Sunday, June 28, 2015
Home »
» SKIZOFRENIA
SKIZOFRENIA
SKIZOFRENIA
Gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku
Pikiran yang terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara logis
Persepsi dan perhatian yang keliru.
Afek yang datar (kurangnya ekspresivitas emosional ) atau tidak sesuai,
Berbagai gangguan aktivitas motorik bizarre.
Menarik diri dari pergaulan dan kenyataan
Seringkali masuk dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi.
Ketakutan dan kecemacan yang tidak beralasan.
Skizofrenia
Merupakan salah satu dari psipatologi paling berat.
Kurang dari 1 % dan terjadi pada laki-laki dan prempuan
Muncul pada masa remaja awal dan dewasa awal
Agak lebih awal pada laki-laki daripada perempuan
Usia gangguan lebih muda dalam beberapa dekade terakhir (Dimagio dkk : 2001).
lanjutan
Orang-orang yang menderita skizofrenia umumnya mengalami beberapa episode akut simton2, dimana setiap episode sering mengalami simton2 yang tidak terlalu parah, namaun tetap sangat mengganggu keberfungsian mereka
Komorbiditas dengan penyalagunaan zat merupakan masalah utama bagi para pasien skizofrenia, terjadi 50 % (kosten & Ziedois: 1997).
Simtom yang dialami Skizofrenia
Rentang masalah orang2 yang didiagnosis menderita skizofrenia sangat luas, meskipun dalam satu waktu pasien umumnya mengalami hanya beberapa dari banyak masalah.
Para ahli diagnostik DSM menentukan berapa banyak masalah yang harus ada dan seberapa tinggi kadarnya untuk menjustifikasi penegakkan diagnosis, durasi gangguan juga penting dalam menegakkan diagnosis.
SIMTOM KLINIS SKIZOFRENIA DALAM 3 KATAGORI
Simtom Positif
Simtom Negatif
Simtom Disorganisasi
1. Simtom Positif
Simtom2 positif mencakup hal-hal yang berlebihan dan distorsi, sperti halusinasi dan delusi (waham), simton2 ini menjadi ciri suatu episode akut skizofrenia.
Delusi : keyakinan yang berlawanan dengan kenyataan
Delusi sering dialami pasien skizofrenia lbih aneh dibanding delusi yang dialami pasien berbagai kategori diagnostik lain.
Delusi pad skizofrenia sangat tidak mungkin
Halusinasi dan Gangguan Halusinasi
Suatu pengalaman indrawi tanpa adanya stimulasi dari lingkungan
Distorsi persepsi yang paling dramatis
Yang paling sering halusinasi auditori bukan visual (74 % dari satu sampel menuturkan : Sartorius dkk:1994).
Tipe2 halusinasi :
- Mendengar pikiran mereka diucapkan oleh orang lain
- Mendengar suara-suara yang saling berdebat
-Mendengar suara-suara yang mengomentari perilaku
mereka
2. Simtom Negatif
Mencakup berbagai defisit behavioral: avolition, alogia, anhedonia, afek datar, dan asosialitas
Simtom2 ini cenderung bertahan melampaui episode akut dan memiliki efek parah terhadap kehidupan pasien Skizofrenia
Penting secara prognostik
Merupakan prediktor kuat terhadap kualitas hidup yang rendah ( ketidakmampuan bekerja, hanya memilikisedikit teman setelah 2 tahun dirawat di RS)
a. Avolition
Apati atau avolition mrpkan kondisi kurangnya energi dan ketiadaan minat atau ketidakmampuan untuk tekun melakukan apa yang biasanya merupakan aktivitas rutin.
Pasien menjadi tidak tertarik untuk berdandan dan menjaga kebersihan diri
Mengalami kesulitan untuk tekun melakukan aktivitas sehari-hari dalam pekerjaan, sekolah, Rt.
Menghabiskan sebagian besar waktu tanpa melakukan apapun.
b. Alogia
Merupakan gangguan pikiran negatif
Terwujud dalam beberapa bentuk : miskin percakapan, mengandung beberapa informasi, cenderung membingungkan dan berulang-ulang)
c. Anhedonia
Ketidakmampuan untuk merasa kesenangan yang tercermin dalam :
1. kurangnya minat dalam berbagai aktivitas rekreasional
2. Gagal dalam mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain
3. Kurangnya minat dalam hubungan seks
4. Ada anggapan aktivitas yang menyenangkan, tetapi bagi merka tidak.
d. Afek Datar
Tidak ada stimulis yang dapat memunculkan respon emosional (menatap dengan pandangan kosong, otot2 wajah kendur, mata tidak hidup, ketika diajak berbicara pasien menjawab dengan suara datar dan tanpa nada.
