Helping people to help themselves

Demak58

Saturday, June 27, 2015

Materi Kuliah Pengubahan Perilaku



MODEL PENGUBAHAN PERILAKU
Pengubahan perilaku adalah suatu sistem intervensi yang terdiri dari prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur tentang bagaimana mengubah perilaku orang
Pengubahan perilaku bukanlah suatu sistem yang menjelaskan bagaimana dan mengapa orang berkembang namun asumsi dan konsepsi pengubahan perilaku berkaitan dengan hakekat dan perkembangan perilaku manusia
Model perilaku mempunyai asumsi yang sangat berbeda dengan model intervensi perilaku yang bersifat tradisional yang sering disebut dengan model penyakit (disease model)
MODEL PENYAKIT (DISEASE MODEL)
Model ini mendasari sistem intervensi yang bersifat tradisonal
Fokus kepada peristiwa-peristiwa internal dan memandang perilaku maladaptif yang nampak merupakan tanda atau gejala dari faktor-faktor internal yang penting
Asumsi yang mendasari adalah bahwa perilaku abnormal substansinya berbeda dengan perilaku normal
Prinsip yang menjelaskan perilaku normal dan abnormal berbeda
Menurut model penyakit bahwa individu yang mengalami masalah emosional atau sosial dianggap sakit. Orang yang sakit mental dianggap sama dengan sakit fisik.
Perilaku abnormal yang nampak dianggap sebagai indikasi adanya masalah yang terjadi dalam diri manusia
Pengubahan perilaku (menghilangkan gejala) dipandang tidak penting kecuali penyebab dasar dari masalah diketahui dan diatasi
Dalam model ini juga dikenal adanya gejala pengganti (substitusi): jika hanya perilaku yang nampak yang diatasi sedangkan penyebab dasarnya  tidak ditangani maka akan ada  gejala pengganti
MODEL PERILAKU (BEHAVIORAL MODEL)
Menekanakan kepada pemahaman tentang hubungan fungsional antara lingkungan dengan perilaku (perilaku manusia merupakan produk dari interaksi antara manusia dengan lingkungannya)
Lingkungan meliputi situasi,tempat, peristiwa dan orang
Fokus kepada perilaku yang dapat diamati atau diukur (perilaku yang nampak maupun yang tidak nampak)
Asumsi dari model ini adalah bahwa prinsip yang sama untuk menjelaskan perilaku adaptif (normal) dengan perilaku maladaptif (abnormal). Terjadi universalitas dari perkembangan perilaku
PERILAKU ABNORMAL DALAM MODEL PERILAKU
Perbedaan didalam perilaku manusia tidak perlu dipandang normal atau tidak normal (penilaian terhadap perilaku didasari oleh persepsi manusia terhadap perilaku bukan didasarkan pada adanya penyakit yang menyebabkan terjadinya abnormalitas)
Persepsi manusia sangat luas, makna perilaku akan berbeda dari sisi budaya, masyarakat bahkan individu
Model perilaku menghindari label diagnostik  karena dapat membiaskan praktisi dalam sikap maupun treatmennya (label tsb membatasi kesempatan sosial orang yang menyandangnya). Label dapat menimbulkan dampak negatif atau tidak menguntungkan bagi orang yang menyandangnya. Fokus pengubahan perilaku kepada perilaku overt (nampak)
PRINSIP DASAR PENGUBAHAN PERILAKU
Perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua: perilaku responden (respondent behavior) dan perilaku operan (operant behavior), berdasarkan kedua jenis perilaku tersebut dapat ditentukan prinsip dasarnya dan teknik-teknik untuk mengubahnya.
Prinsip dasar perilaku responden:
Perilaku responden terjadi karena faktor penyebab (faktor antecedent)
Terjadi secara tidak disadari dan tidak dapat dikendalikan oleh pelakunya
Terjadi karena mekanisme kerja tubuh dan berkaitan dengan faktor kejiwaan.
BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM
PRINSIP-PRINSIP PERILAKU RESPONDEN:
S      : stimulus atau rangsangan yang mendorong terjadi
           nya perilaku, misal situasi, kejadian, orang atau
           benda
R      : respon (behavior) merupakan tanggapan terhadap
           stimulus
C      : conditioning adalah proses dipelajarinya suatu
           perilaku
CR    : conditioned response adalah respon atau perilaku
           yang didasarkan oleh hasil belajar atau pengalaman
UCR  : unconditioned response merupakan innate reaction
            atau perilaku yang tidak didasari oleh pengalaman
UCS  : unconditioned stimulus merupakan stimulus yang
            belum pernah dipelajari
NS    : netral stimulus yaitu stimulus yang tidak atau sedikit
           pengaruhnya terhadap perilaku.   
CS           : Conditioning stimulus, stimulus yang baru dipelajari  
TEKNIK-TEKNI PENGUBAHAN PERILAKU
RESPONDEN
Pairing atau asosiasi (pemasangan).
       Prosedurnya: memasangkan NS (stimulus netral) secara konsisten dengan UCS (stimulus yang tidak dikondisikan) sehingga NS tersebut akan membangkit kan respon yang sama atau mirip dengan respon yang dibangkitkan oleh UCS.
Contoh: Pukulan (UCS) membangkitkan rasa takut (UCR)
              dipasangkan dengan guru (NS), maka guru (NS)
              dapat membangkitkan respon takut sama seperti
              pukulan (UCS).
              1. Pukulan (UCS)                        Takut (UCR)
              2. Guru (NS) 
              3. Guru (CS)                                 Takut (CR)
Responden Extinction (peniadaan perilaku)
      Tujuannya adalah untuk menghilangkan atau  mengurangi perilaku yang tidak diharapkan .
      Prosedur yang digunakan adalah menghadirkan CS    (guru) secara berulang kali tanpa dipasangkan dengan   UCS (tamparan) maka CR (rasa takut) lama-lama akan   hilang dengan sendirinya.
Teknik pengubahan perilaku yang didasarkan pada
       prinsip extinction adalah Teknik Implosion atau  terapi Implosive
3. Counterconditioning
Beberapa respon emosional tidak dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan, misal terangsang kepada seseorang atau kepada sesuatu tak akan terjadi apabila sedang merasa cemas atau takut.
Counterconditioning menggunakan prinsip tersebut yaitu mengkondisikan respon baru untuk menggantikan respon lama yang tidak diinginkan terhadap stimulus yang lama (stimulus yang dikondisikan / CS)
Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan dalam menggunakan counterconditioning:

