkan kekerabatan.
·         Peralatan dan teknologi sederhana.
·         Tergantung terhadap lingkungan hidup.
·         Terpencil secara geografis.
·         Terbatasnya akses pelayanan sosial.
Masyarakat tradisional terbagi menjado 2 kelompok :
a.       Masyarakat primitive yaitu masyarakat yang tingkat perkembangannya berburu dan meramu.
b.      Masyarakat yang hidup dalam kebudayaan konservatif ( lama ).
Contoh : Islam Aboge  di Desa Pekuncen, Tengger di bromo, Baduy di banten.
5.      Masyarakat Transisi
            Yaitu masyarakat yang mengalami perubahan dari tradisional menuju modern. Ciri – cirinya sebagai berikut :
·         Adanya instansi pendidikan, seperti sekolah.
·         Ada fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat , seperti puskesmas dan balai pengobatan.
·         Mulai tumbuhnya industri tingkat rumahan ( Rumah tangga ).
·         Masuknya teknologi dan informasi , seperti internet yang sudah tersedia di Desa desa.
·         Perubahan fungsi lahan.
6.      Masyarakat Pedesaan
Ciri – ciri :
·         Penerimaan dalam hal interaksi berdasarkan kepada afektifitas ( tata krama ).
·         Rasa persatuan dalam hal kebersamaan masih kental ( Orientasi kolektif ).
·         Partikularisme dengan berpandangan subjektifitas.
·         Askripsi masih ada, yaitu kekhususan, tidak diusahakan ( pemberian ).
·         Interaksi masyarakat masih dalam lingkup keakraban yang kental.
7.        Masyarakat Perkotaan
·         Indivudual
·          Heterogen :
a.       Suku daerah
b.      Pendidikan
·         Berdaya saing tinggi., karena berorientasi kepada kesejah teraan masing – masing.
·         Terdiri dari beragam profesi.
·         Cenderung matrealistik.
·         Masyarakat yang lebih terbuka menerima informasi dan perubahan.
8.      Masyarakat Modern
·         Alat – alat yang digunakan sudah mengalami modernisasi.
·         Mulai meninggalkan kehidupan tradisional.
·         Mulai berfikir rasional.
Faktor- faktor yang mempengaruhi masyarakat modern :
1)      Pendidikan
2)      Urbanisasi
3)      Komunikasi
4)      Politik
5)      Industrialisasi.

Dan pengutaraan oleh ahli lain, tentang masyarakat antara lain:
1)      Masyarakat Majemuk, dalam kehidupan masyarakat majemuk, ada 2 macam :
a.       Masyarakat mayoritas, adalah masyarakat yang mendominasi sebagian besar disuatu wilayah. Biasanya jumlahnya banyak.
b.      Masyarakat minoritas,adalah Masyarakat yang hanya sebagian kecil dari suatu wilayah. Berjumlah sedikit.
2)      Masyarakat Majemuk Indonesia.Keanekaragaman Masyarakat Indonesia dipersatukan oleh sistem Nasional Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ikha.
3)      Primordialisme, adalah sikap yang merasa kebudayaan / kelompok sendiri lebih baik dari kebudayaan /kelompok lain. Berikut sebab terjadinya primordialisme :
a.       Adanya yang dianggap istimewa oleh individu / kelompok.
b.      Adanya sikap untuk mempertahankan keutuhan kesatuan sosial atau kelompok.
c.       Adanya  nilai – nilai yang berkaitan dengan keyakinan.
4)      Etnhosentrisme, merupakan sikap fanatik yang ditunjukan terhadap suatu golongan. Dalam hal ini penanaman kebudayaan sudah semenjak dari lahir.

