Helping people to help themselves

Demak58

Friday, June 26, 2015

Fokus Intervensi Pekerjaan Sosial



FOKUS INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL

Fokus Intervensi Pekerjaan Sosial adalah fokus yang ditujukan kepada orang, baik individu, kelompok, maupun masyarakat baik yang bersifat residual ataupun institusional, baik langsung maupun tidak langsung, baik preventif, kuratif-rehabilitatif, developmental-edukatif, maupun preventif, yang dilandasi oleh seperangkat ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dan kode etik profesi.
FOKUS PEKERJAAN SOSIAL
Pekerjaan Sosial merupakan suatu profesi pertolongan manusia yang bertujuan untuk mencegah dan mengatasi permasalahan sosial orang, sehingga mereka dapat meningkatkan dan memperbaiki keberfungsian sosial.
Keberfungsian sosial dapat dipandang dari berbagai segi:
1.      Kemampuan Melaksanakan Peran Sosial
Peran adalah perilaku yang diharapkan dapat dilakukan oleh seseotang, pola perilaku ini ditentukan berdasarkan budaya dan status yang diduduki oleh seseorang.
a.       Status Sosial
Status Sosial bersifat jamal artinya orang hidup di masyarakat mempunyai status sosial lebih dari satu.
b.      Interaksional
Setiap status sosial seseotang selalu mempunyai pasangan atau berinteraksi dengan pasangannya, interaksi ini sangat mempengaruhi status sosial seseorang, apakah dia berstatus diatas atau berstatus dibawah.
c.       Tuntutan dan Harapan
Setiap status sosial yang dimiliki menuntut tingkah laku yang sesuai dengan norma atau nilai dimana orang tersebut berada.
d.      Tingkah Laku
Setiap orang dituntut dapat melaksanakan tingkah laku yang sesuai dengan status, peranan, tuntutan dan harapan.
e.       Situasional
Orang bertingkah laku sesuai dengan keadaan sangat penting untuk membentuk stasus sosial orang tersebut.
Jadi seseorang yang tidak berfungsi sosial adalah orang yang tingkah laku atau peranannya tidak sesuai dengan peranan yang diharapkan di masyarakat sesuai dengan status sosial yang dimilikinya.
2.      Kemampuan Memenuhi Kebutuhan
Dalam pemenuhan kebutuhan hidup seseorang, orang tersebut harus lah bekerja dan berusaha melakukan suatu hal. Bekerja dalam hal positif dan bekerja dalam hal negatif. Bekerja dalam hal positif merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dengan cara wajar yang dilakukan didalam masyarakat, seperti pegawai, wiraswasta, pedagang. Bekerja dalam hal positif adalah usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang dianggap tidak pantas di masyarakat, seperti pengemis, pengamen, dan berbagai usaha untuk meminta sesuatu kepada orang lain dengan cara memaksa.
Ada Tiga Kemampuan Memenuhi Kebutuhan:
a.       Bersifat jamak
Kebutuhan manusia itu lebih dari satu dan merupakan sekumpulan dari kebutuhan dasarnya.
b.      Kerakteristik dan konteks kebutuhan
Manusia dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat dimana dia berada, maka kebutuhan manusia dipengaruhi oleh kebudayaannya.
c.       Tergantung dari pekembangan
Setiap individu kebutuhannya tergantung pada perkembangan fisik dan psikis. Kebutuhan manusia meliputi kebutuhan umum dan kebutuhan khusus. Menurut Neil Gilbert & Harry Specht kebutuhan yang dibutuhkan seseoran antara lain kebutuhan fisik, emosi, intelektual, spiritual, dan sosial.
3.      Kemampuan Memecahkan Permasalahan Sosial
Menurut Leonora S.de Guzman, Masalah adalah suatu persoalan atau situasi yang menimbulkan ketidakpastian, kebingungan atau kesulitan.
Setiap individu dalam memenuhi kebutuhan, melaksanakan tugas kehidupan, mewujudkan aspirasi dihadapkan pada keterbatasan, hambatan, kesulitan, oleh karenanya dalam kehidupan selalu dihadapkan pada permasalahan yang haru ditangani. Kemampuan seseorang dalam mengatasi dan memecahkan permasalahan yang dialami menunjukkan kemampuannya dalam melaksanakan keberfungsian sosial.
4.      Kemampuan Mewujudkan Aspirasi dan Nilai
Aktualisasi diri adalh tingkat pencapaian atau perkembangan tertinggi (relatif), yaitu potensi yang bisa dicapai oleh seseorang berdasarkan hierarkhi kebutuhan-kebutuhan motivasional.

 I.  FUNGSI POKOK PEKERJAAN SOSIAL
Fungsi pekerjaan sosial dalam pelayanan koreksional mencakup :
1. Membantu klien memperkuat motivasi (helping to strengthen motivasi)
2. Memberikan penyaluran perasaan klien atau ventilasi (allowing for ventilationof feeling)
3. Memberikan informasi kepada klien (giving information)
4. Membantu klien untuk membuat keputusan-keputusan (help offenders to make decisions)
5. Membantu klien merumuskan situasinya (define the situation)
6. Membantu klien untuk merubah lingkungan keluarga dan lingkungan terdekat (modification of the environment)
7. Membantu klien mengorganisasikan pola perilaku (helping offenders recognize behavior patterns)
8. Memfasilitasi upaya rujukan (facilitating referral)
Penerapan peran dan fungsi pekerjaan sosial dapat dilakukan meliputi :
a. Pengendalian dan pengarahan diri (seff control and self instruction)
b. Pengendalian amarah (anger control)
c. Penempatan peran (role taking)
d. Pemecahan masalah sosial (social problem solving)
e. Membangun pikiran bermoral (moral reasoning development)
f. Program berbagai sumber (multimodel programs)