    a. pisahkan stimulus yang memabangkitkan respon yang
        tidak diinginkan
    b. tentukan stimulus lain yang dapat membangkitkan
        respon yang diinginkan sebagai pengganti atau lebih
        dominan dari respon lama yang tidak diinginkan
    c. memasangkan kedua stimulus tersebut secara
        sistematis
Contohnya adalah seorang anak yang takut terhadap topi,
untuk  menghilangkan rasa takut tersebut maka topi harus
dipasangkan dengan stimulus lain yang lebih kuat
pengaruhnya. Dapat digambarkan sebagai berikut:
UCS (?)                             UCR (takut)
      CS                                
2.   CS (topi)                             CR (takut)
CS (topi)                             CR (takut)
       dipasangkan dengan
       UCS (makanan)                  UCR (rasa senang terhadap makanan)
4.  CS (topi)                                CR (rasa senang terhadap makanan)
Counterconditioning digunakan untuk mengatasi respon emosional maladaptif yang sifatnya menghindar, seperti rasa takut dan cemas
Aversive counterconditioning digunakan untuk mengatasi respon emosional maladaptif yang sifatnya mendekat, seperti merokok, menggunakan obat dan minuman.
    Prosedurnya adalah mengkondisikan  UCR  (respon yang tidak dikondisikan  yang sifatnya bertentangan) kepada stimulus yang sebelumnya membangkitkan CR (respon mendekat)
Teknik ini jarang digunakan karena menimbulkan ketidak enakan kepada klien maupun praktisinya. Untuk membangkitkan respon yang menjauhi stimulus biasanya memasangkannya dengan stimulus yang tidak menyenangkan, misal shock electric, skenario yang dibayangkan.
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUBAHAN PERILAKU OPERAN
Perilaku operan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
     - dilakukan secara sadar dan direncanakan
     - dilakukan dengan menggunakan otot-otot besar
     - menimbulkan konsekuensi
     - banyak dipengaruhi oleh lingkungan
Perilaku operan mempunyai hubungan fungsional dengan lingkungan, dapat disimbulkan sebagai berikut:
      A               B                C
      A  = antecedent
      B  = behavior
      C  = concequences   
Contoh :
Seorang anak kecil yang di perintah ayahnya untuk membeli rokok, kemudian setelah ia membelikan rokok diwarung, ayahnya memberinya imbalan sisa uang rokok, sehingga ketika ayahnya menyuruhnya untuk membelikan rokok anak tersebut akan langsung ke warung untuk membelikan rokok ayahnya, karena ia tahu  setelah ia membeli rokok akan dapat imbalan.
Stimulus :Imbalan uang sisa uang Rokok
Perilaku yang di ulang : Seorang anak kecil selalu menuruti ayahnya jika disuruh membelikan rokok.
       artinya adalah bahwa perilaku dibangkitkan oleh faktor
       antecedent yang kemudian akan menimbulkan konsekuensi
       kepada lingkungannya
Penekanan  pengubahan perilaku operan adalah kepada konsekuensi dari suatu perilaku. Pengubahan perilaku operan adalah dengan merubah dan mengatur hubungan contingent (hubungan kondisional) antara penampilan suatu perilaku dengan konsekuensinya  sehingga sering disebut dengan Contingency Management (anak  tidak mengerjakan tugas sekolah tidak boleh mengikuti pelajaran dikelas)
Teori  yang mendasari pengubahan perilaku operan sering disebut dengan Teori Reinforcement (Keller, 1969). Reinforce artinya  memperkuat
Apabila konsekuensi suatu perilaku (pengaruhnya kepada lingkungan) adalah penggunaan reinforcement maka perilaku tersebut cenderung diperkuat atau ditingkatkan.
     Sebaliknya apabila suatu perilaku menimbulkan hilangnya reinforcement maka perilaku tersebut cenderung dihilangkan atau dikurangi
TEKNIK-TEKNIK PENGUBAHAN PERILAKU OPERAN
POSITIVE  REINFORCEMENT