2.3  Pengertian
Pengembangan masyarakat juga dikenal dengan sebagai community development atau community organization (COCD). Di Australia, inggris dan beberapa negara eropa pengembangan masyarakat disebut sebagai pekerjaan kemasyarakatan, penyembuhan sosial, perawatan sosial,atau perawatan masyarakat.
Dan sebagaimana asal katanya, yakni pengembangan masyarakat, pengembangan masyarakat terdiri dari dua konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan pengertian tentang pengembangan masyarakat adalah mempunyai konotasi gerakan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan didasarkan atas inisiatif masyarakat itu sendiri serta kemampuan untuk memfungsionalisasikan potensi yang ada pada dirinya.
Bidang- bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial budaya. Sedangkan masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu:
1.      Masyarakat sebagi sebuah tempat bersama,yakni sebuah wilayah geografis yang sama.
2.      Masyarakat sebagai kepentingan bersama,yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas.

Pengembangan masyarakat adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber - sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial dan merupakan suatu progam / proyek yang bertujuan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, partisipasi masyarakat dan kelembagaan dalam penyelenggaraan pembangunan.
Dan pengembangan masyarakat sesungguhnya merupakan sebuah proses kolektif di mana kehidupan berkeluarga, bertetangga, dan bernegara tidak sekadar menyiapkan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan sosial yang mereka lalui, tetapi secara aktif mengarahkan peubahan tersebut pada terpenuhinya kebutuhan bersama.

Dan berikut defenisi pengembangan masayarakat menurut beberapa ahli:
·         Menurut Edi Suharto,pengembangan masyarakat adalah sebagai metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya.
·         Menurut PBB menekankan bahwa pembangunan masyarakat, merupakan suatu "proses" dimana usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki masyarakat diintegrasikan dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dan mengintegrasikan masyarakat di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan mereka agar mampu memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai kemajuan pada level nasional.
·         Menurut Bintoro Tjokromidjojo,pengembangan masyarakat adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir.
·         Menurut Abdul Halim dalam jurnal ilmu dakwah,bahwasannya pengembangan masyarakat kita dikatakan suatu usahayang dilakukan secara sadar, terencana dan sistematis untukmemperbaiki kua litas hidup dengan memanfaatkan pelbagaipendekatan dan teknik terhadap suatu perubahan suatu program padamasyarakat setempat sebagai unit kerja dan mencoba untukmenggabungkan bantuan-bantuan luar dan upaya sendirimendiskusikan dan menentukan keinginan-keinginan mereka.
·         Menurut Soedjatmoko pengembangan masyarakat sesungguhnya merupakan sebuah proses kolektif di mana kehidupan berkeluarga, bertetangga, dan bernegara tidak sekadar menyiapkan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan sosial yang mereka lalui, tetapi secara aktif mengarahkan peubahan tersebut pada terpenuhinya kebutuhan bersama.
·         Menurut David C. Korten pembangunan selayaknya ditujukan untuk mencapai sebuah standar kehidupan ekonomi yang menjamin pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Dari berbagai defenisi pengembangan masayarakat (CO/CD) di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
·         Community Development merupakan suatu proses pembangunan yang berkesinambungan.Artinya kegiatan itu dilaksanakan secara terorganisir dan dilaksanakan tahap demi tahap dimulai dari tahap permulaan sampai pada tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi - follow-up activity and evaluation.
·         Community Development bertujuan memperbaiki - to improve - kondisi ekonomi,
sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
·         Community Development memfokuskan kegiatannya melalui pemberdayaan potensi-
potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka,
sehingga prinsip to help the community to help themselve dapat menjadi kenyataan.
·         Community Development memberikan penekanan pada prinsip kemandirian. Artinya
partisipasi aktif dalam bentuk aksi bersama - group action - di dalam memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dilakukan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat.
Dan dari beberapa pengertian diatas,juga dapat disimpulkan bahwa pengembangan masyarakat mengandung unsur-unsur :
1.      Usaha atau proses
Usaha atau proses kelangsungan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu negara adalah tekad atau keinginan yang disususn berdasarkan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan –pertimbangan secara luas.usaha atau proses pembangunan tersebut,terlihat dengan adanya kehendak untuk arahan-arahan dan pedoman dalam melaksanakan pedoman tersebut. Tanpa adanya usaha untuk menimbulkan keinginan akan pembangunan tersebut,kita tidak akan pernah mendengar atau melihat apa yang disebut hasil pembangunan. Dan dengan menyelenggarakan usaha diperlukan potensi-potensi pembangunan disegala bidang,baik potensi fisik berupa kekayaan alam yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan,maupun yang non-fisik berupa ukuran pendidikan seorang manusia tersebut dan perkembangan pengetahuan suatau negara.
2.      Peningkatan ,kemajuan, atau perubahan kearah kemajuan.
Pembangunan disini adalah perubahan dalam arti kemajuan,yaitu peningkatan bidang-bidang kehidupan yang memang diarah kepada tujuan yang hendak dicapai.meskipun susah untuk menentukan kriteria kemajuan ini,tetapi paling tidak hasil kemajuan tersebutdirasakan perbedaanya,yaitu dirasakan lebih baik dari kondisi sebelumnya.
3.      Berkesinambungan
Pengembangan atau pembangunan berkesinambungan artinya pembangunan diklaksanakan secara teruss menerus untuk menjaga eksistensi pembangunan dan hasil-hasil yang telah dicapai,yang dengan usaha tertentu berusaha untuk lebih ditingkatkan lagi.
4.      Dilakukaan secara sadar atau sempurna.
Segala sesuatu yang sifatnya untuk mencapai yang lebih baik pasti dilakukan secara sadar dan disengaja,karena tindakan atau perbuatan yang akan dilakukan secara sadar dan disengaja, karena tindakan atau perbuatan yang dilakukan jelas tujuan dan manfaatnya.
5.      Terencana.
Perencanaan pada dasarnya mengandung beberapa hal yang sangat penting dalam bertindak,antara lain :
1.      Merupakan pedoman dalam bertindak.
2.      Merupakan arah yang hendak dicapai.
3.      Dapat dikontrol pelaksanaan kegiatannya.
4.      Mengandung faktor evaluatif,yaitu dapat di ukur dan dievaluasi keberhasilannya dan kegagalannya.
6.      Untuk tujuan pembinaan.
Pembangunan,selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani dari tiap-tiap individu dalam masyarakat,secara keseluruhan juga merupakan pembinaan atau pembangunan bangsa yang bersangkutan.
7.      Dilakukan secara bertahap.
Tahapan pembangunan yang dilakukan di indonesia,sesungguhnya berkaitan erat dengan perencanaan,kedua istilah tersebut pelaksanaannya tidaklah terpisah,karena tahapan tersebut juga merupakan bagian dari bentuk perencanaan.pembangunan tersebut dibangun secara bertahap,dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran seluruh rakyat dan untuk meletakkan landasan yang kuat untuk tahapan pembangunan berikutnya.