Terjadi 66 % dari suatu sampel besar pasien ksizofrenia. (Satorius dkk: 1974).
Konsep afek datar merujuk pada ekspresi emosi yang tampak dan tidak pada pengalaman dalam diri pasien.
e. Asosialitas
Ketidakmampuan parah dalam hubungan sosial
Mereka hanya memiliki sedikit teman
Keterampilan sosial rendah
Sangat kurang berminat untuk berkumpul bersama orang lain.
Manifestasi skizofrenia seperti ini sering terjadi pada masa kanak-kanak sebelum timbulnya simton yang lebih psikotik.
3. SIMTOM DISORGANISASI
Simtom ini mencakup disorganisasi pembicaraan dan perilaku aneh (bizarre)
Disorganisasi pembicaraan : dikenal dengan gangguan berfikir normal, merujuk pada masalah dalam menggorganisasi berbagai pemikiran dan dalam berbicara, sehingga pendengar dapat memahaminya
Bicara dapat terganggu karena asosiasi longgar atau keluar dari jalur (derailment),
Pasien dapat lebih berhasil dalam berkomunikasi dengan seorang pendengar namun mengalami kesulitan untuk tetap pada satu topik
Pasien seolah terbawa oleh aliran asosiasi yang muncul dalam pikiran yang berasal dari suatu pemikiran sebelumnya dan pasien memberikan deskripsi atas kondisi tersebut.
4. Simtom Lain
Katonia dan afek yang tidak sesuai.
Katonia: abnormalitas motorik, melakukan suatu gerakan berulang kali, menggunakan urutan yang aneh dan kadang kompleks antara gerakan jari, tangan, dan lengan, yang sering tampaknya memiliki tujuan tertentu.
Pasien menunjukkan peningkatan yang tidak biasa pada keseluruhan kadar aktivitas, termasuk sangat riang, menggerakkan anggota badan secara liar, dan pengeluarab ebergi yang sangat besar Mania).
lanjutan
Afek yang tidak sesuai: Respons-respons emosional individu berada di luar konteks ( tertawa sendiri, marah ketika ditanya dengan pertanyaan sederhana ex: apakah baju barunya cocok untuknya?
Eksistensi yang trisolasi, dan kadang pelecehan dan tudingan dari orang lain
Tingkat penyalahgunaan zat tinggi (Fowler dkk:1998)
Mencerminkan upaya untuk terbebas dari berbegai emosi negatif, maka tidak mengherankan bila angka bunuh diri di kalangan skizofrenia tinggi (Blanchard dkk:1999).
SEJARAH KONSSEP SKIZOFRENIA
Gambaran Awal Skizofrenia
Konsep skizofrenia pertama diformulasikan oleh 2 psikiater Eropa, Emil Kraepelin dan Eugen Bleuer.
E. Kraepelin : mengemukakan teorinya mengenai Detemia Praecox: istilah awal skizofrenia (1988), membedakan 2 kelompok utama psikosis, yaitu endogenik (disebabkan secara internal): panik, depresif, dementia praercox : demensia paranoid katatonia, hebefrenia yang dianggap entitas tersendiri.
Skizofrenia dari bahasa yunani : Schizein = membelah dan phren = akal pikiran.
2. Konsep yang Diperluas di AS
Bleuler memberikan pengaruh besar terhadap konsep skizofrenia di AS
Konsep skizofrenia lebih jauh diperluas dengan penambahan 3 praktik2 diagnosis
1. Para ahli klinis di AS cenderung mendiagnosis skizofrenia bila terjadi waham & halusinasi, karena simton2 terutama delusijuga terjadi dalam gangguan mood (DSM-II) (cooper dkk:1972).
2. Para pasien yang dewasa didiagnosis mengalami gangguan kepribadian (terutana skizopital, skizoid, ambang & gangguan paranoid) didiagnosis sebagai skizofrenia berdasarkan kriteria DSM-II
3. Para pasien yang mengalami simton2 skizofrenia yang terjadi secara akut dengan kesembuhan yang cepat didiagnosis menderita skizofenia.
3. Diagnosis DSM-IV TR
Berawal dari DSM-III (American Psychiatric Association, 1994) dan DSM-IV-TR (American Psychiatric Association, 2000) konsep skizofrenia di AS mengalami perubahan besaar.