       pemberian suatu reinforcement/stimulus (situasi, peristiwa, item atau kata-kata)  mengikuti suatu perilaku dengan tujuan untuk meningkatkan atau memperkuat perilaku tersebut. Stimulus yang ditampilkan adalah stimulus yang dapat menimbulkan perasaan senang atau puas bagi individu yang menampilkan perilaku sehingga individu tersebut akan cenderung mengulang perilakunya dengan harapan untuk mendapatkan stimulus tersebut.
        Simbolnya adalah:
        R                   S+
Diky adalah seorang anak kecil berusia 6 tahun, suatu Hari ibunya mengajak dia ke mall.  Ketika  berada di mall dia marah dan mengamuk pada ibunya karena menginginkan mainan, dan ibunya segera membelikannya karena malu berada ditempat keramaian, maka perilaku anak tersebut akan diperkuat untuk memperoleh mainan lagi, sehingga marah dan mengamuk akan diperkuat.
Contd....
Stimulus :Membelikan mainan agar tidak mengamuk dan marah saat berada di mall, karena sang ibu malu.
Perilaku yang di ulang : Diki akan mengamuk dan marah jika ia tidak dibelikan mainan dan keinginannya.
Kelebihan +Reinforcement
Dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas perilaku adaptif
Dapat menghilangkan masalah disiplin
Dapat memperkuat perilaku positif
Bila digunakan scr tepat dapat menjadi alat pengubahan perilaku yang paling kuat/efektif
Strategi pengubahan perilaku yang paling populer dan paling sering digunakan – resiko kecil/sedikit
Kelemahan +Reinforcement
Menurunkan perilaku adapatif ketika reinforcement tdk diberikan scr memadai dan dpt menggantikan instrinsic motivation
Lebih banyak digunakan akan menjadi suatu kebutuhan bagi orang yang menerimanya
Tidak praktis untuk selalu memberikan penguatan secara langsung
Akan mengganggu perilaku yang diinginkan
Memerlukan 2 atau 3 program reinforcement utk mengurangi/menghilangkan perilaku mal-adaptif
2. NEGATIVE REINFORCEMENT
Menghilangkan atau menghindarkan reinforcement /stimulus mengikuti suatu perilaku dengan tujuan untuk meningkatkan atau memperkuat  perilaku tersebut.
Stimulus yang dihilangkan adalah stimulus yang sifatnya tidak menyenangkan
     Simbolnya adalah:    R                 S-
Orang  akan meningkatkan perilakunya hanya untuk menghindari stimulus yang sifatnya tidak menyenangkan sehingga sering disebut dengan escape or avoidance learning.
Contoh: napi akan meningkatkan perilaku positifnya hanya untuk menghindari hukuman yang lebih berat -  remisi
Contoh :
Pada jam 11.30 siang pada saat pelajaran terakhir akan usai siswa SD kelas 6 tampak  mulai bercakap-cakap dengan temannya dan tidak menghiraukan gurunya yang sedang mengajar didepan. Seusai pelajaran guru langsung keluar dan kembali ke kantor dan siswa SD kelas 6 semakin ramai dan tampak berlarian.
Stimulus :Perginya Guru membuat siswa kelas 6 SD semakin ramai dan tampak berlarian
Perilaku yang diulang : siswa kelas 6 SD semakin ramai dan tampak berlarian
3. POSITIVE PUNISHMENT
Memberikan stimulus mengikuti penampilan suatu perilaku dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut.
Stimulus yang diberikan adalah stimulus yang sifatnya tidak menyenangkan atau tidak mengenakkan bagi orang yang menerimanya.
     Simbolnya adalah :    R                   S-
4. NEGATIVE PUNISHMENT
Menghilangkan atau menghindarkan stimulus  mengikuti suatu perilaku dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut
contoh……
Stimulus yang dihilangkan atau yang dihindarkan adalah stimulus yang sifatnya menyenangkan bagi orang yang menampilkan perilaku
Teknik ini sering disebut dengan response cost karena penampilan suatu perilaku akan berarti cost bagi individu tersebut
     Simbolnya adalah:    R                   S+
Contohnya: anak tidak mau belajar maka ia tidak boleh nonton TV
5. EXTINCTION
Mengkhiri hubungan kontingensi antara kejadian perilaku dengan konsekuensi dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut.
Konsekuensi yang dihilangkan adalah konsekuensi yang dianggap memperkuat perilaku yang tidak diinginkan
     Simbolnya adalah:    R                  S+
Contoh: menghentikan kebiasaan ngedot pada anak maka dotnya dihilangkan