2.4  Tujuan Pengembangan Masyarakat
Tujuan secara umum dari Community Organization dan Community Development adalah untuk menciptakan dan mengembangkan suatu penyesuaian yang efektif antara sumber-sumber kesjahteraan sosial dengan kebutuhan-kebutuhan. Sedang tujuan khusus dari CO/CD adalah memperoleh data dan fakta yang diperlukan, mengembangkan dan merubah program agar tercapai penyesuaian yang lebih baik antara sumber dan kebutuhan, meningkatkan efektivitas kerja dari lembaga-lembaga, meningkatkan koordinasi anatara berbagai pihak yang terlibat dalam program, meningkatkan pengertian umum tentang masalah, kebutuhan, tujuan, program dan metode yang dipakai, menegembangkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam aktivitas pengembangan masyarakat.
2.5  Fungsi Pengembangan Masyarakat

Di dalam pekerjaan sosial CO/CD memiliki beberapa fungsi di antaranya adalah:
a.    Untuk memperoleh adanya dasar-dasar factual yang lengkap bagi penyusunan perencanaan dan pelaksanaan. Adapun fakta-fakta yang harus diidentifikasikan oleh pekerja sosial; cirri-ciri dan luasnya masalah, cirri-ciri dan luasnya sumber-sumber yang tersedia, cirri-ciri dan luasnya usaha kesejahteraan sosial.
b.    Memulai, mengembangkan, merubah, melaksanakan dan mengakhiri suatu program.
c.    Menciptakan, mempertahankan dan meningkatkan standar kesejahteraan sosial dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi UKS dan lembaga kesejahteraan sosial.
d.    Mengembangkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara orang, kelompok, individu yang terlibat.
e.     Mengembangkan pengertian yang baik dari seluruh warga masyarakat.
f.     Mengembangkan dukungan dan partisipasi di dalam kegiatan kesejahteraan sosial.

