BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Pengembangan masyarakat menjadi semacam spirit atas sebuah paradigma pembangunan yang tidak lagi
delivered di mana direncanakan oleh “atas” atau bahkan mengikuti pola
“Barat”, tetapi sebagai sebuah pembangunan yang berwarna people centered.
Dengan berkembangnya gagasan-gagasan dalam teori dependensia (hubungan
ketergantungan, ada pihak dominant dan pihak dependen) yang ingin secara lebih
mandiri dan kontekstual melakukan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lebih dari itu, prinsip bottom-up
menjadi sebuah kata yang sangat menjanjikan atas dasar kegagalan berbagai
Negara dalam mensejahterakan
rakyatnya.
Dan sebagaimana asal katanya, yakni pengembangan masyarakat, pengembangan masyarakat terdiri dari
dua konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat pengembangan atau pembangunan merupakan usaha
bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan
manusia. Pola pemberdayaan masyarakat bukan
merupakan kegiatan yang sifatnya top-down intervention yang tidak menjunjung
tinggi aspirasi dan potensi masyarakat untuk melakukan kegiatan swadaya, karena
yang paling dibutuhkan masyarakat lapisan bawah terutama yang tinggal di desa
adalah pola pemberdayaan yang sifatnya bottom-up intervention yang menghargai
dan mengakui bahwa masyarakat lapisan bawah memiliki potensi untuk memenuhi
kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta mampu melakukan usaha-usaha
produktif dengan prinsip swadaya dan kebersamaan.
1.2.
Tujuan
·
Agar mahasiswa
memahami tentang sejarah dan konsep pengembangan masyarakat
·
Untuk mengetahui unsur-unsur
dan kerangka pengembangan masyarakat
·
Untuk memahami
tentang pendekatan-pendekatan mengenai pengembangan masyarakat dalam pekerjaan
sosial
·
Agar mahasiswadapat
mengetahui tentang definisi dan tujuan mengenai pengembangan masyarakat dalam
pekerjaan sosial.
1.3.
Rumusan masalah
·
Bagaimana sejarah
dan konsep pengembangan masyarakat ?
·
Bagaimana gambaran
unsur-unsur dan kerangka pengembangan masyarakat ?
·
Jenis pendekatan
apa yang digunakan dalam pengembangan masyarakat ?
·
Apa saja definisi
dan tujuan pengembangan masyarakat dalam pekerjaan sosial ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sejarah
lahirnya teori pengembangan masyarakat
Sebagai sebuah
wacana dalam ilmu sosial pada umumnya dan studi pembangunan pada khususnya,
pengembangan masyarakat menempati arti tersendiri. Hal ini didasarkan atas
debat kontemporer mengenai proses pembangunan sejak dipertanyakannya perspektif
modernisasi dalam pembangunan yang sarat akan bias kepentingan Negara “maju”.
Pengembangan masyarakat menjadi semacam spirit atas sebuah paradigma pembangunan yang tidak lagi
delivered di mana direncanakan oleh “atas” atau bahkan mengikuti pola
“Barat”, tetapi sebagai sebuah pembangunan yang berwarna people centered.
Dengan berkembangnya gagasan-gagasan dalam teori dependensia (hubungan
ketergantungan, ada pihak dominant dan pihak dependen) yang ingin secara lebih
mandiri dan kontekstual melakukan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lebih dari itu, prinsip bottom-up
menjadi sebuah kata yang sangat menjanjikan atas dasar kegagalan berbagai
Negara dalam mensejahterakan
rakyatnya.
Para ekonomi lebih
menyemangati arah tersebut menjadi sebuah gerakan populis, kepada rakyat untuk
rakyat dan oleh rakyat. Dalam
kaitannya dengan upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan taraf hidup (ekonomi) masyarakat, wacana paradigmatik dalam ilmu
ekonomi pun juga berkembang. Dan mereka menyadari
sepenuhnya bahwa meniadakan hubungan antar kajian ekonomi dan nilai-nilai moral
humanis adalah suatu kekeliruan besar dan tidak bertanggung jawab dalam menjaga
keselamatan manusia dan alam semesta.
2.2
Konsep Pengembangan Masyarakat
Menurut David C.
Korten (Moeljarto, 1987:44) konsep pembangunan masyarakat pada hakekatnya
memiliki beberapa aspek sebagai berikut :
1.