Mencakup beberapa subtipe skizofrenia : disorganisasi, katatonik, dan paranoid
Sub-subtipe tsb berdasarkan pada siton2 yg lebih dominan : delusi pada subtipe paranoid) dan mencerminkan variasi perilaku
Terdapat cukup banyak tumpang tindih diantara berbagai subtipe tsb hanya memiliki validitas prediktif yg rendah.
4. Kategori Skizofrenia dalam DSM-IV-TR
Tiga tipe gangguan skizofrenia yg tercantum dalam DSM-IV-TR : Disorganisasi, Katatonik, dan paranoid.
Skizofrenia Disorganisasi: cara bicara sulit dipahami, berbicara tidak runut, enggabungkan kata2 sama, menciptakan kata2 baru, sisertai kekonyolan, tertawa sendiri, memiliki afek datar, dan mengalami perubahan emosi.
Skizofrenia Katatonik : Pasien mengalami immobilitas katatonik, keriangan yg liar, menolak perintah dan saran, dan menrukan kata2 oranf lain.
Skizofrenia Paranoid : adanya waham kebesaran, waham cemburu, halusinasi prndengaran, dan mengalami ideas of reference.
ETIOLOGI SKIZOFRENIA
Data Genetik
Faktor Biokimia
Otak dan skizofrenia
Sters Psikologis dan Skizofrenia
Studi Perkembagan Skizofrenia
1. Data Genetik
Menunjukkan hubungan kuat antara orangtua yang menderita skizofrenia dan kemungkinan untuk mengalami gangguan tsb.
Predisposisi genetik untuk menderita skizofrenia dapat berkorelasi biokimia
Teori labeling
Studi orang kembar
2. Faktor Biokimia
Aktivitas Dopamin : teori bahwa skizofrenia berhubungan dengan aktivitas berlebihan neurotransmiter dopamin, terutama didasarkan pada pengetahuan bahwa obat2an yg efektif untuk menangani skizofrenia menurunkan aktivitas dopamin : Parkinson.
Faktor biokimia : reseptor dopamin merupakan pusat gangguan dan lebih besar jumlahnya atau hipersensitif pada penderiata skizofrenia.
3. Otak dan Skizofrenia
Terutama yg mengalami simton negatif, memiliki rongga sisi yg membesar dan berbagai kerusakan prefontalis
Berkurangnya metabolisme dan berbagai abnormalitas struktur pada daerah frontalis dan limbik .
4. Stres Psikologis dan Skizofrenia
Penderita skizofrenia pada kelas sosial ekonomi rendah
Sangat reaktif terhadap stresor pada kehidupan sehari-hari
Gangguan mood
Keluarga (komunikasi, konflik, interaksi)
Anak yg diadopsi oleh keluarga yg terganggu, cenderung mengalami gangguan.
5. Studi Perkembangan Skizofrenia
Latar Belakang
Metode untuk mengungkap
Penelitian-penelitian: keterampilan motorik yg rendah, ekspresi afek negatif.
Subjek resiko yg tinggi
Instrumen asesmen atau diagnosis.
TERAPI SKIZOFRENIA
Penaganan Bilogis
Penangan Psikologis
Manajemen Kasus
Kecenderungan Umum dalam penanganan
1. Penangan Bilogis
Terapi Kejut dan Psychosurgery
Terapi obat : obat-obatan antipsikotik tradisional, terapi obat terbaru
Evaluasi obat terbaru.
2. Penangan Psikologis
Terapi Psikodinamika
Terapi Keluarga dan Mengurangi Ekspresi Emosi
Terapi Personal (pendekatan cognitive Behavior)
Terapi Retribusi (terapi perilaku rasional emotif)
Mengamati fungsi-fungsi kognitif dasar.
3. Manajemen Kasus
Metoda untuk menyediakan pelayanan dimana pekerja sosial klinis menilai kebutuhan klien dan keluarganya yg sesuai dengan menyusun, mengkoordinasikan, memonitor, mengevaluasi, dan melaksanakan advokasi untuk seperangkat pelayanan guna memenuhi kebutuhan khusus klien dari kompleksitas kebutuhannya.
Tujuan:Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan pengembangan kapasitas diri klien.
Fungsi utama: menyediakan nasihat, konseling, dan terapi, dan menghubungkan klien pelayanan-pelayanan social support.
4. Kecenderungan Umum dalam Penanganan
Keluarga dan pasien
Pengobatan
Intervensi yang tepat
Program-program perawatan yang memadai
0 comments:
Post a Comment