2.6  Karakteristik / Pendekatan Pengembangan Masyarakat.

Dalam kaitannya dengan karakteristik pengembangan masyarakat,GLEN (1993:24) menggambarkan bahwa ada tiga unsur yang menjadi ciri khas pendekatan ini :
1.      Tujuan dari pendekatan ini adalah memampukan mayarakat untuk mendefenisikan dan memenuhi kebutuhan mereka.
Terkait dengan unsur yang pertama ini ,tujuan dari pengembangan masyarakat adalah menegembangkan kemandirian dan pada dasarnya memantapkan rasa kebersamaan sebagai suatu komunitas berdasarkan basis ketetanggaan meskipun bukan secara ekslusif.
2.      Proses pelaksanaannya melibatkan kreatifitas dan kerja sama masyarakat ataupun kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut.
Adanya kerja sama dan kreatifitas sebagai dasar proses pengembangan masyarakat yang baik.pandangan yang melihat komunitas sebagai kelompok masyarakat yang secara potensial kreatif dan kooperatif merefleksikan idealisme sosial yang positif terhadap upaya-upaya kolaboratif dan pembentukan identitas komunitas.
3.      Praktisi yang menggunakan model intervensi ini (lebih banyak) menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat yang bersifat non- direktif.
Pada elemen yang ketiga ini menggambarkan bahwa peran community worker pada pendekatan ini lebih banyak difokuskan pada peran sebagai pemercepat perubahan(enabler),pembangkit,dsb.

Menurut Batten, pada dasarnya ada dua pendekatan dalam pengembangan masyarakat yaitu:
1.    Pendekatan direktif
Pendekatan direktif dilakukan berlandaskan asumsi bahwa community worker tahu apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan peranan ini bersifat dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari community worker. Community worker lah yang menetapkan apa yang baik atau uang buruk bagi masyarakat, cara-cara apa yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya, dan selanjutnya menyediakan sarana yang diperlukan untuk perbaikan tersebut. Dengan pendekatan ini, prakarsa dan pengambilan keputusan berada di tangan community worker.  Dan dengan pendekatan ini jugalah banyak hasil yang telah diperoleh,tetapi hasil yang didapat lebih terkait dengan tujuan jangka pendek dan seringkali lebih bersifat pencapaian secara fisik. Pendekatan direktif menjadi kurang efektif untuk mencapaihal-hal yang sifatnya jangka panjang ataupun perubahan yang lebih mendasar yang berkaitan dengan prilaku seseorang. hal ini anatara lain disebabkan akan perlunya perubahan pengetahuan (knowledge), keyakianan (belife), sikap (attitude), dan niat (intention) individu sebelum terjadinya perubahan perilaku.
Pendekatan ini oleh community worker sebenarnya juga mengakibatkan berkurangnya kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar dari masyarakat sedangkan bagi masyarakat segi yang buruknya adalah dapat munculnya kebergantungan terhadap kehadiran petugas sebagai agen perubahan. Pendekatan direktif juga sering disebut pendekatan yang bersifat instruktif.
2.    Pendekatan non-direktif
Pendekatan non-direktif dilakukan berlandaskan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini community worker tidak menempatkan diri sebagai orang yang baik atau yang buruk bagi suatu masyarakat. Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri,community worker lebih bersifat menggali dan menegembangkan potensi masyarakat. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membuat analisis dan mengambil keputusan yang berguna bagi mereka sendiri, serta mereka diberi kesempatan penuh dalam penentu cara-cara untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Ada beberapa masyarakat yang memang berhasil berkembang dengan pendekatan non-direktif,tetapi ada pula yang gagal. Karena untuk mengembangkan pendekatan non-direktif juga dibutuhkan kondisi tertentu antara lain adalah adanya keinginan warga untuk bertindak,dan untuk menumbuhkan kondisi itu maka dibutuhkan beberapa prasyarat ,yaitu:
Ø  Adanya sejumlah orang yang tidak puas terhadap keadaan mereka dan sepakat tentang apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan mereka.
Ø  Orang-orang ini menyadari bahwa kebutuhan tersebut hanya akan terpenuhi bila mereka mau berusaha untuk memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri.
Ø  Mereka memiliki atau dapat dihubungkan dengan sumber daya yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dalam penerapannya dilapangan, pemilihan antara pendekatan direktif dan pendekatan non-direktif perlu disesuaiakan dengan tingkat perkembangan masyaraktnya. Masyarakat yang sudah mampu mendayagunakan potensi yang dimiliki perlu didekati dengan pendekatan non-direktif, tetapi bagi masyarakat yang relatif belum berkembang (terbelakang), maka pilihan pendekatannya diarahkan kepadan pendekatan direktif.
           