Keputusan dan inisiatif untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dibuat ditingkat lokal.
2.
Fokus utama adalah memperkuat
kemampuan masyarakat miskin dalam mengawasi dan mengerahkan asset-asset untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan potensi daerah mereka sendiri.
3.
Memiliki toleransi terhadap
perbedaan dan mengakui arti penting pilihan nilai individu dan pembuatan
keputusan yang telah terdistribusi.
4.
Dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan sosial dilakukan proses belajar sosial
di mana individu berinteraksi satu sama lain menembus batas-batas organisatoris
dan dituntun oleh kesadaran kritis individual.
5.
Budaya kelembagaan ditandai dengan
adanya organisasi yang mengatur diri sendiri (adanya unit-unit lokal) yang
mengelola dirinya sendiri.
Jaringan koalisi dan
komunikasi pelaku (aktor) lokal dan unit-unit local yang
mengelola diri sendiri, mencakup kelompok penerima manfaat lokal, organisasi
pelayanan daerah, pemerintah daerah, bank-bank pedesaan dan lain-lain akan
menjadikan basis tindakan-tindakan lokal yang diserahkan untuk memperkuat
pengawasan lokal yang mempunyai dasar luas atas sumber-sumber dan kemampuan
lokal untuk mengelola sumber daya mereka. Perkembangan pada masyarakat
diaktualisasikan dengan adanya konsep, dan mengikuti perubahan zaman.
Perkembangan masyarakat Indonesia Menurut Selo Soemardjan :
1. Masyarakat sederhana
Masyarakat ini dalam perkembangannya relatif
lambat, karena ciri – ciri masyarakat sederhana sebagai berikut :
·
Hubungan kekeluargaan masih erat.
·
Organisasi dalam hal tradisi masih diwariskan secara turun
temurun.
·
Percaya terhadap hal yang ghaib ( Animisme ).
·
Belum ada lembaga khusus ( pendidikan ).
·
Angka buta huruf masih tinggi.
·
Hukum mudah dipahami, karena masih bersifat konvensional (
tak tertulis ).
·
Kegiatan ekonomi masih berorientasi atas pemenuhan kebutuhan
hidup sehari – hari saja.
·
Kegiatan ekonomi yang masih memerlukan banyak tenaga.
2. Masyarakat Madya
Dalam proses perkembangannya, masyarakat
ini lebih cepat dari pada masyarakat sederhana. Ciri – cirinya sebagai berikut
:
·
Kekeluargaan masih erat, tapi melihat untung dan rugi.
·
Adat istiadat masih berlaku, tetapi menerima informasi dan
teknologi dari luar.
·
Timbulnya pemikiran yang rasional.
·
Terdapat lembaga pendidikan
·
Adanya hukum tertulis.
·
Ekonomi bersaing besar.
·
Gotong royong masih berlaku untuk pembangunan fasilitas
umum.
Mengakui kemajuan karena memiliki inisiatif
untuk menerima teknologi dan informasi. Ciri – Ciri :
·
Hubungan antar masyarakat berdasarkan kepentingan pribadi.
·
Masyarakat percaya pada ilmu pengetahuan.
·
Sarana dan prasarana sudah terpenuhi.
·
Masyarakat terdiri dari beberapa macam profesi / pekerjaan.
·
Tingkat pendidikan relatif rata.
·
Ada hukum perdata dan pidana.
·
Ekonomi yang berorientasi pada pasar.
4. Masyarakat Tradisional.
Ciri – ciri:
·
Berbentuk komunitas kecil.
·
Pranata sosial berdasarkan kekerabatan.
·
Peralatan dan teknologi sederhana.
·
Tergantung terhadap lingkungan hidup.
·
Terpencil secara geografis.
·
Terbatasnya akses pelayanan sosial.
Masyarakat tradisional terbagi menjado 2 kelompok :
a. Masyarakat primitive yaitu masyarakat yang tingkat
perkembangannya berburu dan meramu.
b. Masyarakat yang hidup dalam
kebudayaan konservatif ( lama ).
Contoh : Islam Aboge di Desa Pekuncen, Tengger di bromo, Baduy di
banten.
5. Masyarakat Transisi
Yaitu
masyarakat yang mengalami perubahan dari tradisional menuju modern. Ciri –
cirinya sebagai berikut :
·
Adanya instansi pendidikan, seperti sekolah.