PENGUAT DAN PENGGUNAANNYA
Penguat adalah sesuatu (stimulus) yang apabila diberikan atau dihilangkan akan meningkatkan atau menurunkan suatu perilaku. Merupakan suatu konsekuensi yang mempunyai pengaruh kepada perilaku
Penguat  dapat dikelompokkan menurut sifatnya:
      a. Penguat positif  adalah berupa sesuatu yang sifatnya
          menyenangkan atau diinginkan oleh individu
          - apabila diberikan akan memperkuat perilaku
          - apabila dihindarkan akan menurunkan perilaku
          - apabila dihilangkan akan menurunkan perilaku
     
     b. penguat negatif adalah berupa sesuatu yang sifatnya tidak
          diinginkan oleh individu
      - apabila dihindarkan akan meningkatkan perilaku
      - apabila diberikan akan menurunkan perilaku
MACAM-MACAM PENGUAT
1. PENGUAT EKSTRINSIK
     Merupakan penguat yang berada diluar diri individu (berada dilingkungan individu), dapat dikategorikan menjadi dua:
     a. Penguat primer adalah penguat yang belum  dipelajari 
         (innate/ unconditioned), berkaitan dengan kebutuhan
          fisiologis. Orang cenderung merespon kepada penguat
          tersebut secara otomatis tanpa pengalaman belajar.
        b. Penguat sekunder adalah penguat yang sudah dipelajari 
            (semula dipasangkan dengan penguat primer atau stimu
             lus lain yang mempunyai nilai penguat). Misal: bayi tidak
             dibekali kemampuan untuk membedakan antara senyum
             dengan cemberut, tetapi melalui belajar ia dapat memak
             nakannya. 
            Penguat sekunder terdiri dari:
            - Penguat material merupakan benda-benda yang mempunyai nilai bagi individu
            - Penguat sosial adalah perilaku orang lain
         Perilaku orang lain akan menjadi penguat karena pada
         dasarnya semua orang akan memberikan respon khusus
         kepada setiap perilaku yang ditampilkan oleh orang lain
         (banyak digunakan dalam program-program pengubahan
         perilaku yaitu dalam hubungan pertolongan). Merupakan
         penguat alamiah yang mudah didapatkan.
       - Penguat aktivitas yaitu suatu peristiwa atau aktivitas yang
         dapat dijadikan penguat dari suatu perilaku
          Misal: nonton film, TV dapat dijadikan sebagai penguat
          bagi perilaku belajar.
        - Penguat token yaitu sesuatu yang mempunyai nilai dan
          dapat ditukarkan oleh individu yang menerimanya dengan
          sesuatu yang diinginkan (misal: voucer belanja)
       - Penguat premack yaitu suatu perilaku yang tingkat kejadian
         nya tinggi dijadikan penguat bagi perilaku yang tingkat keja
         diannya rendah (jarang dilakukan
         Misal: perilaku bermain dapat dijadikan penguat bagi perila
                     ku makan anak
         Umumnya perilaku yang tingkat kejadiannya rendah adalah
         perilaku yang berhubungan dengan peranan sosial (belajar,
         bekerja), perilaku yang tingkat kejadiannya tinggi adalah
         perilaku yang menyenangkan atau relaks (nonton TV, 
         bermain, santai)
2. Penguat Intrinsik
     Merupakan penguat yang hanya bisa dirasakan oleh individu yang bersangkutan yaitu yang berkaitan dengan faktor emosi. Penguat intinsik merupakan penguat yang dipelajari  melalui proses pemasangan didalam respondent conditioning.
     Misal: rajin belajar akan mendapatkan nilai baik (penguat ekstrinsik) dan munculnya perasaan bangga (penguat intrinsik)                    
memperkuat perilaku belajar. Penggunaan Penguat
Individualisasi penguat yang berbeda mempunyai arti yang berbeda untuk  individu yang berbeda.
Konsekuensi dapat mempengaruhi perilaku secara otomatis Penguat tersebut harus benar-benar diinginkan oleh individu
Konsekuensi harus mempunyai hubungan sangat dekat  dengan perilaku. Konsekuensi hanya diberikan untuk penam pilan suatu perilaku tertentu
Penguat harus digunakan secara konsisten
Konsekuensi harus langsung diberikan setelah perilaku yang   diinginkan ditampilkan. Penundaan pemberian penguat akan mengurangi efektivitas dari penguat
Gunakanlah penguat dalam jumlah yang wajar (sebanding dengan kualitas, jenis perilaku yang ditampilkan)
Gunakan penguat secara bertahap, dimulai dari tingkatan  perilaku yang sederhana hingga ke yang kompleks (eks : kumpulan perilaku - keterampilan)
Gunakan penguat dengan mengikuti persyaratan sbb:
       - individual
       - gunakan berbagai jenis penguat
       - gunakan variasi dalam setiap jenis penguat
       - gunakan pengalaman individu sebelumnya terhadap suatu
         penguat
       - gunakan model (eks : mencontohkan org lain yg punya  korelasi dengan target perilaku)
       - gunakan prinsip depriviasi (betul-betul sangat membutuhkan/diharapkan/diinginkan)