2.7  Model – Model Pengembangan Masyarakat.
Jhon Rothman mengembangkan 3 model yang berguna dalam memahami konsepsi pengembangan masyarakat :
1.      Pengembangan masyarakat lokal.
Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota masyarakat dipandang bukan sebagai klien yang bermaslah melainkan sebagai masyarakat yang unik dan memiliki potensi,hanya saja potensi tersebut belum sepenuhnya dikembangkan.
Pengembangan masyarakat lokal pada dasarnya merupakan proses interaksi antar anggota masyarakat setempat yang difasilitasi oleh pekerja sosial. Pekerja sosial mengembangakan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.pengembangan masyarakat lokal lebih berorientasi pada tujuan proses dari pada tujan hasil.
2.      Perencanaan sosial.
Perencanaan sosial disini menunjukkan pada proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu. Berbeda dengan pengembangan masyarakat lokal,perencanaan sosial lebih berorientasi pada tujuan tugas.
3.      Aksi sosial.
Tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian kekuasaan,sumber, dan pengambilan keputusan. Pendekatan aksi sosial didasari suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem yang seringkali menjasi korban ketidakadilan struktur.

2.8   Kerangka dan Tahap Pengembangan Masyarakat

Kerangka dasar pengembangan masyarakat adalah terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat dengan langkah-langkah :
1)      Masyarakat mendiskripsikan kebutuhan atau masalah untuk menentukan keinginan masyarakat itu sendiri.
2)      Mengerjakan kegiatan bersama dalam jangka waktu tertentu.
3)      Mengerjakan bersama program kegiatan yang telahdirancang dan sekaligus melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan pengembangan masyarakat.