·
Ada fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat , seperti
puskesmas dan balai pengobatan.
·
Mulai tumbuhnya industri tingkat rumahan ( Rumah tangga ).
·
Masuknya teknologi dan informasi , seperti internet yang
sudah tersedia di Desa desa.
·
Perubahan fungsi lahan.
6. Masyarakat Pedesaan
Ciri – ciri :
·
Penerimaan dalam hal interaksi berdasarkan kepada
afektifitas ( tata krama ).
·
Rasa persatuan dalam hal kebersamaan masih kental (
Orientasi kolektif ).
·
Partikularisme dengan berpandangan subjektifitas.
·
Askripsi masih ada, yaitu kekhususan, tidak diusahakan (
pemberian ).
·
Interaksi masyarakat masih dalam lingkup keakraban yang
kental.
7. Masyarakat Perkotaan
·
Indivudual
·
Heterogen :
a. Suku daerah
b. Pendidikan
·
Berdaya saing tinggi., karena berorientasi kepada kesejah
teraan masing – masing.
·
Terdiri dari beragam profesi.
·
Cenderung matrealistik.
·
Masyarakat yang lebih terbuka menerima informasi dan
perubahan.
8. Masyarakat Modern
·
Alat – alat yang digunakan sudah mengalami modernisasi.
·
Mulai meninggalkan kehidupan tradisional.
·
Mulai berfikir rasional.
Faktor- faktor yang mempengaruhi masyarakat modern :
1) Pendidikan
2) Urbanisasi
3) Komunikasi
4) Politik
5) Industrialisasi.
Dan pengutaraan oleh ahli lain,
tentang masyarakat antara lain:
1) Masyarakat Majemuk, dalam kehidupan masyarakat majemuk,
ada 2 macam :
a. Masyarakat mayoritas, adalah masyarakat yang mendominasi
sebagian besar disuatu wilayah. Biasanya jumlahnya banyak.
b. Masyarakat minoritas,adalah Masyarakat yang hanya sebagian kecil
dari suatu wilayah. Berjumlah sedikit.
2) Masyarakat Majemuk Indonesia.Keanekaragaman Masyarakat Indonesia
dipersatukan oleh sistem Nasional Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ikha.
3) Primordialisme, adalah sikap yang merasa kebudayaan /
kelompok sendiri lebih baik dari kebudayaan /kelompok lain. Berikut sebab
terjadinya primordialisme :
a. Adanya yang dianggap istimewa oleh
individu / kelompok.
b. Adanya sikap untuk mempertahankan
keutuhan kesatuan sosial atau kelompok.
c. Adanya nilai – nilai yang berkaitan dengan keyakinan.
4) Etnhosentrisme, merupakan sikap fanatik yang
ditunjukan terhadap suatu golongan. Dalam hal ini penanaman kebudayaan sudah
semenjak dari lahir.
2.3
Pengertian
Pengembangan
masyarakat juga dikenal dengan sebagai community development atau community organization
(COCD). Di Australia, inggris dan beberapa negara eropa pengembangan masyarakat
disebut sebagai pekerjaan kemasyarakatan, penyembuhan sosial, perawatan
sosial,atau perawatan masyarakat.
Dan sebagaimana asal katanya, yakni pengembangan masyarakat, pengembangan masyarakat terdiri dari
dua konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat pengembangan atau pembangunan merupakan usaha
bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan
manusia. Sedangkan pengertian tentang pengembangan masyarakat adalah mempunyai konotasi gerakan untuk menciptakan kondisi
yang kondusif dan didasarkan atas inisiatif masyarakat itu
sendiri serta kemampuan untuk memfungsionalisasikan potensi yang ada pada dirinya.
Bidang- bidang
pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan,
kesehatan, dan sosial budaya. Sedangkan masyarakat dapat diartikan dalam dua
konsep, yaitu:
1.
Masyarakat sebagi sebuah tempat bersama,yakni sebuah
wilayah geografis yang sama.
2.
Masyarakat sebagai kepentingan bersama,yakni kesamaan
kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas.
Pengembangan masyarakat adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas
hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber - sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip
partisipasi sosial dan merupakan suatu progam / proyek yang
bertujuan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan
kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, partisipasi masyarakat dan
kelembagaan dalam penyelenggaraan pembangunan.