ASESMEN
Asesmen adalah pengukuran perilaku yang menjadi target pengubahan perilaku dan asesmen merupakan hal yang penting didalam pengubahan perilaku karena:
   - menentukan apakah suatu intervensi  diperlukan
   - menjadi dasar pemilihan program intervensi yang paling
     tepat
   - untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku
      setelah intervensi dilaksanakan
Asesmen dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
LANGKAH-LANGKAH ASESMEN:
MENDIFINISIKAN TARGET PERILAKU
        - Untuk mendefinisikan target perilaku perlu
           mengidentifikasi dengan jelas apa yang dikatakan
           atau dilakukan seseorang yang menjadi sasaran
           program pengubahan perilaku.
      
        - Karakteristik definisi perilaku yang baik adalah apabila dua orang
          yang berbeda melakukan pengamatan akan menyepakati bahwa
          perilaku tersebut terjadi. Hal tersebut dinamakan Interobserver
          Reliability (IOR, Bailey, 1977)
      - Dalam mendefinisikan perilaku tidak menggunakan
        label karena label bersifat ambigo yang dapat
        diartikan bermacam-macam, misal label marah dapat
        diartikan berteriak, membanting pintu, mencaci
2. RECORDING
     a. OBSERVER
          Didalam program pengubahan perilaku, pengamatan
         dan pencatatan target perilaku adalah orang lain atau
         orang yang menampilkan perilaku.
        Orang lain terdiri dari profesional, atau orang-orang
        yang ada di lingkungan alamiah klien. Kriteria
        pengamatan yang baik:
        - harus terlatih untuk memisahkan perilaku yang
          menjadi target dengan perilaku-perilaku yang lain
        - pengamat harus berada dekat dengan klien
          sehingga dapat melihat dengan jelas terjadinya
          perilaku
        - mempunyai keinginan dan waktu untuk menjadi
          pengamat
      Observer dapat juga orang yang menampilkan perilaku
      apabila target perilaku tidak mungkin diamati oleh
      orang lain karena perilaku jarang terjadi atau terjadinya
      jika tidak ada orang lain. Apabila si pelaku yang
      mengamati sendiri perilakunya maka disebut Self
      Monitoring.
WAKTU DAN TEMPAT RECORDING
    Waktu pengamatan ditentukan oleh kemungkinan besar terjadinya suatu target perilaku
Tempat  pengamatan dapat terjadi di seting alamiah atau di seting buatan.
Pengamatan di seting alamiah umumnya akan memberikan informasi yang lebih representatif.
Pengamatan di seting buatan mungkin lebih banyak biasnya karena perilaku dipengaruhi oleh seting tersebut, tetapi  mungkin juga lebih banyak manfaatnya karena perilaku dapat terkontrol dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lebih mudah dimanipulasi
Ketika pengamatan dilakukan di seting buatan, maka profesi perlu melakukan simulasi peristiwa-peristiwa yang biasanya mendorong terjadinya target perilaku di seting alamiah
METODA RECORDING
Continuous recording: mencatat setiap target perilaku selama masa pengamatan yang meliputi frekuensi, durasi dan intensitasnya
Product recording: mencatat produk atau hasil dari suatu perilaku
Interval recording: mencatat terjadi atau tidak terjadinya target perilaku secara terus menerus selama interval  waktu pengamatan
Whole Interval Recording
     mencatat  apakah perilaku terjadi selama interval waktu yang  ditentukan  
  Contoh; mengukur perilaku melihat catatan ketika sedang  menyatakan suatu hapalan selama interval waktu 10 menit.
Untuk melakukan pencatatan ini diperlukan instrumen waktu (jam, stopwatch), atau rekaman suara yang memberitahukan awal dan akhir dr suatu interval
Prosedur:
    - tentukan perilaku yang menjadi target
    - tentukan lamanya pengamatan secara
      keseluruhan
    - bagi jumlah waktu pengamatan menjadi 10
      dengan interval waktu yang setiap interval memiliki
      rentang waktu yang sama (dari detik hingga menit)
Catat waktu pengamatan
Amati untuk melihat  terjadinya perilaku selama masa interval, bila perilaku berhenti disetiap titik interval maka tuliskan 0
Diakhir seluruh interval, jumlahkan kejadian perilaku target
Samb…..
Time sample recording: mencatat terjadi atau tidak terjadinya target perilaku dengan menggunakan sebagian waktu selama interval waktu pengamatan
Interobserver Reliability
Untuk menjamin derajat kepercayaan tingkat terjadinya perilaku
Bila skore kesepakatan tinggi kemungkinan tidak akurat, dua pengamat kemungkinan salah karena mengamati perilaku yang bukan menjadi target atau karena ke dua pengamat saling berkomunikasi
 Metoda interval
Prossedur :
Masing-masing membuat kesepakatan tentang interval waktu yang akan digunakan
Catat terjadinya atau tidak terjadinya perilaku sesuai dengan kesepakatan
Jumlah terjadinya perilaku atau tidak terjadinya perilaku dibagi dengan jumlah interval dikalikan 100
    3/5 X 100 = 60 %
Bila jumlahnya antara 70 – 80 adalah cukup, tetapi bila dibawah 70 maka diragukan mengenai prosedurnya
 Hanya menghitung kesepakatan jumlah terjadinya perilaku
Rumusnya adalah: A/(A+D) X 100 =
Hasilnya adalah: 3/(3+1) X 100 = 75 %
Hanya menghitung kesepakatan tentang tidak terjadinya perilaku saja
Rumusnya adalah: A/(A+D) X 100 =
Hasilnya: 2/(2+1) X 100 = 67


Share:

1 comment:

ulya rahman

fabiayyi ala irobbikuma tukadziban

BTemplates.com

Powered by Blogger.

ulya rahman ,anak rantau dari kota demak