Tahapan pengembangan masyarakat yang biasanya dilakukan pada beberapa organisasi pelayanan masyarakat pada umumnya,yaitu:
1.      Tahap persiapan.
Dalam tahapan ini didalamnya terdapat tahap penyiapan petugas dan penyiapan lapangan.
Ø  Penyiapan petugas : diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim,mengenai pendekatan apa yang ingin digunakan dalam pengembangan masyarakat. Penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila didalam proses pengembangan masyarakat tenaga petugas yang dipilih ternyata mempunyai latar belakang yang berbeda satu dengan yang lainnya. Misalnya : ada petugas yang berlatar belakang srjana agama, sarjana ilmu kesejahteraan sosial, sarjana pendidikan,ataupu sarjana bahasa.Penyiapan petugas (sommunity worker) merupakan prasyarat suksesnya suatu pengembangan masyarakat dengan pendekatan non-direktif.
Ø  Penyiapan lapangan : berperan untuk melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran,baik dilakukan secara informal maupun formal. Bila sudah ditemukan daerah yang diinginkan dikembangkan,community worker harus mancoba menerobos jalur formal unutk mendapat perijinan dari pihak terkait. Tetapi disamping itu juga tetap harus manjalin kontak dengan tokoh-tokoh informal agar hubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Komunikasi yang baik pada tahap awal biasanya akan mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya.
2.      Tahap assesment
Proses assesment dilakukan dengan mengidentifikasikan masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan sumber daya yang miliki klien. Disamping itu dalam proses penilaian dapat digunakan teknik SWOT dengan melihat kekuatan(strength), kelemahan(weaknesses), kesempatan(opportunities), dan ancaman(threat).
3.      Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan.
Pada tahap ini(community worker) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Program dan kegiatan yang akan mereka kembangkan tentunya harus disesuaikan dengan pemberian bantuan sehingga tidak muncul program-program yang bersifat charity(amal) yang dapat dilihat manfaatnya dalam jangka panjang. Misalnya: dalam program kesehatan, kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat mereka lakukan, begitu pula dalam kaitannya dengan program pendidikan,kira kira apa saja yang mereka lakukan dengan mempertimbangkan beberapa sumber daya yang ada.
4.      Tahap formulasi rencana aksi.
Pada tahap ini agen perubahan membantu masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tulisan,terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana. Bantuan dari pihak petugas ini biasanya amat diperlukan pada kelompok yang belum pernah mengajukan proposal dana, tetapi bagi kelompok yang telah beberapa kali mangajukan permohonan maka peran petugas menjadi lebih berkurang karena kelompok ini hanya membicarakan secara singkat tentang apa saja persyaratan yang harus dipenuhi dalam proposal tersebut.
5.      Tahap pelaksanaan(implementasi)program atau kegiatan.
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial(penting) dalam proses pengembangan masyarakat.Sesuatu yang sudah direncanakan dalam pelaksanaan dilapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas dan warga mayarakat, maupun kerja sama antar warga yang mungkin menimbulkan pertentangan akan menghambat pelaksanaan suatu program ataupun kegiatan tersebut. Misalnya : ada kelompok yang merasa kurang diperhatikan tersebut mempunyai inisiatif untuk bermain keras dengan cara menekan warga untuk tidak mau berpartisipasi dalam pelaksanaan program. Bila terjadi hal seperti ini, mak petugas harus rela kembali ketahap penyiapan lapangan dimana harus mengupayakan silaturahmi yang baik dengan kelompok yang menentang tersebut. Tapi tentu saja dengan pertimbangan alasan kenapa kelompok tersebut bertindak sebagai orang yang menentang program tersebut.
6.      Tahap evaluasi.
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu sistem dalam komunitas unutk melakukan pengawasan secara internal. Akan tetapi kadang kala dari hasil pemantauan dan evaluasi ternyata hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bila hal ini terjadi maka evaluasi proses diharapkan akan dapat memberikan umpan balik yang berguna bagi perbaikan suatu program ataupun kegiatan. Sehingga bila diperlukan maka dapat dilakukan kembali assesment terhadap permasalahan yang dirasakan masyarakat ataupun terhadap sumber daya yang tersedia.

  
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mempelajari tentang pengembangan sosial maka dapat mengetahui tentang denisi pengembangan masyarakat dalam pekerjaan sosial, yaitu : pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. ataupun pengembangan masyarakat adalah mempunyai konotasi gerakan untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan didasarkan atas inisiatif masyarakat itu sendiri serta kemampuan untuk memfungsionalisasikan potensi yang ada pada dirinya. Jadi, fungsi pengembangan masyarakat yaitu menciptakan kondisi yang kondusif atas inisiatif masyarakat itu sendiri.
Pengembangan masyarakat memiliki fokus utama terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat dan kemudian untuk bekerja sama, mengidentifikasikan kebutuhan bersama.dan merupakan metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya.



DAFTAR PUSTAKA

Suharto,edi. 1997.  Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Sekolah tinggi kesejahteraan sosial bandung. Bandung

Share:

0 comments:

Post a Comment

ulya rahman

fabiayyi ala irobbikuma tukadziban

BTemplates.com

Powered by Blogger.

ulya rahman ,anak rantau dari kota demak