Dan pengembangan masyarakat
sesungguhnya merupakan sebuah proses kolektif di mana kehidupan berkeluarga,
bertetangga, dan bernegara tidak sekadar menyiapkan penyesuaian-penyesuaian terhadap
perubahan sosial yang mereka lalui, tetapi secara aktif mengarahkan peubahan
tersebut pada terpenuhinya kebutuhan bersama.
Dan berikut
defenisi pengembangan masayarakat menurut beberapa ahli:
·
Menurut Edi Suharto,pengembangan
masyarakat adalah
sebagai metode yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu
memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi
kehidupannya.
·
Menurut PBB menekankan bahwa pembangunan masyarakat, merupakan suatu
"proses" dimana usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki
masyarakat diintegrasikan dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk
memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dan mengintegrasikan
masyarakat di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan mereka
agar mampu memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai kemajuan pada
level nasional.
·
Menurut Bintoro Tjokromidjojo,pengembangan masyarakat
adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir.
·
Menurut Abdul Halim dalam jurnal ilmu
dakwah,bahwasannya pengembangan masyarakat kita dikatakan suatu usahayang
dilakukan secara sadar, terencana dan sistematis untukmemperbaiki kua litas
hidup dengan memanfaatkan pelbagaipendekatan dan teknik terhadap suatu
perubahan suatu program padamasyarakat setempat sebagai unit kerja dan mencoba
untukmenggabungkan bantuan-bantuan luar dan upaya sendirimendiskusikan dan
menentukan keinginan-keinginan mereka.
·
Menurut Soedjatmoko pengembangan masyarakat sesungguhnya merupakan sebuah
proses kolektif di mana kehidupan berkeluarga, bertetangga, dan bernegara tidak
sekadar menyiapkan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan sosial yang
mereka lalui, tetapi secara aktif mengarahkan peubahan tersebut pada
terpenuhinya kebutuhan bersama.
·
Menurut David C. Korten pembangunan selayaknya ditujukan untuk
mencapai sebuah standar kehidupan ekonomi yang menjamin pemenuhan kebutuhan
dasar manusia.
Dari berbagai defenisi pengembangan
masayarakat (CO/CD) di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
·
Community Development merupakan suatu proses pembangunan
yang berkesinambungan.Artinya kegiatan itu dilaksanakan secara terorganisir dan
dilaksanakan tahap demi tahap dimulai dari tahap permulaan sampai pada tahap
kegiatan tindak lanjut dan evaluasi - follow-up activity and evaluation.
·
Community Development bertujuan memperbaiki - to improve -
kondisi ekonomi,
sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
·
Community Development memfokuskan kegiatannya melalui
pemberdayaan potensi-
potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka,
sehingga prinsip to help the community to help themselve dapat menjadi kenyataan.
potensi yang dimiliki masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka,
sehingga prinsip to help the community to help themselve dapat menjadi kenyataan.
·
Community Development memberikan penekanan pada prinsip
kemandirian. Artinya
partisipasi aktif dalam bentuk aksi bersama - group action - di dalam memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dilakukan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat.
partisipasi aktif dalam bentuk aksi bersama - group action - di dalam memecahkan
masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dilakukan berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat.
Dan dari beberapa
pengertian diatas,juga dapat disimpulkan bahwa pengembangan masyarakat mengandung
unsur-unsur :
1.
Usaha atau proses
Usaha atau proses kelangsungan
pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu negara adalah tekad atau keinginan
yang disususn berdasarkan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan –pertimbangan
secara luas.usaha atau proses pembangunan tersebut,terlihat dengan adanya
kehendak untuk arahan-arahan dan pedoman dalam melaksanakan pedoman tersebut.
Tanpa adanya usaha untuk menimbulkan keinginan akan pembangunan tersebut,kita
tidak akan pernah mendengar atau melihat apa yang disebut hasil pembangunan.
Dan dengan menyelenggarakan usaha diperlukan potensi-potensi pembangunan
disegala bidang,baik potensi fisik berupa kekayaan alam yang dimiliki oleh
negara yang bersangkutan,maupun yang non-fisik berupa ukuran pendidikan seorang
manusia tersebut dan perkembangan pengetahuan suatau negara.
2.
Peningkatan ,kemajuan, atau perubahan kearah kemajuan.