II.   SISTEM SUMBER DALAM PEKERJAAN SOSIAL
Max Siporin, jenis sumber dapat dipandang dari beberapa hal, yaitu :
1. Sumber internal dan eksternal
Sumber internal dapat berupa kemampuan intelektual, imaginasi, kreativitas, motivasi, kegairahan, karakter moral, kekuatan dan ketahanan fisik, stamina, ketampanan atau kecantikan serta pengetahuan.
Sedangkan sumber eksternal dapat berupa harta kekayaan, prestise, mata pencaharian, sanak saudara yang kaya, teman yang berpengaruh dan hak-hak jaminan.
2. Sumber official dan non-official
Sumber official dapat berupa tokoh-tokoh formal, organisasi-organisasi yang secara formal mewakili masyarakat, seperti guru, pekerja sosial, badan konseling, dan badan-badan sosial pemberi pelayanan.
Sedang sumber non- official dapat berupa dukungan emosional maupun sosial dari kerabat, teman serta tetangga, sumber non- official ini merupakan bagian dari sistem sumber pertolongan alamiah.
3. Sumber manusia dan non-manusia
Sumber manusia adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk digali dan dimanfaatkan untuk membantu memecahkan permasalahan klien. Sedang sumber non-manusia adalah sumber-sumber material atau benda.
4. Sumber simbolik-partikularistik, kongkrit-universal dan pertukaran nilai
Sumber simboli-partikularistik dapat berupa informasi dan status sosial seseorang, informasi dan status sosial seseorang di dalam masyarakat mempunyai arti simbolik yang khusus dan dapat dipergunakan sebagai sumber yang dapat digali dan dimanfaatkan.
SISTEM DASAR PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL
Dalam tahun 1973, Allen Pincus dan Minahan menulis Social Work Practice: Model dan Metode,yang merupakan perintis utama dalam penerapan analisis sistem pada praktek pekerjaan sosial. Asumsi dasarnya adalah, bahwa terdapat common core (inti pokok) mengenai keahlian dan konsep yang begitu esensial dalam praktek pekerjaan sosial, yaitu melihat fakta berdasarkan interpretasi teoritis dari teori sistem.
Secara teoritis Pincus & Minahan menyatakan bahwa terdapat empat sistem dasar dalam praktek pekerjaan sosial : sistem pelaksana perubahan (a change agent system), sistem klien (a client system), sistem sasaran (a target system) dan sistem kegiatan (an action system).
Sistem Pelaksana Perubahan (The Change Agent System)
Adalah sekumpulan profesional yang secara khusus bekerja untuk menciptakan perubahan secara terencana. Juga yang merupakan bagian dari sistem pelaksana perubahan adalah adanya organisasi yang mempekerjakan agen perubahan tersebut. (Pincus and Minahan),
1973, p.54). Istilah organisasi pelaksana adalah penting sebagaimana pandangan Pincus & Minahan sepadan dengan penghargaannya (dibayar sesuai kemampuannya) secara perorangan sebagai agen perubahan. Seorang agen perubahan dengan demikian, adalah seorang profesional yang secara khsusus dipekerjakan dalam rangka perubahan berencana.
Sistem Klien (The Client System)
Adalah sejumlah orang yang sepakat atau meminta pelayanan kepada agen perubahan, dan yang bekerja berdasarkan kesepakatan atau kontrak dengan egen perubahan (Pincus & Minahan, 1973, p. 56). Klien dengan demikian dipergunakan dengan penuh kesadaran daripada yang sering diperlakukan oleh pekerja sosial, menghindari kemungkinan dari “melalukan sesuatu” terhadap orang atau organisasi tanpa sepengahuan atau kesepakatan mereka.
Sistem Sasaran (The Target System)
Adalah sekumpulan orang, badan-badan, dan atau organisasi praktek yang memerlukan perubahan melalui pengukuran tertentu dalam upaya mencapai tujuan melalui agen perubahan (Pincus and Minahan, 1973, p. 59). Misalkan, melalui penganalisaan perubahan sistem sasaran dapat terukur efektivitasnya dan memberikan suatu mekanisme pertanggungjawaban.
Sistem Kegiatan (The Action System)
Istilah ini dipakai untuk menggambarkan dengan siapa saja pekerja sosial bekerja dalam upayanya memenuhi tugasnya dan mencapai tujuan perubahan yang diharapkan (Pincus dan Minahan, 1973. p. 61). Salah satunya mungkin akan melibatkan sejumlah sistem kegiatan dengan aspek yang berbeda dari upaya perubahan terencana untuk melengkapi keseluruhan rencana perubahan dari pelaksana (agen) perubahan. Konsep dari metode dan tujuan hasil juga dipergunakan untuk lebih jauh lagi membedakan bagaimana sistem kegiatan dan sistem sasaran dikembangkan dan didayagunakan.

Share:

0 comments:

Post a Comment

ulya rahman

fabiayyi ala irobbikuma tukadziban

BTemplates.com

Powered by Blogger.

ulya rahman ,anak rantau dari kota demak