Pembangunan disini adalah perubahan
dalam arti kemajuan,yaitu peningkatan bidang-bidang kehidupan yang memang diarah
kepada tujuan yang hendak dicapai.meskipun susah untuk menentukan kriteria
kemajuan ini,tetapi paling tidak hasil kemajuan tersebutdirasakan
perbedaanya,yaitu dirasakan lebih baik dari kondisi sebelumnya.
3.
Berkesinambungan
Pengembangan atau pembangunan
berkesinambungan artinya pembangunan diklaksanakan secara teruss menerus untuk
menjaga eksistensi pembangunan dan hasil-hasil yang telah dicapai,yang dengan
usaha tertentu berusaha untuk lebih ditingkatkan lagi.
4.
Dilakukaan secara sadar atau sempurna.
Segala sesuatu yang sifatnya untuk
mencapai yang lebih baik pasti dilakukan secara sadar dan disengaja,karena
tindakan atau perbuatan yang akan dilakukan secara sadar dan disengaja, karena
tindakan atau perbuatan yang dilakukan jelas tujuan dan manfaatnya.
5.
Terencana.
Perencanaan pada dasarnya mengandung
beberapa hal yang sangat penting dalam bertindak,antara lain :
1.
Merupakan pedoman dalam bertindak.
2.
Merupakan arah yang hendak dicapai.
3.
Dapat dikontrol pelaksanaan kegiatannya.
4.
Mengandung faktor evaluatif,yaitu dapat di ukur dan dievaluasi
keberhasilannya dan kegagalannya.
6.
Untuk tujuan pembinaan.
Pembangunan,selain bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani dari tiap-tiap individu dalam
masyarakat,secara keseluruhan juga merupakan pembinaan atau pembangunan bangsa
yang bersangkutan.
7.
Dilakukan secara bertahap.
Tahapan pembangunan yang dilakukan di
indonesia,sesungguhnya berkaitan erat dengan perencanaan,kedua istilah tersebut
pelaksanaannya tidaklah terpisah,karena tahapan tersebut juga merupakan bagian
dari bentuk perencanaan.pembangunan tersebut dibangun secara bertahap,dengan
tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteran seluruh rakyat dan untuk
meletakkan landasan yang kuat untuk tahapan pembangunan berikutnya.
2.4
Tujuan
Pengembangan Masyarakat
Tujuan secara umum dari Community
Organization dan Community Development adalah untuk menciptakan dan
mengembangkan suatu penyesuaian yang efektif antara sumber-sumber kesjahteraan
sosial dengan kebutuhan-kebutuhan. Sedang tujuan khusus dari CO/CD adalah
memperoleh data dan fakta yang diperlukan, mengembangkan dan merubah program
agar tercapai penyesuaian yang lebih baik antara sumber dan kebutuhan,
meningkatkan efektivitas kerja dari lembaga-lembaga, meningkatkan koordinasi
anatara berbagai pihak yang terlibat dalam program, meningkatkan pengertian
umum tentang masalah, kebutuhan, tujuan, program dan metode yang dipakai,
menegembangkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam aktivitas pengembangan
masyarakat.
2.5
Fungsi
Pengembangan Masyarakat
Di dalam pekerjaan sosial CO/CD memiliki beberapa
fungsi di antaranya adalah:
a. Untuk
memperoleh adanya dasar-dasar factual yang lengkap bagi penyusunan perencanaan
dan pelaksanaan. Adapun fakta-fakta yang harus diidentifikasikan oleh pekerja
sosial; cirri-ciri dan luasnya masalah, cirri-ciri dan luasnya sumber-sumber
yang tersedia, cirri-ciri dan luasnya usaha kesejahteraan sosial.
b. Memulai,
mengembangkan, merubah, melaksanakan dan mengakhiri suatu program.
c. Menciptakan,
mempertahankan dan meningkatkan standar kesejahteraan sosial dan meningkatkan
efektivitas dan efisiensi UKS dan lembaga kesejahteraan sosial.
d. Mengembangkan
dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara orang,
kelompok, individu yang terlibat.
e. Mengembangkan
pengertian yang baik dari seluruh warga masyarakat.
f. Mengembangkan
dukungan dan partisipasi di dalam kegiatan kesejahteraan sosial.
2.6
Karakteristik /
Pendekatan Pengembangan Masyarakat.
Dalam kaitannya dengan karakteristik pengembangan masyarakat,GLEN (1993:24)
menggambarkan bahwa ada tiga unsur yang menjadi ciri khas pendekatan ini :
1.
Tujuan dari pendekatan ini adalah
memampukan mayarakat untuk mendefenisikan dan memenuhi kebutuhan mereka.
Terkait dengan unsur yang pertama
ini ,tujuan dari pengembangan masyarakat adalah menegembangkan kemandirian dan
pada dasarnya memantapkan rasa kebersamaan sebagai suatu komunitas berdasarkan
basis ketetanggaan meskipun bukan secara ekslusif.
2.
Proses pelaksanaannya melibatkan
kreatifitas dan kerja sama masyarakat ataupun kelompok-kelompok dalam
masyarakat tersebut.
Adanya kerja sama dan kreatifitas
sebagai dasar proses pengembangan masyarakat yang baik.pandangan yang melihat
komunitas sebagai kelompok masyarakat yang secara potensial kreatif dan
kooperatif merefleksikan idealisme sosial yang positif terhadap upaya-upaya
kolaboratif dan pembentukan identitas komunitas.
3.
Praktisi yang menggunakan model
intervensi ini (lebih banyak) menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat
yang bersifat non- direktif.
Pada elemen yang ketiga ini
menggambarkan bahwa peran community worker pada pendekatan ini lebih banyak
difokuskan pada peran sebagai pemercepat perubahan(enabler),pembangkit,dsb.
Menurut Batten, pada dasarnya ada
dua pendekatan dalam pengembangan masyarakat yaitu:
1. Pendekatan direktif
Pendekatan
direktif dilakukan berlandaskan asumsi bahwa community worker tahu apa yang
dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan peranan ini bersifat
dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak
berasal dari community worker. Community worker lah yang menetapkan apa yang
baik atau uang buruk bagi masyarakat, cara-cara apa yang perlu dilakukan untuk
memperbaikinya, dan selanjutnya menyediakan sarana yang diperlukan untuk
perbaikan tersebut. Dengan pendekatan ini, prakarsa dan pengambilan keputusan
berada di tangan community worker. Dan
dengan pendekatan ini jugalah banyak hasil yang telah diperoleh,tetapi hasil
yang didapat lebih terkait dengan tujuan jangka pendek dan seringkali lebih
bersifat pencapaian secara fisik. Pendekatan direktif menjadi kurang efektif
untuk mencapaihal-hal yang sifatnya jangka panjang ataupun perubahan yang lebih
mendasar yang berkaitan dengan prilaku seseorang. hal ini anatara lain
disebabkan akan perlunya perubahan pengetahuan (knowledge), keyakianan (belife),
sikap (attitude), dan niat (intention) individu sebelum terjadinya perubahan
perilaku.
Pendekatan ini
oleh community worker sebenarnya juga mengakibatkan berkurangnya kesempatan
untuk memperoleh pengalaman belajar dari masyarakat sedangkan bagi masyarakat
segi yang buruknya adalah dapat munculnya kebergantungan terhadap kehadiran
petugas sebagai agen perubahan. Pendekatan direktif juga sering disebut
pendekatan yang bersifat instruktif.
2. Pendekatan non-direktif
Pendekatan non-direktif
dilakukan berlandaskan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka
butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini community worker
tidak menempatkan diri sebagai orang yang baik atau yang buruk bagi suatu
masyarakat. Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu
sendiri,community worker lebih bersifat menggali dan menegembangkan potensi
masyarakat. Masyarakat diberikan kesempatan untuk membuat analisis dan
mengambil keputusan yang berguna bagi mereka sendiri, serta mereka diberi
kesempatan penuh dalam penentu cara-cara untuk mencapai tujuan yang mereka
inginkan. Ada beberapa masyarakat yang memang berhasil berkembang dengan
pendekatan non-direktif,tetapi ada pula yang gagal. Karena untuk mengembangkan
pendekatan non-direktif juga dibutuhkan kondisi tertentu antara lain adalah
adanya keinginan warga untuk bertindak,dan untuk menumbuhkan kondisi itu maka
dibutuhkan beberapa prasyarat ,yaitu:
Ø
Adanya sejumlah orang yang tidak
puas terhadap keadaan mereka dan sepakat tentang apa sebenarnya yang menjadi
kebutuhan mereka.
Ø
Orang-orang ini menyadari bahwa
kebutuhan tersebut hanya akan terpenuhi bila mereka mau berusaha untuk memenuhi
kebutuhan diri mereka sendiri.
Ø
Mereka memiliki atau dapat
dihubungkan dengan sumber daya yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam penerapannya dilapangan, pemilihan antara pendekatan direktif dan
pendekatan non-direktif perlu disesuaiakan dengan tingkat perkembangan
masyaraktnya. Masyarakat yang sudah mampu mendayagunakan potensi yang dimiliki
perlu didekati dengan pendekatan non-direktif, tetapi bagi masyarakat yang
relatif belum berkembang (terbelakang), maka pilihan pendekatannya diarahkan
kepadan pendekatan direktif.
2.7
Model – Model Pengembangan Masyarakat.
Jhon Rothman mengembangkan 3 model yang berguna
dalam memahami konsepsi pengembangan masyarakat :
1.
Pengembangan masyarakat lokal.
Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang
ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui
partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Anggota
masyarakat dipandang bukan sebagai klien yang bermaslah melainkan sebagai
masyarakat yang unik dan memiliki potensi,hanya saja potensi tersebut belum
sepenuhnya dikembangkan.
Pengembangan masyarakat lokal pada dasarnya
merupakan proses interaksi antar anggota masyarakat setempat yang difasilitasi
oleh pekerja sosial. Pekerja sosial mengembangakan kemampuan mereka dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.pengembangan masyarakat lokal lebih
berorientasi pada tujuan proses dari pada tujan hasil.
2.
Perencanaan sosial.
Perencanaan
sosial disini menunjukkan pada proses pragmatis untuk menentukan keputusan dan
menetapkan tindakan dalam memecahkan masalah sosial tertentu. Berbeda dengan
pengembangan masyarakat lokal,perencanaan sosial lebih berorientasi pada tujuan
tugas.
3.
Aksi sosial.
Tujuan dan
sasaran utama aksi sosial adalah perubahan-perubahan fundamental dalam
kelembagaan dan struktur masyarakat melalui proses pendistribusian
kekuasaan,sumber, dan pengambilan keputusan. Pendekatan aksi sosial didasari
suatu pandangan bahwa masyarakat adalah sistem yang seringkali menjasi korban
ketidakadilan struktur.
2.8
Kerangka dan Tahap Pengembangan
Masyarakat
Kerangka dasar pengembangan masyarakat adalah terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi
seluruh masyarakat dengan
langkah-langkah :
1)
Masyarakat mendiskripsikan kebutuhan atau masalah untuk menentukan keinginan
masyarakat itu sendiri.
2)
Mengerjakan kegiatan bersama dalam jangka waktu tertentu.
3)
Mengerjakan bersama program kegiatan yang telahdirancang dan
sekaligus melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan pengembangan masyarakat.
Tahapan pengembangan masyarakat yang biasanya dilakukan pada beberapa
organisasi pelayanan masyarakat pada umumnya,yaitu:
1.
Tahap persiapan.
Dalam tahapan ini didalamnya terdapat tahap penyiapan petugas dan penyiapan
lapangan.
Ø Penyiapan petugas : diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota
tim,mengenai pendekatan apa yang ingin digunakan dalam pengembangan masyarakat.
Penyiapan petugas lebih diperlukan lagi bila didalam proses pengembangan
masyarakat tenaga petugas yang dipilih ternyata mempunyai latar belakang yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Misalnya : ada petugas yang berlatar belakang
srjana agama, sarjana ilmu kesejahteraan sosial, sarjana pendidikan,ataupu
sarjana bahasa.Penyiapan petugas (sommunity worker) merupakan prasyarat
suksesnya suatu pengembangan masyarakat dengan pendekatan non-direktif.
Ø Penyiapan lapangan : berperan untuk melakukan studi kelayakan terhadap
daerah yang akan dijadikan sasaran,baik dilakukan secara informal maupun
formal. Bila sudah ditemukan daerah yang diinginkan dikembangkan,community
worker harus mancoba menerobos jalur formal unutk mendapat perijinan dari pihak
terkait. Tetapi disamping itu juga tetap harus manjalin kontak dengan
tokoh-tokoh informal agar hubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan
baik. Komunikasi yang baik pada tahap awal biasanya akan mempengaruhi
keterlibatan warga pada fase berikutnya.
2.
Tahap assesment
Proses assesment dilakukan dengan mengidentifikasikan masalah (kebutuhan
yang dirasakan) dan sumber daya yang miliki klien. Disamping itu dalam proses
penilaian dapat digunakan teknik SWOT dengan melihat kekuatan(strength),
kelemahan(weaknesses), kesempatan(opportunities), dan ancaman(threat).
3.
Tahap perencanaan alternatif
program atau kegiatan.
Pada tahap ini(community worker) secara partisipatif mencoba melibatkan
warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara
mengatasinya. Program dan kegiatan yang akan mereka kembangkan tentunya harus
disesuaikan dengan pemberian bantuan sehingga tidak muncul program-program yang
bersifat charity(amal) yang dapat dilihat manfaatnya dalam jangka panjang.
Misalnya: dalam program kesehatan, kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat mereka
lakukan, begitu pula dalam kaitannya dengan program pendidikan,kira kira apa
saja yang mereka lakukan dengan mempertimbangkan beberapa sumber daya yang ada.
4.
Tahap formulasi rencana aksi.
Pada tahap ini agen perubahan membantu masyarakat untuk memformulasikan
gagasan mereka dalam bentuk tulisan,terutama bila ada kaitannya dengan
pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana. Bantuan dari pihak petugas ini
biasanya amat diperlukan pada kelompok yang belum pernah mengajukan proposal
dana, tetapi bagi kelompok yang telah beberapa kali mangajukan permohonan maka
peran petugas menjadi lebih berkurang karena kelompok ini hanya membicarakan
secara singkat tentang apa saja persyaratan yang harus dipenuhi dalam proposal
tersebut.
5.
Tahap
pelaksanaan(implementasi)program atau kegiatan.
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling
krusial(penting) dalam proses pengembangan masyarakat.Sesuatu yang sudah
direncanakan dalam pelaksanaan dilapangan bila tidak ada kerja sama antara
petugas dan warga mayarakat, maupun kerja sama antar warga yang mungkin
menimbulkan pertentangan akan menghambat pelaksanaan suatu program ataupun
kegiatan tersebut. Misalnya : ada kelompok yang merasa kurang diperhatikan
tersebut mempunyai inisiatif untuk bermain keras dengan cara menekan warga
untuk tidak mau berpartisipasi dalam pelaksanaan program. Bila terjadi hal
seperti ini, mak petugas harus rela kembali ketahap penyiapan lapangan dimana
harus mengupayakan silaturahmi yang baik dengan kelompok yang menentang
tersebut. Tapi tentu saja dengan pertimbangan alasan kenapa kelompok tersebut
bertindak sebagai orang yang menentang program tersebut.
6.
Tahap evaluasi.
Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program
yang sedang berjalan pada pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan
melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan
terbentuk suatu sistem dalam komunitas unutk melakukan pengawasan secara
internal. Akan tetapi kadang kala dari hasil pemantauan dan evaluasi ternyata
hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bila hal ini terjadi
maka evaluasi proses diharapkan akan dapat memberikan umpan balik yang berguna
bagi perbaikan suatu program ataupun kegiatan. Sehingga bila diperlukan maka
dapat dilakukan kembali assesment terhadap permasalahan yang dirasakan
masyarakat ataupun terhadap sumber daya yang tersedia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah
mempelajari tentang pengembangan sosial maka dapat mengetahui tentang denisi
pengembangan masyarakat dalam pekerjaan sosial, yaitu : pengembangan atau pembangunan merupakan usaha
bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan
manusia. ataupun
pengembangan masyarakat adalah
mempunyai konotasi gerakan untuk menciptakan kondisi yang kondusif
dan didasarkan atas inisiatif masyarakat itu sendiri serta kemampuan
untuk memfungsionalisasikan potensi yang ada pada dirinya. Jadi, fungsi pengembangan masyarakat
yaitu menciptakan kondisi yang kondusif atas inisiatif masyarakat itu sendiri.
Pengembangan
masyarakat memiliki fokus utama terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang
memiliki kesamaan minat dan kemudian untuk bekerja sama, mengidentifikasikan
kebutuhan bersama.dan merupakan metode yang memungkinkan orang dapat
meningkatkan kualitas hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Suharto,edi.
1997. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Sekolah tinggi
kesejahteraan sosial bandung. Bandung
0 comments:
Post a Comment